Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kelainan multifaktorial yang banyak dialami oleh wanita. Umumnya, diagnosis PCOS ditegakkan melalui pemeriksaan hormon dengan parameter laboratorium yang mendukung.
Seiring dengan perkembangan teknologi, pemeriksaan ultrasonografi (USG) dilakukan sebagai salah satu metode diagnosis PCOS. Lalu, bagaimana hasil USG pada kasus PCOS?
Ultrasonografi (USG) PCOS adalah pemeriksaan morfologi ovarium untuk mendeteksi adanya gambaran ovarium polikistik melalui gelombang suara.
Seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan, kriteria diagnosis PCOS pun ikut berkembang. Awalnya, dua gambaran utama untuk menegakkan diagnosis PCOS adalah adanya hiperandrogenisme (kelebihan hormon androgen) dan oligo-anovulasi (tidak terjadi ovulasi). Saat ini, fitur pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang sudah semakin maju, ikut ditambahkan sebagai indikator penegakan diagnosis PCOS.
Pemeriksaan USG untuk diagnosis PCOS sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi hari ke 2-7. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah folikel yang sedang tumbuh menutupi folikel yang lebih kecil atau mengubah volume ovarium.
Pemeriksaan USG PCOS dapat dilakukan melalui USG transabdominal mau pun transvaginal. Pada pemeriksaan transabdominal, kandung kemih harus terisi penuh, sebaliknya, pasien harus mengosongkan kandung kemih pada pemeriksaan USG transvaginal.
Ovarium harus dipindai dalam dua bidang ortogonal. Pengukuran volume ovarium juga harus dilakukan secara tepat untuk memastikan visualisasi kontur ovarium yang memadai. Jika memungkinkan, dokter akan melakukan perhitungan folikel secara menyeluruh pada kedua ovarium satu per satu.
Hasil pemeriksaan USG untuk menegakkan diagnosa PCOS dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu volume ovarium dan jumlah folikel per ovarium. Selain kedua indikator utama tersebut, beberapa fitur lainnya juga dapat membantu diagnosis PCOS, seperti: pola distribusi folikel, jumlah folikel antral, serta indeks resistensi dan indeks pulsasi arteri rahim dan ovarium.
Terdapat 2 parameter yang digunakan secara internasional saat ini, yaitu berdasarkan kriteria Rotterdam tahun 2016 dan pedoman ilmiah internasional untuk PCOS tahun 2018.
Diagnosis PCOS tidak dapat ditegakkan spesifik melalui satu pemeriksaan saja. Dokter akan mulai mengkaji riwayat kesehatan serta keluhanmu melalui anamnesis. Dokter akan mengevaluasi siklus menstruasi serta gejala-gejala terkait PCOS yang kamu alami.
Selain pemeriksaan USG, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada organ panggul dan tes darah untuk mengecek kadar hormon di dalam tubuhmu. Jika diagnosis PCOS telah ditegakkan, dokter mungkin juga merekomendasikan beberapa tes untuk mengecek komplikasi, seperti:
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan salah satu pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis PCOS. Jika kamu mengalami gejala PCOS, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Salah satu cara untuk mengatasi PCOS yaitu melalui perubahan gaya hidup. Jika kamu ingin memulai gaya hidup sehat, Sirka dapat membantumu untuk mewujudkannya. Kamu dapat memperoleh pendampingan eksklusif dari ahli gizi dan sport coach berpengalaman. Klik tautan berikut untuk info lebih lanjut!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…