Obat cripsa banyak diresepkan untuk perempuan yang memiliki gangguan menstruasi, sehingga banyak orang yang menyalah artikan bahwa obat ini merupakan obat untuk program hamil. Apakah benar obat cripsa dapat membantu untuk program hamil? Bagaimana penjelasannya? Simak informasi lengkapnya pada artikel berikut!
Obat cripsa merupakan kategori hormon sintesis yang berisi dopamin, yang dapat bekerja menghambat produksi hormon prolaktin. Obat ini tersedia dalam sediaan tablet. Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter jika seseorang memiliki kadar hormon prolaktin berlebih.
Obat cripsa mengandung bromocriptine yang termasuk dalam golongan obat ergot alkaloid.
Obat ini merupakan pilihan terapi untuk orang dengan hiperprolaktinemia (kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi). Obat ini bekerja dengan cara menekan produksi hormon prolaktin dari kelenjar pituitari. Obat cripsa juga banyak diresepkan untuk membantu perempuan dengan masalah menstruasi.
Selain itu, obat ini juga bermanfaat untuk mengatasi akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan) dan meredakan gejala penyakit Parkinson (penyakit sistem saraf yang mengganggu keseimbangan dan kontrol gerak tubuh).
Penggunaan obat cripsa untuk program hamil berkaitan dengan kondisi hiperprolaktinemia atau kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi pada perempuan.
Tingginya kadar prolaktin ini dapat disebabkan karena riwayat trauma dada, adanya gangguan fungsi ginjal, gangguan pada daerah otak (hipotalamus), adanya tumor di kelenjar pituitari (prolaktinoma), rendahnya kadar tiroid (hipotiroid), serta konsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan dan obat muntah metoklopramid.
Kadar hormon prolaktin yang tinggi, dapat menekan produksi hormon reproduksi sehingga menyebabkan gangguan ovulasi dan menstruasi. Oleh karena itu, beberapa wanita mungkin membutuhkan obat cripsa untuk membantu mengatur hormon reproduksinya saat sedang menjalani program hamil.
Eits, tapi penggunaan obat yang satu ini tidak boleh sembarangan ya teman Sirka!
Obat cripsa harus dikonsumsi sesuai dengan resep dan arahan dokter.
Efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat cripsa diantaranya yaitu:
Sebelum mengonsumsi obat cripsa, perhatikan beberapa hal berikut:
Selain terapi melalui obat cripsa, program hamil dan perbaikan siklus ovulasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, jaga berat badan di batas normal, berhenti merokok, hindari stres, berolahraga rutin, dan istirahat teratur.
Jika kamu sedang merencanakan untuk memiliki anak, ahli gizi Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Sudah ada 26 ibu yang berhasil mendapat garis dua (hamil) setelah ikut program Sirka. Apakah kamu selanjutnya?
Klik tautan berikut untuk informasi selengkapnya!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…