Proses Pencernaan Kimiawi dan Gangguannya
Sistem pencernaan terdiri atas kimiawi dan mekanik. Apa itu pencernaan kimiawi?
Apa itu Pencernaan Kimiawi?
Pencernaan kimiawi bertujuan untuk mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran lebih kecil dengan bantuan enzim pencernaan.
Pencernaan kimiawi merupakan proses memecah zat gizi dalam makanan supaya lebih mudah diserap oleh tubuh.
Proses Pencernaan Kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang menggunakan enzim untuk memutus ikatan kimia yang menyatukan makanan. Pemutusan tersebut membuat makanan berubah menjadi zat gizi mikro yang dapat diserap oleh tubuh.
1. Pencernaan Kimiawi di Mulut
Pencernaan kimiawi pertama kali terjadi dalam mulut. Pencernaan secara kimiawi yang terjadi di mulut bertujuan untuk mencerna lemak dan karbohidrat kompleks.
Di dalam mulut, kelenjar lingual mengeskresikan lipase lingual.
Lipase lingual berfungsi memecah lemak dalam bentuk trigliserida menjadi asam lemak, monogliserida, dan digliserida. Kelenjar ludah juga mengekskresikan amilase dan ptialin dalam mulut.
Amilase berfungsi untuk memecah karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi disakarida dan trisakarida. Adapun, ptialin berfungsi memecah pati dan amilum menjadi maltosa dan maltotriosa.
2. Pencernaan Kimiawi di Lambung
Makanan yang dicerna di mulut, kemudian dikirim ke perut (lambung) melalui kerongkongan. Dalam kerongkongan tidak terjadi pencernaan kimiawi. Makanan kemudian melewati kerongkongan dan mengalami pencernaan kimiawi di lambung.
Di dalam lambung pencernaan kimia terjadi dengan bantuan asam klorida dan enzim. Asam klorida dalam lambung dapat melarutkan makanan. Adapun, enzim yang bekerja adalah enzim pepsin yang memecah protein menjadi peptida.
Enzim lipase dalam lambung juga memecah trigliserida menjadi asam lemak dan monoasilgliserida, sehingga, dalam lambung terjadi pencernaan kimia protein dan lemak
3. Pencernaan Kimiawi di Usus Halus
Sebagian besar pencernaan kimiawi terjadi di usus halus.
Dalam usus halus, makanan dicerna secara kimia oleh cairan empedu, cairan pankreas, dan cairan usus yang mengandung banyak enzim.
Enzim dan cairan di usus halus membantu pencernaan kimia karbohidrat, lemak, polipeptida, dan asam nukleat dalam usus halus.
4. Pencernaan Kimiawi di Usus Besar
Setelah pencernaan kimia secara besar-besaran dilakukan di usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar.
Usus besar tidak memiliki enzim pencernaan. Namun, memiliki mikroba berupa bakteri yang dapat melakukan pencernaan kimiawi.
Bakteri dalam usus besar mencerna bahan yang tidak dapat dicerna sebelumnya. Misalnya, vitamin K yang penting bagi pembekuan darah.
Gangguan pada Pencernaan Kimiawi
Beberapa jenis gangguan pada pencernaan kimiawi yang umumnya terkait dengan defisiensi enzim adalah:
1. Gangguan Metabolik
Penderita penyakit metabolik umumnya memiliki kelainan pada gen yang menyebabkan tubuh kekurangan enzim pencernaan, sehingga proses pencernaan dan metabolismenya tidak berjalan dengan normal.
Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan racun dan tidak terserapnya berbagai zat gizi yang penting bagi tubuh akibat kekurangan atau tidak adanya enzim pencernaan tertentu.
2. Penyakit Gaucher
Penyakit genetik ini ditandai dengan ketidakmampuan tubuh dalam memecah lemak, sehingga terjadi penumpukan pada hati, sumsum tulang belakang, dan limpa.
Hingga saat ini kondisi gaucher belum bisa disembuhkan, tetapi pengobatan dapat diberikan untuk membantu meringankan gejala dan mencegah kerusakan organ lebih lanjut.
Pengobatan tersebut bisa berupa terapi penggantian enzim, seperti imiglucerase, pemberian obat-obatan untuk osteoporosis, hingga operasi.
Jika tidak diobati, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi berupa kerusakan tulang, masalah kesuburan, pubertas yang terlambat, atau bahkan kematian.
3. Gangguan Pankreas Kronis
Penyakit ini terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup enzim untuk memecah dan menyerap makanan. Akibatnya, beberapa jenis zat gizi, seperti lemak, vitamin, dan mineral, tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga menyebabkan diare dan penurunan berat badan.
Penderita penyakit ini juga kemungkinan mengalami malnutrisi akibat terhambatnya penyerapan zat gizi.
Selain penyakit-penyakit di atas, masih ada kondisi lain yang dapat menimbulkan ganggan pada enzim pencernaan, yaitu radang pankreas, kanker pankreas, penyakit Crohn, penyakit Celiac, cystic fibrosis, serta gangguan pemulihan pasca operasi pankreas.
Cara agar Pencernaan Kimiawi Terjaga Prosesnya
Mengingat pentingnya proses pencernaan kimiawi, maka kamu perlu menjaga kesehatan pencernaan kimiawi dengan beberapa cara berikut:
1. Konsumsi Makanan Sehat
Makanan sehat dapat membantu organ cerna untuk menjalankan fungsinya dengan optimal.
2. Olahraga secara Rutin
Melakukan aktivitas fisik secara rutin, termasuk dengan olahraga minimal 30 menit sebanyak 5 kali seminggu, juga bisa membantu gerakan peristaltik.
Kamu bisa mulai dengan yang ringan tetapi bisa dilakukan secara rutin, misalnya jalan kaki, jogging, atau bersepeda.
3. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Makanan tinggi serat akan membantu proses enzim dan mekanis makanan di saluran cerna dan melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi serat juga dapat mempertahankan fungsi organ cerna Jadi, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat, termasuk sayur atau buah setiap hari
Rekomendasi Enhans Vibe Fiber Drink untuk kesehatan pencernaan
Untuk memenuhi kebutuhan serat, fiber drink bisa jadi pilhan. Fiber drink adalah minuman yang mengandung serat dan gula untuk memenuhi kebutuhan serat harian dan berbagai manfaat lainnya.
Enhans vibe fiber drink bisa jadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
Minuman ini bermanfaat untuk:
- Mengatasi sembelit
- Meningkatkan kesehatan usus (gut health)
- Mengontrol gula darah
- Mengurangi kolesterol
- Membantu mengontrol nafsu makan
- Membantu menjaga kesehatan pencernaan dan enzim pencernaan
Jaga Kesehatan Pencernaan Kimiawi dengan Serat yang Cukup
Serat sangat memengaruhi kesehatan pencernaanmu termasuk menjaga optimalnya fungsi pencernaan kimiawi.
Jangan lupa penuhi kebutuhan serat harian dan imbangi dengan berolahraga secara teratur, tidur berkualitas, dan manajemen stres yang baik.