Growth Spurt

Tumbuh kembang anak adalah fase yang krusial bagi anak dan orang tua. Fase ini menentukan kesehatan anak di masa depan. Namun, ada beberapa proses yang perlu dikenali dalam fase tumbuh kembang, salah satunya adalah growth spurt. 

Growth spurt merupakan kondisi yang perlu dikenali orang tua selama masa tumbuh kembang anak. Pada sebagian anak growth spurts tidak menimbulkan masalah. Namun, pada beberapa anak yang lain, kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Jadi apa itu growth spurts? Dan bagaimana sikap orang tua yang baik pada growth spurts? Mari kita simak!

Apa itu Growth Spurt?

Bayi dan anak akan mengalami fase tumbuh kembang seiring dengan berjalannya usia. Setiap anak bersifat unik dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Anak akan terus mengalami tumbuh kembang hingga berhenti pada usia 15-20 tahun. 

Growth spurt adalah salah satu kejadian dalam tumbuh kembang. Kondisi ini dicirikan dengan adanya pertumbuhan tinggi dan berat yang pesat dalam periode waktu yang singkat. 

Apa sih Tanda Growth Spurt?

Ada beberapa tanda yang dapat dilihat orang tua sebagai tanda terjadinya growth spurts. Pada fase ini anak akan mengalami peningkatan massa tulang, otot, dan lemak yang pesat dalam waktu singkat. Ada beberapa tanda umum yang dapat ditunjukkan anak, di antaranya:

• Penurunan atau peningkatan napsu makan
• Sering terlihat emosional
• Munculnya gigi susu pada bayi atau gigi permanen pada dewasa
• Terjadinya menstruasi, perubahan suara, atau munculnya rambut pubis. 

Selain itu, ada juga tanda growth spurts yang spesifik tergantung tahap tumbuh kembang anak. Berikut uraiannya:

1. Growth Spurt pada Bayi

Bayi dapat mengalami growth spurts pada 2 tahun pertama kehidupan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya berat dan tingginya. Tinggi bayi dapat meningkat 25 centimeter pada fase ini. Sedangkan berat badannya dapat mencapai tiga kali lipat berat lahir pada tahun pertama. 

2. Growth Spurt pada Anak

Antara usia pra sekolah dan usia pubertas, kebiasaan makan anak akan berubah. Pertumbuhannya akan melambat Namun, stabil. Saat usia anak mencapai 5 tahun, tinggi anak akan menjadi dua kali lipat tinggi saat lahir. Tinggi anak akan terus meningkat setiap tahunnya hingga fase remaja. 

3. Growth Spurt pada Remaja

Remaja mengalami fase growth spurts bersamaan dengan waktu terjadinya pubertas. Anak perempuan biasanya akan mengalami fase ini di antara usia 9 dan 15. Sedangkan anak laki-laki mengalami fase ini pada usia 12 hingga 17 tahun. Remaja dapat tumbuh 9 sampai 10 cm pada fase growth spurts. 

Tips Menghadapi Growth Spurts

Pada fase bayi, growth spurts dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan kelaparan yang meningkat pada bayi. Pada fase ini, bantu tenangkan anak dengan meletakkan anak pada kondisi yang nyaman dan memberikannya air susu ibu/makanan pendamping air susu ibu (tergantung usia anak) ketika anak lapar. 

Pada fase usia sekolah, growth spurts dapat menimbulkan perubahan pada pola makan, pola tidur, perilaku, dan bentuk badan. Sebagai orang tua, sebaiknya temani anak melalui proses ini dan jelaskan perubahan yang terjadi pada anak sebagai sesuatu yang wajar. 

Bantu anak untuk menyesuaikan kebutuhan makan dan tidurnya. Selain itu, pada fase ini anak akan mengalami perubahan kondisi emosional. Pastikan untuk selalu memberikan pengertian pada anak, dan memahami bahwa fase growth spurts adalah fase yang normal dalam tumbuh kembang anak. 

Kenali dan Bantu Anak saat Fase Growth Spurts

Fase growth spurts adalah fase yang penting pada anak dan remaja. Fase ini bisa saja menyebabkan anak dan remaja mengalami rasa tidak nyaman karena perubahan pada dirinya. 

Sebagai orang tua, pastikan kamu selalu ada mendampingi anak dalam melewati fase ini. Orang tua perlu memahami bahwa anak sedang mengalami perubahan yang wajar pada tubuhnya, dan perlu membantu anak untuk melewati fase tersebut.