Keracunan Makanan
Keracunan makanan (foodborne disease) adalah penyakit yang ditimbulkan karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Lebih dari 200 penyakit disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit atau zat kimia seperti logam berat.
Salah satu diantaranya yang paling umum terjadi adalah keracunan makanan. Apa itu keracunan makanan dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa itu Keracunan Makanan?
Keracunan makanan adalah kumpulan gejala yang ditimbulkan akibat makanan yang mengalami kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dapat mengandung organisme infeksius berupa bakteri, virus, maupun parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme tertentu.
Penyebab Keracunan Makanan
Berdasarkan sumber kontaminasi, terdapat beberapa jenis penyebab terjadinya keracunan makanan.
1. Keracunan makanan dari bahan kimiawi
Keracunan makanan ini disebabkan oleh terdapatnya bahan kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan produksi. Misalnya: pestisida, timah, merkuri, dan kadmium
2. Keracunan makanan dari bahan biologis
Keracunan makanan secara biologis karena memakan tumbuhan yang mengandung senyawa yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan Bahan pangan tertentu secara alami mengandung racun. Contoh: racun jamur, singkong
3. Keracunan makanan dari mikroorganisme
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme ini bisa saja akibat dari 3 hal berikut:
a. Orang yang mengolah makanan
Orang yang memasak kurang menjaga kebersihan ketika memasak/mengolah makanan, sehingga makanan menjadi terkontaminasi.
b. Lingkungan atau area dan peralatan
Adanya debu di ruangan tempat menyimpan bahan makanan, peralatan masak kotor, dsb.
c. Bahan makanan
Bahan makanan yang mengandung mikroorganisme penyebab keracunan pada saat dibawa ke dapur atau bakteri dapat masuk ke bahan makanan karena kegagalan selama proses persiapan hingga pengolahan.
Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme bisa saja dari bakteri ataupun jamur. Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri biasanya akibat Campylobacter jejuni sebanyak 77,3%, Salmonella 20,9%, E. coli 1,4%, dan bakteri lain < 0,1%. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kontaminasi dari mikroorganisme tersebut baru akan menimbulkan keracunan makanan jika mencapai ambang batas tertentu.
Gejala Keracunan Makanan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Kecepatan munculnya gejala keracunan makanan tergantung dari variasi jenis makanan dan penyebabnya. Gejala keracunan akibat mikroorganisme biasanya baru timbul 12–72 jam setelah mengkonsumsi makanan yang beracun
Akan tetapi, secara umum keracunan makanan dapat menyebabkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:
- Mual dan muntah
- Demam
- Diare yang berair atau berdarah
- Nyeri dan mulas pada perut.
Tanda dan gejala bisa timbul beberapa saat setelah memakan makanan yang terkontaminasi, atau bahkan beberapa hari bahkan minggu setelahnya. Gejala umumnya bertahan beberapa jam saja hingga menetap selama beberapa hari.
Dampak Keracunan Makanan
Keracunan makanan bukan merupakan kondisi yang serius secara umum dan pada kondisi ideal dapat sembuh dengan sendirinya.
Akan tetapi, pada beberapa kondisi, keracunan makanan dapat membahayakan dan membutuhkan penanganan khusus di rumah sakit, mulai dari rehidrasi (penggantian air yang hilang) akibat mual, muntah atau diare sampai rawat inap.
Keracunan makanan dapat menyebabkan beberapa komplikasi, dari yang ringan hingga yang lebih serius. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah dehidrasi.
Langkah Mengatasi Keracunan Makanan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa beberapa kasus keracunan makanan biasanya tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, kamu tetap perlu mengetahui cara mengatasi keracunan makanan yang tepat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Gejala biasanya akan hilang dalam beberapa hari
Pada beberapa kasus, orang dewasa dan anak yang kehilangan cairan banyak akibat diare dan muntah, perlu mendapatkan cairan tambahan melalui infus.
2. Penanganan sementara di rumah
Penanganan yang dapat dilakukan di rumah sementara adalah dengan menambah asupan cairan dan elektrolit. Asupan cairan dan elektrolit seperti oralit dapat mengganti cairan tubuh yang hilang karena diare dan muntah.
Mencegah dehidrasi adalah hal yang dapat dilakukan pertama sekali untuk mengatasi keracunan makanan.
Tidak disarankan minum obat antimuntah maupun antidiare tanpa anjuran dari dokter.
3. Hindari makanan yang mengiritasi
Menghindari makanan yang mengiritasi lambung seperti kopi, alkohol, makanan pedas dan berlemak dapat mengurangi keluhan serta mencegah memberatnya gejala.
4. Kasus keracunan makanan yang berat
Beberapa kasus yang disebabkan oleh bakteri akan membutuhkan tambahan antibiotik untuk mengeliminasi penyebab dari keracunan makanan. Jika demikian, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan obat yang sesuai dengan kondisi yang dialami.
Cara Mencegah Keracunan Makanan
Hal -hal yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan makanan adalah:
1. Pastikan mengonsumsi sumber pangan yang sehat
Perlu diketahui bahwa memilih sumber pangan dapat mencegah terjadinya keracunan makanan. Seperti jamur atau singkong, ada yang beracun secara alami, maka penting sekali agar membeli jamur hanya dari sumber yang dapat dipercaya dan sehat.
Pastikan kamu memilih bahan makanan yang bijak dan segar. Sebaiknya membukus daging dan memisahkan dengan makan lain. Setelah sampai di rumah, letakan di dalam lemari es, jika belum ingin dimasak. Jangan lupa perhatikan tanggal kadaluarsa.
2. Mencuci Makanan dan Bahan Makanan
Mencuci semua sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi untuk memastikan sisa penyemprotan bahan kimia atau obat anti hama tidak tertinggal dan jadi sumber keracunan makanan.
Sebelum memasak,, semua bahan makanan perlu dicuci dengan benar. Bahkan, setelah mengupas bahan makanan sekalipun, langkah pencucian harus dilakukan. Bisa saja zat patogen (penyebab penyakit) masuk ke dalam makanan tersebut.
3. Selalu cuci tangan
Disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, sebelum atau setelah menyiapkan makanan. Terlebih lagi, setelah memegang hewan, cuci tangan hingga bersih. Jangan lupakan untuk membersihkan peralatan memasak yang akan digunakan.
4. Pisahkan wadah makanan
Memisahkan makanan mentah dan jadi akan menghindarkan terjadinya kontaminasi. Selain itu, antara daging mentah dan makanan laut mentah juga harus dipisahkan, jika disimpan dalam lemari es. Tempatkan pada wadah tertutup.
Saat memotong makann, disarankan untuk menggunakan talenan yang berbeda, untuk sayuran, daging dan makanan laut. Buang segera makanan yang kadaluarsa, basi atau membusuk.
5. Memasak makanan hingga matang
Untuk memasak daging tidak perlu matang hingga luar dalam. Hanya persiapannya saja lebih higienis. Sedangkan untuk memasak ikan perhatikan tingkat kesegarannya. Semakin lama ikan terpapar udara atau mati, maka semakin lama memasaknya.
6. Perhatikan bahan tambahan dalam makanan
Beberapa orang sangat sensitif terhadap tambahan yang dipakai dalam pengolahan dan/atau pembuatan makanan.
Diantaranya dapat memicu reaksi alergi seperti MSG (monosodium glutamate), tartrazine (pewarna kuning untuk makanan) serta belerang yang dipakai untuk memperlambat oksidasi (misalnya pemutih kentang atau sayuran dan juga yang dipakai dalam pengawetan buah buahan yang dikeringkan).
Untuk itu harus lebih memerhatikan isi bahan pangan untuk menghindari keracunan makanan.
7. Pastikan lokasi makanan dan bahan pangan aman
Hindari posisi makanan yang berdekatan dengan bahan-bahan pembersih lain, seperti pembasmi kuman yang terbuat dari bahan kimia, obat semprot serangga, bahan pembersih, racun tikus.
Bahan-bahan kimia tersebut harus disimpan terpisah dari makanan, alat dan perkakas dapur yang dipergunakan untuk membuat makanan.
8. Panaskan makanan sebelum dihidangkan
Jika ada makanan tersisa dan berencana untuk menyantapnya kembali, maka disarankan untuk memanaskannya terlebih dahulu. Makanan yang tidak dipanaskan berisiko terkontaminasi.. Akan tetapi, jangan lupa bahwa tidak semua makanan bisa dipanaskan ulang
Kenali Bahan Pangan dan Cegah Keracunan Makanan
Kamu bisa mencegah terjadinya keracunan makanan, dimulai dengan hal sederhana seperti melakukan persiapan, pengolahan, penyimpanan, dan penyajian makanan yang benar. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya keracunan makanan.
Namun, jika suatu ketika kamu atau orang disekitarmu mengalami keracunan maka lakukan cara mengatasi keracunan makanan yang sesuai dengan kondisi untuk mencegah dampak yang lebih parah.
Dengan demikian, kamu menjadi lebih mindful serta tenang saat mengonsumsi makanan tanpa harus takut akan keracunan makanan.