Today:Wednesday, 20 November 2024
hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi

Hiperkolesterolemia The Silent Killer?

Hiperkolesterolemia

Menurut NCEP (National Cholesterol Education Program), hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi adalah saat dimana kadar kolesterol mencapai 200 mg/dL atau lebih. Di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit ini mencapai 35% pada tahun 2017.

Penjelasan Singkat Hiperkolesterolemia dan Dislipidemia

Dislipidemia adalah ketidakseimbangan lemak seperti kolesterol, low-density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan high-density lipoprotein (HDL). Dislipidemia menjelaskan semua ketidakseimbangan profil lemak. Sedangkan hiperkolesterolemia adalah bahasa saintifik dari kadar kolesterol tinggi.

Dislipidemia terjadi karena pola makan, paparan asap rokok, atau genetik yang bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular (jantung) dengan komplikasi yang parah.

Sekilas Tentang Kolesterol

Kolesterol adalah jenis lemak yang lunak (waxy) dan merupakan komponen dalam sel. Karena lemak tidak larut dalam air, mereka tidak terurai dalam darah.

Tubuhmu bisa memproduksi kolesterol sendiri, tetapi kamu juga bisa mendapatkannya dari makanan. Uniknya, kolesterol hanya ditemukan pada pangan hewani.

Kolesterol penting karena bisa membantu membran sel untuk membentuk lapisan dan menyintesis (membuat) hormon tertentu, serta memproduksi vitamin D.

Jenis-Jenis Kolesterol

Terdapat tiga jenis kolesterol, yaitu HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat), dan VLDL (partikel dalam darah yang membawa trigliserida).

a. HDL (Kolesterol Baik)

HDL (high-density lipoprotein) atau biasa disebut kolesterol baik. Salah satu jenis kolesterol baik ini akan mengembalikan LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol jahat kembali ke hati dan dikeluarkan dari tubuhmu, sehingga pembentukan “plak” kolesterol di arteri bisa dicegah.

Kadar HDL yang sehat, risiko pembekuan darah, penyakit jantung, dan stroke

akan turun.

b. LDL (Kolesterol Jahat)

LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol jahat adalah jenis kolesterol yang membawa kolesterol ke arteri. 

Jika kadar LDL-mu terlalu tinggi, kolesterol jahat tersebut akan membentuk “plak” pada arteri.

Plak tersebut bisa mempersempit arteri, membatasi aliran darah, dan menaikkan risiko pembekuan darah. 

Kalau darah yang membeku tersebut memblokir arteri di jantung atau otak, hal ini bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.

c. Trigliserida

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang berbeda dengan kolesterol. Ketika kolesterol digunakan tubuh untuk menyintesis hormon, trigliserida berperan sebagai sumber energi.

Ketika kamu mengonsumsi kalori lebih dari kebutuhanmu, kalori tersebut akan diubah menjadi trigliserida. Setelah itu, badanmu akan menyimpan trigliserida tersebut di dalam sel lemak.

Kalau kamu mengonsumsi kalori lebih dari kebutuhan secara rutin, maka hal ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, dan stroke.

Penyebab Hiperkolesterolemia

Berikut beberapa penyebab hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi menurut NHS.

  1. Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak
  2. Kurang berolahraga/beraktivitas fisik
  3. Kelebihan berat badan
  4. Merokok
  5. Konsumsi alkohol
  6. Keturunan

Gejala Hiperkolesterolemia

Secara garis besar, hiperkolesteroemia tidak memiliki gejala, jadi harus dilakukan tes/diagnosis agar mengetahui kadar kolesterol.

Dilansir dari healthline, kebanyakan gejala hiperkolesterolemia justru menyebabkan kejadian darurat seperti serangan jantung/stroke.

Gejala hiperkolesterolemia tersebut biasanya tidak akan terjadi sampai plak menumpuk dan mempersempit pembuluh darah, sehingga hanya sedikit darah saja yang bisa masuk.

Diagnosis Hiperkolesterolemia

Tes darah adalah satu-satunya metode diagnosis hiperkolesterolemia untuk mengetahui apakah kadar kolesterol di tubuhmu sudah melebihi batas atau belum.

a. Level Kolesterol

Bagaimana cara untuk mengetahui apakah level kolesterol masih dalam batas yang aman atau terlalu tinggi (hiperkolesterolemia)?

Dilansir dari Kemenkes, berikut tabel penjelasan informasinya.

Tabel 1. Total Kolesterol dan Levelnya

Kolesterol Total (mg/dL) Kategori
Kurang dari 200 Diinginkan
200-239 Borderline/Agak tinggi
240 atau lebih Tinggi

 

Tabel 2. LDL dan Levelnya

 

Kolesterol Total (mg/dL) Kategori
Kurang dari 100 Optimal
100-129 Hampir optimal 
130-159 Borderline
160-189 Tinggi
190 mG/dL atau lebih Sangat tinggi

 

Tabel 3. HDL dan Levelnya

 

Kolesterol Total (mg/dL) Kategori
60 atau lebih Dianggap terlindungi dari penyakit jantung
Kurang dari 40 untuk pria, dan kurang dari 50 untuk wanita Faktor risiko tinggi untuk penyakit jantung

 

Tabel 4. Trigliserida dan Levelnya

 

Kolesterol Total (mg/dL) Kategori
Kurang dari 150 Normal
150-199 Agak tinggi 
200-239 Tinggi
240 atau lebih Sangat tinggi

 

Dilansir dari healthline, sebaiknya, kamu melakukan pengecekan level kolesterol secara berkala setiap 6 tahun setelah umurmu menginjak 20 tahun.

Komplikasi Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia bisa menyebabkan akumulasi kolesterol yang berbahaya pada arteri atau pembentukan “plak”. “Plak” ini akan menyebabkan komplikasi seperti

a. Sakit di Dada

Jika arteri yang mensuplai darah ke jantung terpengaruh, maka kemungkinan kamu akan mengalami sakit di dada dan gejala penyakit arteri koroner lainnya.

b. Serangan Jantung

Kalau “plak” yang sudah terbentuk di pembuluh darah mengalami robek atau pecah, maka pembekuan darah akan terjadi di sekitar daerah tempat “plak”-nya robek, sehingga aliran darah akan terblokir atau menyumbat arteri.

Jika aliran darah ke jantung berhenti, akan terjadi serangan jantung.

c. Stroke

Mirip dengan serangan jantung, hanya saja pembuluh darah yang diblokir adalah yang mengarah ke otak.

Penanganan Hiperkolesterolemia

Berikut treatment hiperkolesterolemia yang akan diberikan dokter jika kamu mengidap hiperkolesterolemia.

a. Statin

Statin memblokir zat yang hatimu butuhkan untuk memproduksi kolesterol, sehingga hatimu akan membuang kolesterol dari darah.

b. Penghambat Penyerapan Kolesterol

Usus halus menyerap kolesterol dari makanan dan menyebarkannya pada pembuluh darahmu.

Zetia (obat) akan mengurangi kadar kolesterol dengan membatasi kolesterol yang berasal dari makanan. Obat ini bisa digunakan berbarengan dengan statin.

c. Asam Bempedoat

Cara kerjanya mirip dengan statin, hanya saja peluang terjadinya efek samping seperti sakit otot lebih kecil dari statin.

Dosis maksimal dari asam bempedoat bisa mengurangi kadar LDL secara signifikan.

d. Pengikat Asam Empedu

Hatimu menggunakan kolesterol untuk membuat asam empedu yang digunakan untuk pencernaan.

Pengikat asam empedu menurunkan kadar kolesterol secara tidak langsung dengan cara mengikat asam empedu.

Hal ini akan menyebabkan hatimu menggunakan kelebihan kolesterol untuk membuat lebih banyak asam empedu, sehingga level kolesterol akan berkurang.

e. PCSK9 Inhibitor

Obat ini akan membantu hati untuk menyerap lebih banyak LDL yang berarti mengurangi kolesterol yang bersirkulasi dalam peredaran darah.

Biasanya obat ini diberikan kepada pengidap hiperkolesterolemia yang penyebabnya adalah genetik.

Medikasi jika Kadar Trigliserida yang Tinggi

Jika kadar trigliseridamu tinggi, berikut medikasi yang mungkin akan diberikan dokter

a. Fenofibrate

Medikasi ini akan mengurangi produksi VLDL (very low density lipoprotein) dan mempercepat pembuangan trigliserida dalam darah.

VLDL mengandung paling banyak trigliserida.

b. Niacin

Obat ini akan membatasi kemampuan hati untuk memproduksi LDL dan VLDL, tetapi niacin dihubungkan dengan kerusakan hati dan stroke, sehingga dokter hanya akan memberikan obat ini jika statin tidak bisa diberikan.

c. Suplemen Lemak Omega-3

Suplemen ini bisa menurunkan kadar trigliserida.

Cara Mencegah Hiperkolesterolemia

Gaya hidup adalah pasukan garis depan dalam pencegahan hiperkolesterolemia. Berikut perubahan gaya hidup yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut.

a. Konsumsi Makanan Sehat

Perubahan gaya hidup untuk mencegah hiperkolesterolemia bisa dimulai dari hal simpel seperti makan, misalnya

  • Mengurangi konsumsi lemak jenuh untuk menurunkan level LDL
  • Mengeliminasi konsumsi trans fat karena bisa menaikkan kadar total kolesterol
  • Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 seperti salmon
  • Menambah porsi konsumsi serat yang larut dalam air (soluble) karena bisa mengurangi absorpsi kolesterol di dalam pembuluh darah. Contoh makanannya adalah oatmeal, apel, dan pir.

b. Berolahraga

Aktivitas fisik dan olahraga bisa memperbaiki level kolesterol dan mencegah hiperkolesterolemia. Bahkan, level HDL bisa naik dengan aktivitas fisik level moderat.

c. Berhenti Merokok

Berhenti merokok bisa memperbaiki level HDL.

d. Menurunkan Berat Badan

Menurunkan berat badan sedikit saja berkontribusi pada hiperkolesterolemia.

Terapkan diet gizi seimbang, olahraga, tidur yang cukup, dan kelola stres.

Ayo Terapkan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Hiperkolesterolemia

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hiperkolesterolemia bisa dicegah dengan gaya hidup.

Turun berat badan untuk mencapai berat badan ideal adalah salah satu langkah pencegahan hiperkolesterolemia.

Ahli gizi bisa membantumu mencapai tujuan tersebut atau membantumu dalam menyusun pola makan yang tepat jika mengidap hiperkolesterolemia atau ingin mencegah terjadinya penyakit tersebut pada dirimu. 

Yuk ikuti programnya disini!

Share