Di masa modern seperti saat ini, istilah puasa tak hanya familiar di kalangan umat muslim saja. Puasa juga menjadi salah satu pilihan diet yang populer untuk menurunkan berat badan, misalnya seperti intermittent fasting. Selain berat badan, apa saja pengaruh puasa pada tubuh kita? Apakah puasa dapat memengaruhi/meningkatkan kesuburan? Penasaran? Yuk kita bahas bersama!
Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan oleh umat muslim pada bulan ramadhan. Umat muslim yang menjalankan puasa dilarang untuk makan, minum, dan bersenggama mulai terbit matahari hingga terbenamnya matahari.
Lamanya waktu berpuasa ini sangat bervariasi tergantung pada tempat tinggal dan musim saat menjalankan ibadah puasa tersebut. Kita di Indonesia yang mendapat sinar matahari di sepanjang tahun, rata-rata berpuasa sekitar 13-14 jam.
Sedangkan di belahan bumi lainnya, orang lain mungkin berpuasa lebih singkat atau bahkan lebih lama dari kita.
Intermittent fasting merupakan sebuah metode diet yang berfokus pada pembatasan waktu makan, bukan pada makanan apa yang boleh atau tidak boleh kita konsumsi.
Intermittent fasting sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya yaitu:
Metode yang satu ini hampir sama dengan puasa ramadhan, yaitu tidak mengonsumsi makanan atau minuman apapun selama 12 jam, lalu boleh makan/minum kembali di luar jam puasa tersebut.
Metode ini disebut juga dengan metode 16:8 dengan waktu makan selama 8 jam. Pada metode ini seseorang akan menuntaskan makan malam pukul 20.00 dan tidak sarapan keesokan paginya. Kemudian mereka akan kembali makan di siang hari.
Metode ini disebut juga dengan metode 5:2, yaitu mengonsumsi makan sehat dengan porsi standar selama 5 hari, lalu mengurangi asupan kalori selama 2 hari.
Metode ini yaitu menerapkan puasa setiap hari tanpa mengonsumsi makanan padat, atau mengonsumsi makanan maksimal 500 kalori setiap hari.
Pada metode yang satu ini, seseorang tidak mengonsumsi makanan apapun selama 24 jam, tapi tetap bisa minum teh, air, atau minuman bebas kalori lainnya. Tetapi metode yang satu ini terbilang ekstrem karena dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, tubuh kelelahan, dan perubahan suasana hati.
Studi ilmiah menunjukkan bahwa puasa umumnya dapat menurunkan kadar hormon androgen (testosteron dan free androgen index) pada wanita, sekaligus meningkatkan sex hormone-binding globulin (SHBG) pada wanita pra menopause dengan obesitas.
Hasil ini menjanjikan pengaruh penerapan puasa atau intermittent fasting untuk pengobatan kelebihan hormon androgen seperti PCOS.
Di sisi lain, puasa tidak menunjukkan pengaruh apapun terhadap hormon reproduksi lain seperti estrogen, gonadotropin, dan prolaktin.
Studi menunjukkan bahwa puasa dapat mengurangi kadar testosteron bebas dan total pada pria yang kurus dan aktif secara fisik. Namun, sex hormone-binding globulin (SHBG) diketahui tidak berubah dengan adanya puasa.
Menariknya, studi juga menunjukkan bahwa massa otot dan kekuatan otot tidak terpengaruh secara negatif oleh penurunan kadar testosteron saat sedang berpuasa tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puasa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan hormon reproduksi maupun kesuburan, tetapi, puasa terbukti dapat bermanfaat untuk pengobatan kelebihan hormon androgen atau hiperandrogenik seperti PCOS.
Jika kamu sedang merencanakan program hamil, kamu dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan panduan puasa yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisimu.
Selain pengaturan waktu makan, asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhmu juga tetap harus kamu perhatikan. Pastikan kamu mengonsumsi makan bergizi seimbang, kaya asam folat, zat besi dan kalsium untuk mendukung keberhasilan program hamil yang sedang kamu jalani.
Yuk optimalin dietmu bersama Sirka!
Jika kamu sedang merencanakan untuk memiliki anak, ahli gizi Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Sudah ada 26 ibu yang berhasil mendapat garis dua setelah ikut program Sirka. Apakah kamu selanjutnya?
Klik tautan ini untuk informasi selangkapnya!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…