Mengenal Penyakit Diabetes
Pernahkah kamu mendengar istilah penyakit diabetes? Jika terdengar asing, mungkin kamu pernah mendengar istilah “kencing manis”. Kencing manis merupakan istilah yang sering dipakai orang awam untuk menyebut penyakit diabetes.
Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup atau insulin yang dihasilkan tubuh tidak bekerja dengan efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah.
Menurut WHO, pada tahun 2014, 8,5% orang dewasa mengidap diabetes. Sedangkan pada tahun 2019, diabetes menjadi penyebab langsung pada 1,5 juta kematian dan 48% terjadi pada orang yang berumur kurang dari 70 tahun. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu mengetahui lebih lanjut mengenai diabetes.
Tipe Diabetes
Terdapat dua jenis tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Ada tipe gestasional, tetapi tidak umum.
1. Diabetes Tipe 1
Tipe ini terjadi karena reaksi autoimun yang menyebabkan tubuh berhenti atau hanya sedikit memproduksi insulin karena sel imun menyerang sel beta pankreas yang bertugas untuk memproduksi insulin. Mengutip dari CDC, 5-10% penderita diabetes menderita tipe 1.
Gejala tipe 1 ini bisa berkembang dengan cepat dan diagnosanya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Jika kamu memiliki tipe 1, kamu harus mendapatkan insulin setiap hari sesuai rekomendasi dokter.
2. Diabetes Tipe 2
Untuk tipe 2, badanmu tidak bisa menggunakan insulin dengan baik dan tidak bisa menjaga kadar gula darah pada level normal. Dilansir dari CDC, 90-95% pengidap penyakit ini mengidap tipe 2.
Berbeda dengan tipe 1, tipe 2 berkembang dalam periode bertahun-tahun dan biasanya didiagnosa pada orang dewasa.
Tipe ini bisa dicegah dengan gaya hidup sehat seperti rajin beraktivitas fisik dan menerapkan pola makan sehat (gizi seimbang).
Untuk langkah pencegahan, kamu bisa mengecek kadar gula darah secara berkala pada saat medical check-up.
3. Diabetes Gestasional
Tipe ini kurang umum seperti tipe 1 dan tipe 2.
Bedanya, tipe ini terjadi pada wanita hamil yang bahkan tidak ada riwayat diabetes. Kalau seorang wanita mengidap penyakit ini, maka bayinya akan berisiko untuk mendapatkan masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes tipe 2 ketika sudah berumur.
Gejala Diabetes
Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala di bawah ini:
a. Sering buang air kecil pipis, terutama di malam hari
b. Merasa sangat haus
d. Merasa sangat lapar
e. Penglihatan yang buram
f. Tangan mati rasa
g. Merasa sangat lelah
h. Luka tidak cepat sembuh
i. Memiliki lebih banyak infeksi dari biasanya
Pengidap tipe 1 biasanya memiliki gejala tambahan seperti mual, muntah, dan sakit perut.
Untuk pengidap tipe 2, beberapa orang mungkin tidak merasakan gejalanya. Jika kamu memiliki faktor risiko dari penyakit ini, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan gula darah secara berkala.
Sementara, untuk diabetes gestasional, saat awal kehamilan mungkin gejalanya tidak terasa. Namun, pada saat umur kehamilan mencapai 24-28 minggu, dokter mungkin akan melakukan tes pada untuk mendeteksi penyakit ini.
Faktor Risiko Diabetes
Pemeriksaan diabetes bisa dilakukan dengan beberapa tes, yaitu tes HbA1C, tes gula darah puasa, dan tes toleransi glukosa.
Beda tipenya, beda juga faktor risikonya. Berikut faktor risiko pada masing-masing tipe.
Faktor risiko pada tipe 1 tidak sejelas pada tipe 2. Berikut faktor risikonya:
a. Riwayat keluarga: Memiliki orang tua atau saudara yang merupakan pengidap diabetes tipe 1
b. Umur: Kamu bisa mendapatkan penyakit ini berapapun umurmu, tetapi penyakit ini biasanya berkembang sejak usia kanak-kanak, remaja, dan dewasa muda
Faktor risiko diabetes tipe 2 lebih jelas daripada tipe 1. Kamu berisiko mendapatkan penyakit ini jika:
a. Memiliki prediabetes
b. Kelebihan berat badan
C. Umur 45 tahun atau lebih
c. Mempunyai orang tua atau saudara yang memiliki penyakit ini
d. Aktivitas fisik kurang dari 3x dalam seminggu
e. Pernah memiliki diabetes gestasional atau melahirkan bayi yang lebih berat dari 4 kg
Kamu memiliki risiko diabetes gestasional jika:
a. Memiliki diabetes pada kehamilan sebelumnya
b. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg
d. Umur lebih dari 25 tahun
e. Mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit diabetes tipe 2
f. Mengidap polycystic ovary syndrome (PCOS)
Pemeriksaan Diabetes
Pemeriksaan diabetes bisa dilakukan dengan beberapa tes, yaitu tes HbA1C, tes gula darah puasa, dan tes toleransi glukosa.
1. Tes HbA1C
Tes HbA1C mengukur rata-rata gula darahmu dalam kisaran 2-3 bulan terakhir. Nilai HbAIC di bawah 5,7% berarti normal. Di antara 5,7-6,4% adalah indikasi prediabetes, dan di atas 6,5% berarti diabetes.
2. Tes Gula Darah Puasa
Tes ini mengukur kadar gula darahmu setelah tidak makan dalam 1 malam (puasa). Jika hasilnya di bawah 99 mg/dL berarti normal, 100 sampai 125 mg/dL artinya indikasi prediabetes, dan lebih dari 125 mg/dL merupakan pertanda bahwa kamu mengidap diabetes.
3. Tes Toleransi Glukosa
Ada tes glukosa untuk mengukur kadar gula darah dimana kamu akan mengonsumsi minuman yang mengandung glukosa, lalu darahmu akan dicek untuk diketahui kadar gulanya.
Sebelum dilakukan tes, kamu harus berpuasa (tidak makan) malam sebelumnya. Lalu, kamu akan mengonsumsi minuman yang mengandung glukosa. Setelah itu, akan dilakukan pengecekan gula darah dalam 1, 2, atau bahkan 3 jam lebih.
Dalam 2 jam, jika level gula darahnya di bawah 140 mg/dL, berarti normal. 140-199 mg/dL mengindikasikan prediabetes, dan 200 mg/dL atau lebih merupakan indikasi diabetes.
Komplikasi Diabetes
Komplikasi jangka panjang diabetes dapat berkembang secara berkala. Semakin lama menderita diabetes dan semakin tidak terkontrolnya gula darah, maka semakin tinggi risiko terjadinya komplikasKomplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Kerusakan Mata (Retinopathy)
Karena perubahan kadar cairan, pembengkakan pada jaringan, dan merusak pembuluh darah pada mata. Hal ini bisa menyebabkan kebutaan atau kondisi lain seperti katarak dan glukoma.
2. Masalah pada Kaki
Disebabkan oleh kerusakan pada saraf dan mengurangi aliran darah ke kaki. Jika tidak dirawat, luka akan menyebabkan infeksi serius yang sulit sembuh. Infeksi yang parah dan tidak tertangani dengan baik harus diselesaikan dengan prosedur amputasi.
3. Penyakit Jantung
Disebabkan oleh kerusakan pada aliran darah dan saraf yang mengontrol jantung dan pembuluh darah. Karena kerusakan ini, banyak penyakit yang bisa muncul seperti stroke, serangan jantung, penyempitan arteri, dll.
4. Masalah pada Ginjal
Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah pada ginjal dan proses filtrasi darah akan terganggu. Jika kerusakannya parah, maka efek ini akan irreversible dan memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
5. Gangguan Saraf
Gula yang terlalu banyak bisa menyebabkan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberikan zat gizi pada saraf. Hal ini bisa menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau nyeri yang biasanya dimulai dari ujung kaki dan menyebar ke atas
6. Masalah Seksual
Kerusakan pada saraf dan kekurangan aliran darah berkurang ke area genital dan kandung kemih. Pada laki-laki, hal ini bisa menyebabkan impotensi.
Perawatan
Dokter akan memberikan obat, injeksi atau perawatan lain bergantung pada tipe dan keparahannya.
Suntik insulin menjadi perawatan utama untuk menangani tipe 1. Perawatan ini akan menggantikan hormon yang tidak bisa diproduksi oleh tubuhmu.
Pola makan yang baik dan aktivitas fisik bisa membantu seseorang untuk mengelola diabetes tipe 2. Jika perubahan gaya hidup saja tidak cukup, maka dokter akan memberikan obat penurun gula darah.
Untuk tipe gestasional, kamu harus mengawasi kadar gula darah secara berkala saat hamil. Jika gula darahmu tinggi, maka perubahan pola makan dan olahraga saja tidak cukup untuk menurunkannya.
Jaga Pola Hidup Sehat dan Lakukan Medical Check Up Secara Berkala untuk Mencegah Diabetes
Diabetes menjadi momok mengerikan bagi umat manusia. Bahkan, diabetes tipe 2 menjadi beban utama kesehatan dan ekonomi masyarakat pada abad ke-21.
Pola hidup sehat seperti menjaga pola makan dan rajin beraktivitas fisik bisa menjadi langkah pencegahan. Selain itu, medical check up secara berkala juga dianjurkan agar bisa memonitor gula darah untuk mengetahui kondisi kesehatanmu.
Kamu bisa ikut program Sirka untuk menangani diabetes lohh! Yuk ikuti programnya disini!