Normalnya, bentuk rahim wanita melengkung ke arah depan (ke arah perut). Namun anatomi tiap orang berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin memiliki rahim yang melengkung ke arah sebaliknya, yaitu ke belakang mengarah ke rektum. Inilah yang kita kenal dengan rahim terbalik Apa penyebab dan dampaknya? Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Rahim terbalik atau dikenal juga dengan istilah rahim retro, adalah kondisi rahim yang condong ke arah belakang, bukan ke arah depan seperti seharusnya.
Pada kondisi ini, rahim cenderung mendesak ke organ belakang seperti usus besar dan rektum. Sekitar 70-75% wanita memiliki anteverted uterus (rahim mengarah ke depan), sedangkan 20-25% lainnya memiliki retroverted uterus (rahim terbalik).
Mayoritas wanita tidak mengalami gejala apa pun yang menggangu terkait rahim terbalik/rahim retro ini. Sementara beberapa lainnya mungkin merasakan keluhan seperti nyeri saat berhubungan, menstruasi abnormal, atau kesulitan menggunakan tampon saat menstruasi.
Rahim terbalik dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk:
Umumnya, rahim akan bergerak condong ke depan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi. Namun tidak semua wanita demikian, pada beberapa wanita, rahim dapat tumbuh dan bergerak condong ke arah belakang secara alami seiring dengan bertambahnya usia menuju dewasa.
Endometriosis merupakan pertumbuhan sel-sel endometrium (lapisan dinding rahim) di luar rahim. Sel-sel ini dapat menyebabkan retroversi dengan “menempelkan” rahim ke struktur panggul lainnya.
Hampir sama seperti endometrioisis, benjolan kecil yang tidak bersifat ganas ini dapat menyebabkan rahim rentan mengalami retroversi (terbalik). Selain itu, pertumbuhan fibroid ini juga dapat menyebabkan menstruasi hebat, nyeri panggul, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan infertilitas.
Rahim ditopang oleh jaringan ikat yang disebut ligamen.
Saat hamil, ligamen ini dapat meregang seiring dengan bertambahnya ukuran rahim. Peregangan yang berlebihan pada ligamen uterus ini dapat menyebabkan rahim miring ke belakang. Umumnya, mayoritas kasus akan kembali normal setelah melahirkan, namun beberapa diantaranya mungkin tidak.
Rahim terbalik, tidak mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil. Posisi anatomis ini tidak berdampak pada kemampuan sperma untuk mencapai sel telur matang dan melakukan pembuahan.
Terjadinya kehamilan bergantung pada kuantitas dan kualitas sperma, kondisi serviks, dan tuba. Jika sperma laki-laki cukup dan memiliki kemampuan untuk mencapai sel telur matang, maka posisi rahim yang terbalik tidak akan menjadi masalah. Pembuahan dan kehamilan tetap dapat terjadi meskipun wanita memiliki posisi rahim terbalik/rahim retro.
Jika rahim terbalik/rahim retro menyebabkan masalah, beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan diantaranya yaitu:
Untuk menentukan terapi yang tepat, tentunya perlu diketahui kemungkinan penyebab rahim terbalik. Jika rahim terbalik terjadi karena endometriosis atau fibroid rahim, maka tatalaksana penyakit tersebut harus diprioritaskan, misalnya melalui terapi hormonal.
Jika rahim terbalik tidak disebabkan karena adanya endometriosis atau fibroid rahim, dan dokter dapat menggerakkannya ketika melakukan pemeriksaan panggul, maka olahraga mungkin dapat membantu. Namun, tenaga kesehatan profesional memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait hal ini.
Masih menjadi pertanyaan apakah latihan panggul dapat menjadi solusi jangka panjang dari rahim terbalik. Dalam banyak kasus, rahim dapat kembali ke posisi semula (terbalik) setelah melakukan latihan panggul.
Pesarium merupakan alat yang terbuat dari silikon atau plastik, yang ditempatkan baik sementara atau permanen, untuk membantu rahim condong ke depan. Sayangnya, karena pesarium merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan inflamasi. Kendala lain dari pemasangan pesarium ini adalah adanya ketidaknyamanan pasangan ketika berhubungan seksual.
Operasi laparoskopi dapat membantu melihat dan memposisikan rahim ke posisi yang seharusnya. Operasi ini relatif memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Pada beberapa kasus, operasi histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin dapat dipertimbangkan.
Rahim terbalik merupakan kondisi kecondongan posisi rahim yang berbeda dari posisi seharusnya. Namun, mayoritas kasus menunjukkan bahwa rahim terbalik bukan merupakan sebuah masalah yang mengganggu.
Kamu tetap dapat hamil meskipun memiliki posisi rahim terbalik/rahim retro. Tetapi jika keadaan ini menimbulkan keluhan yang mengganggu, segera konsultasikan ke dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan terapi yang tepat.
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…