Kondisi Medis

Ginekomastia – Pembesaran Kelenjar Payudara pada Pria?

Ginekomastia – Pembesaran Kelenjar Payudara pada Pria?

Pernahkah kamu mendengar istilah ginekomastia? Ginekomastia merupakan kondisi pembesaran kelenjar payudara pada pria. Mengapa hal ini dapat terjadi? Simak penjelasan terkait penyebab dan cara penanganan ginekomastia pada artikel berikut!

Apa Itu Ginekomastia?

Ginekomastia dapat didefinisikan sebagai pembesaran atau pembengkakan pada kelenjar payudara pria. Umumya, kelenjar payudara pada pria tidak bertambah besar seperti halnya wanita saat memasuki pubertas. Namun, keadaan ini dapat terjadi pada pria dikarenakan perubahan hormon. 

Ginekomastia ini bersifat jinak (non-kanker). Angka kejadian ginekomastia sangat bervariasi pada berbagai kelompok usia. Pada bayi laki-laki yang baru lahir, sekitar 60-90% memiliki kelenjar payudara yang teraba (palpable breast tissue).

Puncak prevalensi berikutnya terjadi selama masa pubertas dengan angka kejadian yang dilaporkan sekitar 4-69%, kemudian menurun lagi prevalensinya pada usia 17 tahun. Puncak ketiga kasus ginekomastia terjadi pada pria lanjut usia. 

Apa Penyebab dan Faktor Risiko Ginekomastia?

Penyebab utama ginekomastia adalah adanya ketidakeimbangan hormonal di dalam tubuh. Penurunan produksi hormon testosteron, peningkatan produksi estrogen (terutama dari konversi androgen perifer), serta peningkatan prekursor estrogen, diketahui merupakan mekanisme terjadinya ginekomastia. 

Bayi baru lahir mungkin mengalami kondisi ginekomastia jangka pendek. Hal ini dapat terjadi karena kadar hormon estrogen dari ibu yang masih menetap pada peredaran darah bayi hingga beberapa saat setelah lahir. 

Lebih dari 80% kasus ginekomastia dapat diklasifikasikan sebagai ideopatik karena penyebab pastinya tidak diketahui. Obat-obatan medis, obat-obatan adiktif, dan penyalahgunaan zat anabolik yang sebagian besar terjadi di kalangan binaragawan, telah diidentifikasi sebagai penyebab sekunder ginekomastia. 

Beberapa kondisi kesehatan yang juga dapat menyebabkan terjadi ginekomastia diantaranya yaitu:

  • Penyakit liver
  • Penyakit ginjal
  • Kanker paru
  • Kanker testis
  • Tumor kelenjar adrenal atau kelenjar hipofisis
  • Beberapa kondisi cacat bawaan pada bayi
  • Gangguan tiroid
  • Cedera atau trauma
  • Obesitas

Bagaimana Penegakkan Diagnosis Ginekomastia?

Jika kamu mengalami tanda pembesaran kelenjar payudara, dokter biasanya akan menyarankan beberapa tes berikut:

  • Tes darah (termasuk fungsi liver dan pemeriksaan hormon)
  • Tes urin
  • Mammogram (low-dose x-ray pada payudara)
  • Biopsi (pengambilan sampel jaringan untuk memeriksa sel kanker)

Namun tidak semua kasus membutuhkan tes-tes tersebut, tergantung dari kondisi kesehatan pasien dan kemungkinan penyebab dari ginekomastia itu sendiri. 

Bagaimana Tatalaksana Ginekomastia?

Sama seperti masalah kesehatan lainnya, pertama-tama dokter pasti akan melakukan anamnesis atau wawancara kesehatan untuk menentukan tatalaksana yang tepat. Dokter biasanya akan menanyakan usia, riwayat kesehatan, riwayat penggunaan obat, dan beberapa pertanyaan lain yang mungkin menjadi faktor penyebab ginekomastia. 

Mayoritas kasus ginekomastia terjadi saat pubertas dan tidak memerlukan tetapi apapun. Umumnya, keadaan ini akan kembali normal antara 6 bulan hingga 2-3 tahun.

Jika pembesaran kelenjar payudara disebabkan karena konsumsi obat, maka dokter akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi obat tersebut. Pada beberapa kasus lainnya, dokter mungkin menyarankan terapi hormonal untuk mengatasi ginekomastia. 

Tak Perlu Takut, Konsultasikan Jika Kamu Mengalaminya!

Ginekomastia merupakan pembesaran atau pembengkakan kelenjar yang bersifat jinak dan dapat diatasi. Kamu tak perlu khawatir jika mengalami ginekomastia. Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui kemungkinan penyebab dan penanganan yang tepat. 

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Sirka Curriculum Team#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago