Apa Efek Minum Alkohol bagi Wanita?
Wanita yang ingin hamil atau sedang hamil sebaiknya menghindari konsumsi alkohol karena dapat memberikan dampak negatif untuk kesehatan terutama kesuburan dan organ reproduksi. Apa saja efek minum alkohol bagi wanita?
2 Efek Minum Alkohol bagi Wanita
Alkohol dapat masuk dan dikonsumsi oleh janin seperti halnya cairan atau makanan lain yang ibu konsumsi.
American College of Obstetricians and Gynecologists, Centers for Disease Control (CDC) setuju bahwa ibu hamil dilarang keras mengonsumsi alkohol sampai bayi dilahirkan.
Tidak ada dosis yang aman untuk ibu hamil mengonsumsi alkohol. Berikut efek minum alkohol bagi wanita :
1. Alkohol Mengganggu Janin pada Wanita Hamil
Konsumsi alkohol saat hamil dapat memberikan dampak buruk bagi janin, bahkan bisa menyebabkan dampak yang paling fatal, yaitu keguguran atau lahir mati.
Minum alkohol dalam bentuk apa pun selama kehamilan dapat menghambat perkembangan otak bayi, menyebabkan persalinan prematur, dan berbagai gangguan perkembangan, fisik, mental, serta emosional di bayi.
Alkohol mampu melewati plasenta melalui tali pusat. Alhasil, cairan ini tidak hanya menghambat bayi yang sedang berkembang, tetapi juga dapat mengganggu zat gizi penting yang melintasi plasenta dan sampai ke bayi.
Konsumsi alkohol saat hamil dalam kadar berapa pun bisa menetap dalam sistem janin untuk waktu yang lebih lama daripada sistem ibu. Sebab, metabolisme alkohol janin lebih lambat daripada metabolisme ibu.
Akibatnya, ibu hamil yang sering mengonsumsi alkohol bisa menyebabkan janin terpapar alkohol untuk waktu yang lama. Kondisi ini bisa menempatkan janin pada fetal alcohol syndrome (FAS) yang nantinya saat dilahirkan bayi bisa mengalami berbagai kelainan fisik maupun mental. Sebut saja seperti masalah pertumbuhan, fitur wajah yang berbeda, masalah belajar, dan perilaku.
2. Mengganggu Siklus Menstruasi
Alkohol pada wanita dapat menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi. Kandungan alkohol juga memicu perubahan kadar hormon testosteron, estradiol, dan hormon luteinizing (LH) pada wanita.
Alkohol juga dapat menyebabkan hiperprolaktinemia atau prolaktin tinggi dalam darah pada wanita. Dimana perubahan semua kadar hormon di atas dapat mengganggu siklus menstruasi.
Batasan Minum Alkohol bagi Wanita
Pedoman minum alkohol merekomendasikan bahwa orang dewasa yang cukup umur sebaiknya tidak minum, atau minum secukupnya dengan membatasi asupan hingga 1 minuman (one drink) atau kurang dalam sehari untuk wanita, pada hari-hari ketika alkohol dikonsumsi.
Di Amerika Serikat, satu asupan minuman standar mengandung 0,6 ons (14,0 gram atau 1,2 sendok makan) alkohol murni.
Umumnya, jumlah alkohol murni ini ditemukan di dalamnya
- 12 ons bir (beer) kandungan alkohol 5%).
- 8 ons minuman malt liquor (kandungan alkohol 7%).
- 5 ons anggur (wine) kandungan alkohol 12%).
- 1,5 ons minuman beralkohol 80-proof kadar alkohol 40% (misalnya, gin, rum, vodka, whiskey).
Selain itu ada beberapa orang yang tidak boleh minum minuman beralkohol, antara lain:
- Lebih muda dari usia 21 tahun.
- Hamil atau mungkin sedang hamil.
- Mengemudi, berencana mengemudi, atau berpartisipasi dalam aktivitas lain yang memerlukan keterampilan, koordinasi, dan kewaspadaan.
- Mengonsumsi obat resep atau obat bebas tertentu yang dapat berinteraksi dengan alkohol.
- Menderita kondisi medis tertentu.
- Sembuh dari alkoholisme.
Solusi untuk mengurangi konsumsi alkohol bagi pria
Beberapa solusi yang bisa dilakukan agar bisa terbebas dari bahaya minuman beralkohol:
1. Mencari Support System
Dalam mengatasi kecanduan alkohol, support system atau dukungan dari orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat, sangatlah penting.
Selain itu, juga perlu menjauhkan diri dari lingkaran sosial yang dapat menarik untuk kembali minum alkohol.
2. Menerapkan Pola Hidup Sehat
Kebiasaan hidup yang kurang sehat lainnya pun harus diubah. Kamu dapat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres, dan menerapkan pola tidur yang baik.
Jika selama ini terlalu sering minum minuman beralkohol, cobalah untuk menggantinya dengan minuman lain yang lebih sehat, misalnya air putih, air soda, infused water, jus buah segar, atau teh.
3. Melakukan Kegiatan Positif
Untuk mengatasi keinginan mengonsumsi minuman beralkohol, kamu dapat mengalihkannya dengan melakukan kegiatan positif. Lakukanlah hobi atau aktivitas yang disukai, seperti berkebun, memancing, atau membaca buku.
Selain itu, ketika merasa stres dan ingin mengonsumsi minuman beralkohol, coba tenangkan pikiran dengan melakukan olahraga, meditasi, atau yoga. Cara-cara tersebut efektif untuk meredakan stres dan kecemasan.
4. Menjalani Detoksifikasi
Detoksifikasi bertujuan untuk mengeluarkan alkohol dan zat beracun dari tubuh. Proses ini merupakan langkah penanganan pertama untuk bisa lepas dari kecanduan alkohol.
Terapi detoksifikasi alkohol biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu dan bisa dilakukan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
Dalam proses detoksifikasi, akan merasakan gejala, seperti gemetar, kebingungan, halusinasi, hingga kejang. Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan tertentu.
5. Menjalani Konseling dan Terapi Perilaku
Program ini dapat membantu mempelajari cara mengatasi dorongan untuk kembali minum minuman beralkohol. Ada beberapa jenis terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi kecanduan alkohol, antara lain:
- Terapi perilaku kognitif, untuk mengidentifikasi pemicu kecanduan alkohol dan mengajarkan cara untuk mengatasinya
- Terapi peningkatan motivasi, untuk membangun dan memperkuat motivasi sehingga dapat mengubah perilaku kecanduan alkohol
- Konseling pernikahan dan keluarga, untuk memperbaiki kemungkinan adanya masalah dalam keluarga atau dengan pasangan yang menjadi penyebab kecanduan alkohol
Hindari Alkohol saat Ingin Hamil atau sedang Hamil
Minum alkohol saat hamil tidak disarankan karena alkohol bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan janin maupun ibu hamil sendiri. Selain itu, bagi kamu yang ingin hamil, disarankan untuk menghindari alkohol untuk menjaga kualitas kesuburan.