Seks dan Kesuburan

Egg Freezing – Menjaga Sel Telur untuk Masa Depan?

Egg Freezing – Menjaga Sel Telur untuk Masa Depan?

Untuk mendapatkan embrio terbaik, dibutuhkan sel telur dengan kualitas yang baik pula. Salah satu teknologi medis berupa pembekuan sel telur atau dikenal sebagai egg freezing  menjadi pilihan untuk menjaga cadangan sel telur yang bisa digunakan di masa yang akan datang.

Apa itu Egg Freezing?

Saat lahir hingga masa kanak-kanak, perempuan memiliki sekitar 2 juta cadangan sel telur. Jumlah tersebut kemudian menurun pada masa remaja ketika dimulainya siklus menstruasi menjadi sekitar 400 ribu sel telur.

Pada masa ini, sel-sel telur mulai memasuki proses pematangan dan dapat dibuahi oleh sperma. Saat usia dewasa, cadangan sel telur wanita terus menerus menurun hingga memasuki usia menopause. Puncak penurunan sel telur terjadi ketika wanita memasuki usia 35-37 tahun.

Pembekuan sel telur atau yang biasa disebut sebagai egg freezing atau egg cryopreservation merupakan teknologi yang memungkinkan wanita menyimpan sel telur agar dapat digunakan di kemudian hari untuk menjalani teknologi reproduksi berbantu dengan pasangan yang sah. 

Teknologi medis ini dapat membantu mempertahankan kualitas sel telur tetap pada usianya, sesuai dengan waktu pengambilan telur tersebut hingga nanti ketika ingin digunakan pada program kehamilan. 

Jika dilakukan dengan prosedur yang baik dan benar, pembekuan sel telur dapat meningkatkan peluang kehamilan di kemudian hari.

Manfaat Egg Freezing

Awalnya pembekuan sel telur bertujuan untuk menyelamatkan fungsi reproduksi wanita penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi karena berisiko menghancurkan sel telur. 

Namun seiring berjalannya waktu, pembekuan sel telur juga dimanfaatkan oleh wanita tanpa kanker yang ingin menyimpan cadangan sel telur dengan didasari oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Wanita yang belum menikah, tetapi hampir melewati usia dengan kualitas dan kuantitas sel telur terbaik
  • Wanita yang sudah menikah, tetapi ingin menunda kehamilan karena alasan tertentu
  • Penderita endometriosis berat yang belum menikah atau belum siap hamil
  • Merasa belum siap memiliki anak saat usia subur, tetapi berencana memiliki anak di kemudian hari
  • Menderita gangguan kesehatan yang memengaruhi kesuburan, misalnya anemia sel sabit atau penyakit autoimun, seperti lupus
  • Sedang menjalani pengobatan atau perawatan yang mengurangi kesuburan, seperti terapi radiasi atau kemoterapi
  • Sedang merencanakan program bayi tabung (fertilisasi in vitro)

Kapan Egg Freezing Dilakukan?

Pembekuan sel telur paling baik jika dilakukan oleh wanita berusia 20-35 tahun karena pada kisaran usia inilah reproduksi sedang mencapai tahap optimal. Wanita yang membekukan 10-20 sel telur sebelum usia 35 tahun memiliki peluang 50-70 persen untuk mendapatkan kelahiran hidup. 

Angka ini akan menurun seiring dengan meningkatnya usia, mengingat kuantitas dan kualitas sel telur akan terus mengalami penurunan pada usia di atas 35 tahun. 

Apalagi jika disertai dengan gangguan kesehatan organ reproduksi yang memengaruhi kesuburan seperti memiliki endometriosis, PCOS, atau kista pada ovarium.

Proses Egg Freezing

Proses persiapan pembekuan sel telur hampir mirip dengan bayi tabung. Namun pada bayi tabung, tindakan dilakukan sampai dengan pembuahan sel telur. Sedangkan pada pembekuan sel telur, proses ini hanya dilakukan sampai pengambilan sel telur, kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan.

Persiapan awal yang perlu dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan kondisi organ reproduksi wanita, penilaian cadangan ovarium, dan screening infeksi (hepatitis B, hepatitis C, dan HIV). 

Setelah itu, dilanjutkan dengan stimulasi terkontrol menggunakan obat hormon untuk membesarkan sel telur. Tindakan ini dilakukan dengan cara penyuntikkan setiap hari selama 10-12 hari.

Sel telur yang sudah berukuran besar kemudian akan “dipanen” (oocyte collection) melalui prosedur operasi untuk mengambil langsung sel telur dari ovarium atau disebut juga dengan ovum pick-up

Sel telur yang telah diambil kemudian akan disimpan dalam tabung khusus dengan suhu -196 derajat Celsius. Selama penyimpanan, suhu harus dipastikan stabil agar tidak merusak sel telur. 

Selama suhu -196 derajat Celsius dapat dipertahankan dengan baik, maka tidak ada batasan waktu penyimpanan karena kualitas sel telur tersebut setidaknya dapat dipertahankan 80-90 persen dalam kondisi sama seperti saat dibekukan. 

Egg Freezing: Alternatif Mendapatkan Keturunan Terbaik di Masa Depan!

Pembekuan sel telur diharapkan dapat menjadi pilihan bagi kamu yang ingin menjaga cadangan sel telur dengan kualitas terbaik hingga saatnya digunakan nanti.

Dokter Indah Agung Aprilia# and Sirka Curriculum Team#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago