Perubahan fisik dan hormonal pada masa kehamilan, seringkali memengaruhi gairah seorang wanita untuk berhubungan seksual, sehingga beberapa wanita mungkin merasa takut dan ragu, bolehkah berhubungan seksual saat hamil? Apa saja faktor yang harus diperhatikan ketika berhubungan saat hamil khususnya pada trimester 1? Mari kita bahas bersama pada artikel berikut!
Pada dasarnya, berhubungan seksual saat hamil aman untuk dilakukan kecuali jika terdapat risiko komplikasi kehamilan baik bagi ibu maupun janin di dalam kandungan.
Umumnya kehamilan trimester 1 memang yang paling berat. Pada tiga bulan pertama kehamilan, perubahan hormon seringkali menimbulkan berbagai ketidaknyamanan bagi ibu seperti mual muntah, mudah lelah, nyeri payudara, sering kencing, dan keluhan-keluhan lainnya.
Selain ketidaknyamanan yang ibu rasakan, ibu mungkin cemas jika berhubungan seksual dapat memengaruhi janin di dalam kandungan.
Jika ini ketakutan terbesarmu, tenang saja, kamu tidak sendiri. Prinsipnya, berhubungan seksual saat hamil aman untuk dilakukan baik pada trimester 1, 2, atau pun 3.
Jika tenaga kesehatan yang merawatmu, baik bidan atau dokter, tidak melarang untuk berhubungan seksual, tidak ada alasan untukmu menghindarinya. Janin di dalam kandungan ibu terlindungi oleh selaput amnion dan otot-otot rahim yang mengelilinginya. Lendir serviks juga dapat membantu mencegah bakteri untuk masuk ke dalam janin. Meskipun trimester 1 merupakan waktu yang paling rentan terjadi keguguran, tetapi bukan berarti penyebabnya adalah karena berhubungan seksual.
Mayoritas keguguran pada trimester 1 terjadi karena kelainan kromosom, infeksi atau penyakit yang diderita oleh ibu, kelainan uterus (rahim), pola hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol, serta kelainan reproduksi lainnya seperti endometriosis dan PCOS.
Sekitar 15-25% wanita hamil mengalami perdarahan pada trimester 1. Mayoritas perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan tidak disebabkan karena berhubungan seksual. Keluarnya flek-flek darah di awal kehamilan dapat menjadi pertanda terjadinya implantasi atau menempelnya bakal janin ke dinding rahim.
Perdarahan yang lebih banyak dapat menjadi pertanda adanya plasenta previa atau kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik).
Perubahan hormon saat hamil juga dapat menyebabkan serviks menjadi lebih kering, mudah iritasi, dan rentan sekali mengalami pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan, tetapi hal ini masih tergolong normal dan biasanya hanya terjadi dalam waktu singkat. Periksakan diri ke dokter jika perdarahan yang terjadi terus berlanjut.
Kamu dapat merasakan kram perut setelah berhubungan saat hamil trimeter 1 karena 3 alasan. Pertama karena orgasme yang menyebabkan pelepasan hormon oksitosin.
Kedua karena air mani yang mengandung prostaglandin.
Ketiga, kontraksi rahim dan kram perut juga dapat terjadi jika pasangan melakukan stimulasi pada puting payudara.
Kontraksi dan kram yang kamu rasakan ini merupakan hal yang normal. Kram tersebut akan mereda segera setelah berhubungan.
Hubungi tenaga kesehatan jika kontraksi dan kram tidak segera mereda.
Berhubungan seksual saat hamil trimester 1 harus dihindari jika kamu memiliki beberapa kondisi berikut:
Hubungan seksual tidak dapat secara langsung menyebabkan keguguran.
Wanita dengan riwayat keguguran berisiko tinggi mengalami keguguran berulang, sehingga berhubungan seksual di trimester 1 mungkin harus dihindari sebagai pencegahan ekstra.
Jika kamu mengandung bayi lebih dari satu, dokter mungkin menyarankan kamu untuk melakukan pelvic rest.
Pelvic rest artinya menghindari kegiatan apapun yang melibatkan intervensi vagina, termasuk berhubungan seksual dan pemeriksaan dengan memasukkan alat melalui vagina. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mempertahankan kehamilan hingga aterm (cukup bulan).
Inkompetensi serviks atau dikenal juga dengan insufisiensi serviks adalah kondisi yang ditandai dengan jaringan leher rahim (serviks) yang lemah selama masa kehamilan. Inkompetensi serviks ini dapat menyebabkan serviks terbuka lebih cepat bahkan sebelum bayi siap untuk dilahirkan, sehingga lebih rentan terjadi keguguran dan persalinan prematur.
Dapat kita simpulkan bahwa berhubungan seksual saat hamil trimester 1 aman untuk dilakukan, asalkan tidak ada risiko komplikasi baik untuk ibu maupun janin. Komunikasikan ketidaknyamanan yang kamu rasakan kepada pasangan, agar berhubungan seksual saat hamil tetap nyaman dan menyenangkan.
Periksakan diri ke dokter jika kram, nyeri, dan perdarahan yang kamu rasakan memberat dan tak kunjung mereda setelah berhubungan.
Trimester 1 merupakan waktu yang krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada fase ini terjadi organogenesis atau pembentukan organ sehingga penting sekali untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin.
Ahli gizi bersertifikasi Sirka dapat membantumu untuk menerapkan pola makan bergizi seimbang saat hamil agar kesehatan terjaga, perkembangan janin sehat dan sesuai dengan usia kandungannya, serta lancar hingga persalinan kelak. Klik tautan berikut untuk info lengkapnya!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…