Today:Friday, 26 April 2024

Perbedaan Ahli Gizi, Dietisien, dan Dokter Gizi

Apa Perbedaan Ahli Gizi, Dietisien, dan Dokter Gizi?

Dalam hal menentukan pemenuhan kebutuhan gizi, seperti merencanakan menu makanan terbaik untuk program diet dan pola penurunan berat badan, bahkan untuk memiliki tubuh yang lebih sehat, sebaiknya kamu didampingi oleh seorang profesional gizi.

Dikutip dari Kemenkes, profesi gizi adalah mereka yang bekerja di bidang gizi berdasarkan keilmuan (body of knowledge). Para profesi gizi ini memiliki kompetensi yang didapat dari  pendidikan yang berjenjang dan memiliki kode etik. Sebagai profesi gizi, mereka dituntut memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan gizi klinik, perencanaan menu makanan, pelayanan gizi masyarakat, penyuluhan gizi serta mampu menjadi konsultan gizi. Beberapa dari profesi gizi yang kita kenal, seperti Ahli Gizi, Dietisien dan Dokter Gizi seringkali dinilai sama, namun nyatanya berbeda.

Lalu, apa perbedaan Ahli Gizi, Dietisien dan Dokter Gizi ini? 

  • Ahli Gizi atau Nutrisionis

Ahli Gizi atau Nutrisionis merupakan tenaga spesialis yang memiliki keahlian di bidang pelayanan gizi, pola makanan sehat dan masalah kesehatan serta dietetik dengan menempuh pendidikan dalam bidang ilmu gizi dan mendapatkan gelar S.Gz. (Sarjana Gizi) atau M.Gz. (Magister Gizi).

Membantu kamu dalam memberikan edukasi terkait nutrisi, jenis makanan dan pola makan seimbang serta memberikan solusi atas masalah gizi kamu melalui program diet, para Ahli Gizi ini lebih memfokuskan pada penanganan masalah gizi masyarakat (community nutrition) dibandingkan dengan menangani orang dengan masalah medis tertentu. Untuk itu, para Ahli Gizi tidak bisa bekerja di pelayanan klinik seperti rumah sakit. Banyak dari pada Ahli Gizi ini bekerja untuk pemerintah atau badan publik bahkan tak sedikit dari mereka yang bekerja langsung dengan klien secara mandiri.

  • Dietisien atau Ahli Diet

Dietisien atau ahli diet dan Ahli Gizi adalah seorang profesi gizi yang sama-sama ahli di bidang pangan dan gizi yang mempelajari bagaimana pola makan yang sehat mempengaruhi kehidupan seseorang. Namun, seorang Dietisien yang sudah menempuh pendidikan Sarjana Gizi harus menempuh lagi pendidikan praktik klinis gizi atau Dietetic Internship, serta melakukan ujian kompetensi untuk mendapat gelar Registered Dietitian (RD). Sedangkan Ahli Gizi tidak menempuh pendidikan praktik klinis gizi. Nah! Biasanya, seorang Dietisien ini bekerja di fasilitas kesehatan, industri, kementerian kesehatan, hingga lembaga non-pemerintah.

Seorang Dietisien dapat mendiagnosis masalah gizi tertentu pada seseorang, hingga solusi cara menanganinya melalui proses pengobatan dengan berfokus pada perencanaan pola makan dan memberikan rekomendasi nutrisi untuk kamu yang ingin mencapai berat badan ideal. Dikutip dari BetterHealth, berikut beberapa penyakit yang dapat ditangani oleh seorang Dietisien dari segi zat gizi:

Selain memberikan diet khusus kepada pasien dengan penyakit tertentu, Dietisien juga akan memberikan saran seputar menjaga status gizi pasien selama perawatan.

Dikutip dari Kemenkes, untuk menjadi seorang dietisien di Indonesia, kamu harus mempunyai kualifikasi dari perguruan tinggi yang sudah terakreditasi di bidang atau program:

  • Akademi gizi (B.Sc Gizi),
  • Diploma III Gizi (Ahli Madya Gizi),
  • Diploma IV Gizi (Sarjana Terapan Gizi), atau
  • Strata Satu Gizi (S.Gz).

Jangan sampai kamu keliru menyebut seorang Ahli Gizi dan Dietisien ini sebagai seorang dokter, ya. Meskipun sama-sama ada di bidang gizi, tetapi Ahli Gizi dan Dietisien berbeda dengan Dokter Gizi dari sisi kompetensi, wewenang, serta lingkup kerjanya.

  • Dokter Spesialis Gizi atau Dokter Gizi

Dokter Spesialis Gizi atau Dokter Gizi harus menempuh pendidikan dokter dan profesi dokter atau seseorang dengan lulusan magister gizi yang setelah itu harus masih melewati program pendidikan spesialis gizi klinik untuk mendapatkan gelar sebagai Dokter Spesialis Gizi Klinik (SpGK). Berfokus dalam menangani kondisi medis terkait gizi, Dokter Gizi akan membantu kamu dalam memberikan terapi gizi yang disesuaikan dengan riwayat penyakit, keadaan umum, dan masalah gizi yang muncul akibat penyakit tertentu pada setiap individu secara akurat baik dalam aspek pencegahan, penyembuhan, hingga rehabilitasi.

Berbeda dengan seorang Dietisien yang hanya memberikan program diet khusus dan saran seputar status gizi seseorang, Dokter Gizi turut membantu memberikan resep obat-obatan, suplemen serta pengawasan terapi gizi seseorang.

Nah! Setelah mengetahui perbedaan dari ketiga profesi gizi ini, tentunya sekarang kamu dapat menentukan pendamping gizi profesional yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kamu dalam memenuhi kebutuhan gizimu.

Sirka.io Sebagai Pendamping Diet Kamu

Sirka.io memiliki Ahli Gizi hingga Registered Dietitian berpengalaman yang terakreditasi dan kompeten dalam hal memberikan informasi seputar gizi, rekomendasi makanan dan pola hidup sehat dengan jelas dan tepat sasaran seperti, berapa banyak makanan yang dapat kamu konsumsi, bahan makanan apa yang disarankan, dibatasi, dan dihindari, serta cara memasak makanan yang tepat yang akan disesuaikan dengan kondisi kamu, termasuk alergi, rutinitas, hingga budget kamu yang tersedia dalam dua pilihan program konsultasi di Sirka.io, yaitu program dalam 3 dan 6 bulan.

Jadikan Sirka sebagai partner gaya hidup kamu sekarang dengan mengklik link ini!

Referensi:
Kemenkes: bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Etika-Profesi_SC.pdf
BetterHealth: betterhealth.vic.gov.au/health/servicesandsupport/dietitians

Share