Penyakit Jantung Koroner
Apa itu penyakit jantung koroner? Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit jantung koroner adalah penyebab 1 dari 3 kematian. Lebih dari 800.000 orang meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Karena penyakit jantung koroner berbahaya, sangat penting bagi kita untuk mengetahui seluk-beluknya.
Penyakit jantung koroner adalah istilah yang digunakan untuk penyakit jantung yang terjadi pada pembuluh darah koroner. Sebelum membahas penyakitnya, penting bagi kamu untuk mengetahui pembuluh pembuluh darah koroner.
Pembuluh Darah Koroner
Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang khusus menyuplai darah ke otot jantung.
Seperti organ dan otot lainnya dalam tubuh, otot jantung membutuhkan darah kaya dengan oksigen dan nutrien lain.
Pembuluh darah koroner melingkari jantung dan memiliki cabang-cabang ke seluruh otot jantung untuk memastikan setiap otot mendapatkan suplai yang dibutuhkan.
Bekerjanya otot jantung bergantung pada suplai pembuluh darah koroner.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Kalau kamu sebelumnya pernah mendengar serangan jantung, sebenarnya hal ini diakibatkan terganggunya suplai dari pembuluh darah koroner ke otot jantung. Jika dibiarkan serangan jantung akan menyebabkan kematian.
Penyakit jantung koroner tidak serta merta terjadi, ada proses di dalamnya. Penyakit jantung koroner dimulai dengan terjadinya penumpukan material lemak yang menumpuk di dalam pembuluh darah koroner, proses ini disebut dengan atherosclerosis. Akhirnya, pembuluh darah koroner menjadi menyempit dan kaku sehingga jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup.
Penumpukan material lemak ini akhirnya menjadi ‘plak’. Jika plak ini lepas dari pembuluh darah, luka yang terbentuk akibat terlepasnya plak menyebabkan terjadinya sumbatan. Sumbatan ini dapat menghalangi aliran darah, baik sebagian atau seluruhnya, sehingga menimbulkan serangan jantung.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan lebih umum terjadi pada usia di atas 40 tahun.
Beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yang penting adalah diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, konsumsi alkohol, berat badan berlebih, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner.
Faktor risiko dari penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
a. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner yang Dapat Diubah
Beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat diubah, yaitu :
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Merokok
- Konsumsi alkohol
- Berat badan berlebih
- Kurang aktivitas fisik
b. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner yang Tidak Dapat Diubah
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah:
- Usia
- Laki-laki
- Riwayat keluarga
Melihat faktor risiko penyakit jantung koroner di atas, lebih banyak faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat diubah dibandingkan yang tidak, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan sejak dini.
Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung Koroner
Jika kamu memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner, dokter akan melakukan screening terhadap seluruh risiko.
Pertama, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat penyakit.
Keluhan utama yang paling sering dikeluhkan pada penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Nyeri dada dapat terjadi saat beraktivitas maupun tidak. Nyerinya juga terasa seperti tertindih dan menjalar ke punggung ataupun lengan.
Nyeri dada ini diakibatkan terlalu banyaknya ‘plak’ yang menumpuk dan otot jantung tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Selain itu, keluhan tambahan yang dapat dirasakan seperti lemas, sesak, pusing, dan keringat dingin.
Setelah itu dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, yaitu :
a. EKG (Elektrokardiogram)
EKG dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik dari jantung.
Alat diagnosis ini juga dapat mendeteksi terjadinya sumbatan total maupun sebagian pada pembuluh darah koroner.
b. Echocardiogram
Echocardiogram menggunakan gelombang suara seperti USG.
Metode diagnosis ini akan memberikan gambaran jantung, aliran darah, dan katup jantung dengan lebih jelas.
c. Treadmill Test
Tes ini menguji perubahan detak jantung saat kamu sedang berjalan di atas treadmill.
Treadmill test akan menilai aktivitas jantung kamu saat kamu sedang beraktivitas yang membutuhkan pompa darah lebih banyak.
d. X-ray (Sinar X)
X-ray akan memperlihatkan ukuran dan bentuk jantung, serta organ di sekitarnya seperti paru-paru, pembuluh darah, trakea, bronkus, dan lain-lain.
e. Kateterisasi Jantung
Prosedur kateterisasi dilakukan dengan memasukkan selang tipis berkamera melalui pembuluh darah lengan atau paha menuju pembuluh darah koroner di jantung.
Prosedur ini membantu memperlihatkan secara langsung ada tidaknya sumbatan di pembuluh darah koroner dan cabangnya.
f. Angiogram Koroner
Prosedur ini dilakukan bersamaan saat prosedur kateterisasi.
Dokter akan menyuntikkan pewarna kontras untuk pembuluh darah koroner yang kemudian hasil gambarnya akan ditangkap melalui X-ray.
g. Scan Kalsium Arteri Koroner
CT-scan dilakukan untuk melihat adanya penumpukan kalsium dan plak di pembuluh darah koroner.
Komplikasi Penyakit Jantung Koroner
Komplikasi paling fatal dari penyakit jantung koroner adalah kematian. Penyakit Jantung Koroner masih menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.
Selain itu, Penyakit Jantung Koroner dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan irama jantung, sesak, gangguan pada fungsi hidup.
Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan dilakukan untuk mengurangi risiko. Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Obat-obatan
Jika kamu memiliki risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Maka, obat-obatan untuk setiap penyakit tersebut akan diresepkan dokter untuk mengontrol penyakitnya.
b. Perubahan Gaya Hidup
Kamu akan disarankan untuk berhenti merokok dan minum alkohol serta menurunkan berat badan dan melakukan aktivitas fisik.
c. Angioplasti Koroner
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan balon atau stent (ring) ke pembuluh darah koroner.
Prosedur ini dilakukan untuk membuka sumbatan dan memastikan aliran darah berjalan dengan lancar.
d. Operasi Bypass
Operasi bypass dilakukan jika prosedur angioplasti sudah tidak dapat dilakukan dan dianggap tidak cukup untuk mengobati.
Prosedur ini dilakukan dengan penggantian pembuluh darah koroner yang rusak dengan pembuluh darah yang biasanya diambil di kaki.
Operasi ini bertujuan memastikan aliran arah berjalan dengan baik.
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner dengan cara perubahan gaya hidup, seperti :
a. Diet Sehat
Diet sehat yang dilakukan adalah diet seimbang dengan diet rendah lemak dengan dan tinggi serat.
Selain itu, batasi garam untuk menurunkan tekanan darah dan gula untuk mengontrol kadar gula darah.
Diet sehat penting dilakukan untuk menurunkan berat badan.
Kelebihan berat badan akan membuat kerja jantung lebih berat sehingga penting sekali untuk mempertahankan berat badan ideal.
b. Melakukan Aktivitas Fisik secara Rutin
Aktivitas fisik dapat mengurangi berat badan, menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.
Bagi orang dewasa, direkomendasikan beraktivitas fisik minimal 30 menit-1 jam sebanyak 3 kali seminggu.
c. Berhenti Merokok
Berhenti merokok bisa mencegah penyakit jantung koroner.
Mari Cegah Penyakit Jantung Koroner dengan Pola Hidup Sehat!
Nah, karena sekarang kamu sudah lebih memahami penyakit jantung koroner, penyakit yang mematikan, tetapi bisa dicegah.
Yuk, segera lakukan langkah pencegahan sejak dini dengan mengubah faktor yang dapat diperbaiki, dengan mulai hidup sehat.
Diet sehat sangat penting dalam proses mencegah maupun mengobati. Kamu bisa mengonsultasikan langkah pencegahan dan pengobatan dengan diet sehat bersama dengan ahli gizi tersertifikasi di Sirka.
Ayo ikuti programnya disini!