Today:Sunday, 24 November 2024
bantuan hidup dasar adalah pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung dan henti napas

Bantuan Hidup Dasar – Langkah Kecil Penyelamat Nyawa

Bantuan Hidup Dasar

Dunia masih berkabung akibat kematian 150 orang pada kejadian tragedi Halloween yang terjadi pada 29 Oktober 2022 di Seoul, Ibukota Korea Selatan. Tepatnya, kejadian ini terjadi di Itaewon yang merupakan pusat kota Seoul. Dari sini kita belajar, cara melakukan bantuan hidup dasar penting sekali untuk diketahui semua orang.

BBC melaporkan, bahwa pada saat itu kerumunan manusia begitu padat hingga orang tidak dapat bergerak. Banyak orang akhirnya berdesakan, terhimpit, hingga terinjak-injak. 

Pada keadaan yang begitu darurat tersebut, banyak orang yang akhirnya mengalami henti jantung dan henti napas sehingga membutuhkan Bantuan Hidup Dasar (BHD). 

Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya mempelajari BHD, terutama dalam keadaan darurat. Apa itu BHD? Mari kita bahas dalam artikel ini. 

Mengenal Bantuan Hidup Dasar

Bantuan Hidup Dasar atau bisa disingkat BHD adalah pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung dan henti napas. Bahasa Inggris untuk istiliah ini adalah Cardiopulmonary Resuscitation atau yang biasa disebut sebagai CPR. Memahami BHD penting sekali untuk semua orang, karena kondisi henti jantung dan henti napas dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. 

Pelatihan BHD untuk masyarakat awam sekarang sudah mulai banyak dilakukan. Segera daftarkan diri pada kelas BHD terdekat agar dapat menyelamatkan nyawa orang di sekitar. Bagi yang belum mendapatkan kesempatan untuk belajar pada kelas BHD, artikel ini dapat disimak untuk mendapatkan gambaran mengenai cara melakukan BHD. 

Bagaimana Cara Memulai Pemberian Bantuan Hidup Dasar?

Biasanya BHD diberikan ketika ada seseorang yang tiba-tiba jatuh atau pingsan dan tidak sadarkan diri. Jika menemukan keadaan seperti ini, maka BHD harus dilakukan. Bagaimana langkah-langkah memberikan BHD? Berikut adalah cara melakukan BHD menurut American Red Cross.  

1. Amankan Diri dan Lingkungan Sekitar

Ketika mendapati orang yang pingsan, segera amankan terlebih dahulu lingkungan sekitar dan diri sendiri. Hilangkan bahaya yang dapat mengancam seperti api, bangunan roboh, pohon tumbang, atau jalan raya yang ramai. 

Pastikan Anda, lingkungan sekitar, dan orang yang pingsan berada dalam keadaan aman sebelum memberikan bantuan. 

2. Cek Kesadaran

Ketika lingkungan sudah aman, cek kesadaran orang yang pingsan tadi. Periksa apakah orang tersebut sadar dan apakah orang tersebut bernapas. 

3. Panggil Ambulans dan Bantuan

Jika orang tersebut sadar dan bernapas dengan baik, namun mengeluhkan sakit, segera panggil ambulan dan bantuan, kemudiandan temani orang tersebut sampai bantuan datang. 

Hal yang sama jika orang tersebut tidak sadar dan tidak bernapas atau bernapas tersenggal-senggal, segera hubungi ambulans, atau minta orang lain di sekitar untuk menelpon ambulans. 

4. Posisikan Kondisi Orang yang Akan Diberikan CPR

Posisikan orang yang pingsan tadi dalam keadaan terlentang di atas lapisan yang datar dan keras (misalkan lantai keramik). 

5. Berikan Kompresi Dada

Untuk melakukan kompresi dada, ada beberapa aturan yang harus dipahami, yaitu:

  • Posisikan tangan penolong di bagian tengah dada. Kedua tangan saling bertumpu, tangan yang dominan berada di bawah. 
  • Siku penolong dalam keadaan lurus dan terkunci (tidak bengkok). Ketika melakukan kompresi, tenaga kompresi berasal dari kedua bahu dan tangan. 
  • Berikan kompresi dada pada kedalaman 2 inchi
  • Berikan kompresi dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit
  • Setiap melakukan kompresi, biarkan dada pasien kembali ke posisi normal (recoil) sebelum melakukan kompresi selanjutnya.

6. Berikan Bantuan Napas (Opsional)

Memberikan bantuan napas adalah sesuatu yang opsional, terutama pada pasien yang tidak kita kenal. Bantuan napas lewat mulut dapat menularkan penyakit dari pasien ke penolong. Oleh karena itu bantuan napas hanya direkomendasikan jika dilakukan dengan alat, atau penolong mengenal baik pasien yang pingsan. Jika penolong khawatir akan penularan penyakit, lanjutkan BHD dengan cara kompresi dada saja sampai ambulans datang.

Cara melakukan bantuan napas adalah sebagai berikut:

  • Lakukan pembukaan jalan napas. Dilakukan dengan teknik head tilt-chin lift. Yaitu dorong kepala ke bawah, dan dorong dagu ke atas sehingga jalan napas terbuka
  • Setelah itu berikan bantuan napas dari mulut ke mulut selama 1 detik, pastikan dada pasien terangkat, dan biarkan udara keluar sebelum memberikan napas selanjutnya
  • Bantuan napas diberikan 2 kali setiap 30 kali kompresi dada

7. Gunakan Automated External Defibrillator

Automated external defibrillator atau AED adalah alat yang digunakan untuk melakukan kejut jantung pada pasien yang pingsan. Alat ini dapat membaca irama jantung pasien dan memberikan kejut jantung jika pasien membutuhkan. Alat ini sudah banyak tersedia di tempat umum seperti rumah sakit, bandara, dan stasiun. 

Sembari BHD diberikan, minta orang lain untuk mencari AED. Jika  tersedia segera pasang AED dan ikuti intruksi yang diberikan oleh alat. 

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Menghentikan Bantuan Hidup Dasar?

BHD dihentikan ketika ambulans atau tenaga medis terlatih telah tiba di lokasi kejadian. Jika tenaga medis dan ambulans belum tiba, lakukan terus BHD, bergantian dengan orang lain yang juga terampil melakukan BHD. 

Melakukan BHD cukup melelahkan, BHD dapat dihentikan walau ambulans belum datang, jika penolong merasa sangat kelelahan dan tidak mampu lagi melanjutkan BHD. 

Menjadi terampil dalam melakukan BHD sangat penting. Henti jantung dan henti napas dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, segera ikut kelas bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan nyawa orang-orang di sekitar kita.

Share