Jenis Stroke, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengatasinya
Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di dunia. Stroke terjadi saat darah pembawa suplai oksigen dan zat gizi ke otak terhenti karena tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Ketika hal itu terjadi, bagian otak yang seharusnya mendapatkan suplai darah tersebut kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian sel dan kerusakan otak. Jenis stroke sendiri terbagi menjadi tiga jenis.
Di Indonesia, stroke masih menduduki peringkat tertinggi penyebab kematian setiap tahunnya. Di Amerika, 759.000 orang setiap tahunnya terkena stroke.
Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia menyatakan sekitar 10,9% atau sekitar 2 juta orang terkena stroke.
Yuk ketahui lebih lanjut tentang stroke!
Jenis Stroke
Jenis stroke ada tiga. Jenis stroke tersebut diklasifikasikan berdasarkan apa yang terjadi terhadap pembuluh darah otak.
a. Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling sering terjadi (87% dari angka seluruh kejadian stroke). Sumbatan pada stroke iskemik terjadi ketika plak di pembuluh darah terlepas dan menyumbat pembuluh darah otak. Plak awalnya terbentuk akibat penumpukan lemak di pembuluh darah yang seringnya diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam darah.
b. Stroke Perdarahan (Stroke Hemoragik)
Jenis stroke hemoragik terjadi pada sekitar 13% kasus stroke.
Perdarahan terjadi ketika salah satu pembuluh darah yang tipis di otak pecah. Pembuluh darah yang pecah menyebabkan tumpahan darah di area sekitar terjadinya pecahan sehingga aliran darah ke jaringan otak terhambat.
Selain itu, kondisi ini dapat meningkatkan tekanan dalam otak dan dapat berbahaya menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
c. Stroke Ringan (Transient Ischemic Attack/TIA)
Transient Ischemic Attack (TIA) sering juga disebut ‘stroke mini’ atau ‘stroke ringan’.
Jenis stroke ini terjadi akibat gangguan aliran darah yang sementara, contohnya saat terjadi penyempitan pembuluh darah untuk beberapa saat kemudian pembuluh darah kembali melebar seperti semula atau terjadi sumbatan sementara di pembuluh darah namun sumbatan kembali membuka.
Jenis stroke ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam dan menghilang dalam waktu 24 jam. Terjadinya stroke ringan ini merupakan pertanda kemungkinan adanya sumbatan pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya jenis stroke yang lain.
Faktor Risiko Stroke
Stroke memiliki beberapa faktor risiko, di antaranya:
- Usia
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Riwayat penyakit jantung
- Diabetes
- Obesitas
- Merokok
- Kurang aktivitas
- Diet tidak sehat
- Konsumsi alkohol
- Riwayat keluarga
- Riwayat Stroke ringan / TIA
Beberapa faktor risiko diatas dapat dikendalikan, namun ada beberapa yang tidak bisa dikontrol seperti usia. Ya, stroke dapat terjadi pada orang di usia berapapun, namun risiko akan meningkat dua kali lipat setiap dekadenya setelah usia 55 tahun.
Gejala Stroke
Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada area otak terjadinya stroke dan sejauh mana terjadinya kerusakan. Secara umum stroke dapat mengakibatkan gangguan pada gerakan, pikiran, bicara, penglihatan, dan memori.
Untuk mengenali gejala dan tanda stroke dengan mudah, pada tahun 2008 American Stroke Association mengimplementasikan akronim “F.A.S.T.” agar orang awam mampu mengenalinya, kemudian akronim ini diperlengkap menjadi “B.E. F.A.S.T.” oleh Intermountain Healthcare dengan arti
a. Balance
Balance (keseimbangan) : perhatikan apakah terdapat gangguan keseimbangan mendadak? Contoh tiba-tiba bertumpu pada salah satu sisi saat berjalan atau kesulitan untuk berjalan.
b. Eyes
Eyes (penglihatan) : perhatikan apakah ada gangguan penglihatan secara mendadak? Contoh tidak bisa melihat di salah satu atau kedua mata, atau keluhan pandangan ganda.
c. Face
Face (wajah) : perhatikan apakah ada perubahan kesimetrisan wajah secara mendadak? Contoh senyum tidak simetris, wajah tampak jatuh, atau air liur keluar berlebih.
d. Arm
Arm (lengan) : Apakah kemampuan untuk menggerakkan tangan berkurang? Minta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan.
e. Speech
Speech (bicara) : Apakah ada perubahan kemampuan berbicara secara mendadak? Contoh tiba-tiba bicara menjadi tidak jelas dan susah dimengerti.
f. Time
Tima (waktu) : Segera mintalah pertolongan gawat darurat! Sel otak dapat rusak dalam beberapa menit jika tidak mendapat oksigen yang cukup.
Diagnosis Stroke
Dokter dapat mencurigai terjadinya stroke berdasarkan hanya dari gejala dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Untuk memastikan jenis stroke, dokter dapat melakukan CT-scan kepala ataupun MRI agar dapat memberikan pertolongan yang tepat.
Penanganan Stroke
Penanganan stroke sejak awal dilakukan saat orang yang mengalaminya mendapatkan pertolongan pertama dari dokter.
Dokter akan berusaha memastikan kebutuhan oksigen otak terpenuhi. Dokter juga akan menanyakan kapan pertama kali terjadinya keluhan, karena apabila pertolongan pertama diberikan cepat dalam waktu kurang dari 3 jam maka kemungkinan sembuh akan tinggi dan kecacatan dapat dicegah.
Jika terjadi jenis stroke perdarahan, maka dokter kemungkinan akan menyarankan operasi atau prosedur intervensi endovaskular (memasukkan selang ke pembuluh darah) untuk menghentikan perdarahan.
Pada dasarnya penanganan stroke bergantung pada jenis stroke, lama terjadinya, dan kondisi orang yang mengalami stroke. Sehingga, jangan membuang waktu jika kamu mengetahui ada orang yang mengalami gejala stroke ya! Segera mintalah pertolongan gawat darurat.
Pencegahan Stroke
Apa pun jenis strokenya, mencegah stroke dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke. Langkah yang bisa kamu ambil yaitu:
- Terapkan gizi seimbang sehari-hari
- Pertahankan berat badan normal/ideal/sehat
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin 150 menit/minggu
- Tidak merokok
- Batasi konsumsi alkohol
- Kontrol penyakit yang menjadi risiko (diabetes, hipertensi, kolesterol, jantung)
- Minum obat
Apakah bisa Sembuh dari Stroke, Apa pun Jenis Strokenya?
Sembuh seperti sedia kala dari stroke bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, apabila penanganan yang tepat diberikan segera. Namun, sebagian besar orang tidak mengalami keberuntungan tersebut.
Setelah terjadinya stroke, maka proses rehabilitasi harus segera dimulai untuk menunjang pemulihan. Proses pemulihan ini bervariasi pada setiap orangnya, bisa dalam hitungan minggu, bulan, ataupun tahun. Maka dari itu lebih baik kita mencegah stroke daripada mengobati. Yuk mulai perjalanan hidup sehatmu dengan mengklik link ini!