Today:Thursday, 19 September 2024
nyeri saat berhubungan (dispareunia) bisa berbahaya?

Dispareunia (Nyeri saat Berhubungan)? Pasturi Wajib Baca!

Pernahkah kamu mendengar istilah dispareunia? Yap, dispareunia adalah istilah medis untuk menggambarkan nyeri saat berhubungan. Dispareunia ini dapat dialami oleh pria mau pun wanita loh! Apa penyebab dispareunia dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya berikut!

Disclaimer: konten ini dibuat dengan tujuan untuk edukasi.

Apa Itu Dispareunia?

Dispareunia atau painful intercourse merupakan keluhan yang timbul ketika seseorang melakukan hubungan seksual. Keluhan ini dapat terjadi sebelum, selama, atau pun sesudah berhubungan seksual. Rasa nyeri yang timbul juga dapat muncul sewaktu-waktu atau terus-menerus. 

Dispareunia lebih sering dialami oleh wanita jika dibandingkan dengan pria. Keluhan yang timbul dapat berupa rasa nyeri yang tajam, panas, atau seperti kram saat menstruasi. Nyeri dapat dirasakan pada alat kelamin, kandung kemih, saluran lubang kencing atau perut bagian bawah. 

Gejala Dispareunia

Beberapa gejala dispareunia yaitu:

  • Rasa sakit ketika penetrasi (masuknya alat kelamin pasangan)
  • Rasa sakit setiap kali ada sesuatu yang masuk ke dalam vagina, termasuk tampon
  • Rasa sakit yang mendalam, membakar, atau nyeri pegal
  • Rasa sakit yang berdenyut-denyut, berlangsung berjam-jam setelah berhubungan seksual

Apa Penyebab Dispareunia?

Dispareunia dapat disebabkan karena faktor fisik maupun emosional. Beberapa penyebab dispareunia di antaranya:

1. Entry Pain (Nyeri Saat Penetrasi)

a. Kurangnya Lubrikasi

Lendir serviks berperan penting pada saat penetrasi. Lendir serviks dapat diproduksi ketika ada rangsangan seksual.

Produksi lendir serviks yang sedikit dapat disebabkan karena beberapa hal, termasuk kurangnya foreplay sebelum berhubungan, penurunan hormon estrogen karena menyusui, serta konsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping pada gairah seksual (antidepresan, antihipertensi, obat sedatif, anti-histamin, dan jenis pil kontrasepsi tertentu)

b. Luka, Trauma, atau Iritasi

Luka atau trauma fisik dapat menyebabkan dispareunia, termasuk diantaranya luka akibat kecelakaan, operasi panggul, dan cedera lain di daerah genitalia. 

c. Peradangan, Infeksi, atau Masalah Kulit

Infeksi pada genitalia atau saluran kemih, dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan. Eksim (eczema) atau masalah kulit lain pada area genitalia, juga dapat menimbulkan masalah atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. 

d. Vaginismus

Vaginismus merupakan kondisi medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina secara tidak sadar (involuntary). Kondisi ini merupakan reaksi otomatis tubuh terhadap penetrasi pada vagina. Kondisi ini seringkali menyebabkan dispareunia pada wanita. 

e. Cacat Lahir

Vagina yang tidak terbentuk secara sempurna (vaginal agenesis) atau berkembangnya selaput yang menghalangi lubang vagina (imperforate hymen) dapat menyebabkan dispareunia.

2. Deep Pain (Nyeri Dalam)

a. Masalah Kesehatan

Beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan dispareunia diantaranya seperti endometriosis, penyakit radang panggul, prolaps uterus, rahim terbalik, fiborid rahim, sistitis, sindrom iritasi usus besar, disfungsi panggul, adenomiosis, wasir, dan kista ovarium.

b. Operasi atau Terapi Obat

Pada daerah luka setelah operasi, biasanya akan terbentuk jaringan baru berupa jaringan parut. Jaringan parut yang terbentuk setelah operasi panggul seperti histerektomi, dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual. Terapi kanker seperti radiasi dan kemoterapi juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat berhubungan (dispareunia).

3. Emotional Factors (Faktor Emosional)

a. Isu Psikologis

Depresi dan kecemasan terkait kondisi fisik, ketakutan akan intimasi atau masalah lain terkait hubungan, dapat menyebabkan menurunnya gairah seksual. Dampaknya, akan timbul ketidaknyamanan dan rasa sakit ketika berhubungan.

b. Stres

Stres yang kita rasakan, dapat menyebakan otot dasar panggul menjadi kaku dan tegang. Ketegangan otot ini dapat menyebabkan dispareunia. 

c. Riwayat Kekerasan Seksual

Pada beberapa kasus, dispareunia dapat terjadi ketika seseorang memiliki riwayat mengalami kekerasan seksual. Trauma dan ketakutan akan pengalaman tersebut, menyebabkan seseorang mengalami dispareunia karena tubuh memberikan respon penolakan ketika penetrasi terjadi. 

Bagaimana Cara Mengatasi Dispareunia?

Selain berdampak secara fisik, dispareunia juga dapat memengaruhi psikologis dan emosional seseorang. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya keintiman, serta mengganggu kualitas hubungan seksual pada pasangan yang mengalaminya. 

Tatalaksana dispareunia sangat bergantung pada penyebab atau trigger masalahnya. Jika masalahnya berhubungan dengan lubrikasi, maka pasangan dapat menggunakan lubrikan yang aman dan banyak dijual di apotek untuk mengatasinya.

Jika masalahnya terkait kesehatan, maka pengobatan harus dilakukan sesuai indikasi medis yang ditemukan. Begitu juga jika trigger dispareunia adalah emosional/psikologis, mungkin diperlukan terapi profesional dari psikolog atau psikiatri untuk mengatasinya. 

Komunikasi adalah Kunci

Kalau kamu merasakan keluhan dispareunia, tak perlu takut untuk mengkomunikasikannya. Sampaikan kepada pasangan agar hubungan intim tetap terjaga. Jika keluhan tak kunjung reda, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab dan mengatasinya!

Share