Tes AMH – Apakah Dapat Memprediksi Kesuburan?
Anti-Mullerian Hormone (AMH) merupakan salah satu hormon yang penting untuk organ reproduksi kita. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya memproduksi AMH untuk pertumbuhan organ reproduksi. Lalu, apa fungsi tes AMH? Bagaimana gambaran prosedur dan hasil tes ini? Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Apa Itu Tes AMH?
Tes Anti-Mullerian Hormone (AMH) adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kadar AMH di dalam darah. Pada laki-laki, AMH diproduksi oleh testis, sedangkan pada perempuan, AMH diproduksi oleh ovarium.
Anti Mullerian Hormone (AMH) memiliki peran yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Kadar hormon ini juga berbeda tergantung jenis kelamin dan usianya. Pengukuran kadar AMH, dapat memberikan informasi terkait beragam kondisi kesehatan reproduksi kita.
Hormon ini membantu pembentukan organ reproduksi pada janin laki-laki dan perempuan saat berada di dalam perut ibu.
Pada awal kehamilan, akan terbentuk duktus atau saluran yang disebut dengan Mullerian ducts. Normalnya, janin laki-laki memiliki kadar AMH yang tinggi di dalam saluran testisnya. Kadar hormon ini akan bertahan hingga pubertas, dan mulai menurun setelahnya.
Sedangkan janin perempuan memiliki kadar AMH yang lebih rendah. Mullerian ducts akan berkembang menjadi uterus (rahim), tuba falopi, dan vagina bagian atas.
Kadar AMH akan tetap rendah selama masa anak-anak. Lalu, saat pubertas, folikel yang ada di dalam ovarium akan mulai memproduksi AMH lagi dan akan turun kadarnya ketika menopause.
Apa Saja Manfaat Tes AMH?
Pada Perempuan
1. Mengecek Jumlah Cadangan Sel Telur di dalam Ovarium
Pada perempuan, kadar AMH dapat menjadi indikator untuk mengetahui jumlah cadangan sel telur yang ada di dalam ovarium. Namun, tes ini tidak dapat menjadi indikator kesehatan sel telur dan tidak dapat memprediksi apakah seorang wanita dapat hamil atau tidak.
Ketika mendekati menopause, pasokan sel telur seorang perempuan akan menyusut dan kadar AMH nya akan turun. Sehingga, tes AMH dapat membantu memprediksi jika terjadi menopause dini (sebelum usia 45 tahun).
2. Memprediksi Respon terhadap Obat Fertilitas
Normalnya, ovarium akan melepaskan 1 sel telur matang setiap bulannya.
Jika seorang perempuan menjalani program hamil dengan metode bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF), dokter akan meresepkan obat untuk membuat ovarium memproduksi banyak sel telur di saat bersamaan.
Sel telur tersebut akan dikeluarkan dan dipertemukan dengan sel sperma untuk melakukan pembuahan di luar rahim. Kemudian, embrio hasil pembuahan akan dimasukkan kembali ke dalam rahim.
Tes kadar AMH dapat membantu dokter atau tenaga medis lainnya untuk mengetahui dosis obat fertilitas yang sesuai untuk metode bayi tabung ini.
3. Membantu Mendiagnosis Masalah Kesehatan
Tes AMH juga dapat membantu memprediksi jika terdapat masalah pada sistem reproduksi kita, misalnya pada kasus Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan beberapa tipe kanker ovarium.
Pada Bayi atau Anak Laki-laki
1. Mengecek Kesehatan Testis
Tes AMH biasanya dilakukan pada bayi atau anak laki-laki yang memiliki riwayat undescended testis atau kriptorkismus. Kondisi ini merupakan kelainan pada bayi laki-laki berupa tidak turunnya testis ke kantong skrotum.
Testis yang sehat pada bayi laki-laki akan memproduksi AMH. Jika hasil tes AMH rendah atau tidak ada sama sekali, maka dapat menjadi indikator terjadinya masalah pada testis.
2. Keterangan Tambahan pada Bayi dengan Alat Kelamin Ambigu
Seorang bayi dapat terlahir dengan masalah organ reproduksi yang tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini disebut atypical genitalia atau yang lebih familiar kita kenal dengan alat kelamin ambigu. Atypical genitalia dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kadar AMH.
Tes AMH dapat menunjukkan apakah testis bayi berfungsi dengan baik atau tidak. Pada kasus ini, biasanya tes AMH dilakukan bersamaan dengan tes lain seperti tes kromosom, ultrasonografi (USG), dan tes hormon lainnya.
Bagaimana Prosedur Tes AMH?
Tes AMH dilakukan melalui pemeriksaan darah.
Tenaga kesehatan akan membantu mengambil sampel darah pada pembuluh vena yang ada di lenganmu. Jarum kecil yang ada di dalam spuit akan dimasukkan untuk mengambil darah. Darah tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam tabung kecil untuk kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Prosedur ini sangat sederhana dan hanya memakan waktu sekitar 5 menit.
Bagaimana Cara Pembacaan Hasil Tes AMH?
Pada perempuan, secara umum, kadar AMH tinggi berarti memiliki banyak sel telur, dan kadar AMH rendah berarti persediaan sel telur di dalam ovarium sudah menyusut dan kemungkinan hamil menjadi lebih kecil.
Jika tes AMH dilakukan untuk memprediksi PCOS, maka kadar AMH tinggi merupakan tanda bahwa kamu mungkin mengalami sindrom tersebut.
Sedangkan pada pasien kanker ovarium, penurunan kadar AMH menunjukkan bahwa terapi kanker yang dilakukan bekerja dengan baik. Sebaliknya, jika kadar AMH meningkat, maka kemungkinan terapi yang dilakukan tidak berhasil untuk mengobati kanker ovarium tersebut.
Tes AMH yang dilakukan pada bayi atau anak laki-laki, dapat diartikan sebagai berikut:
- Kadar AMH normal → Bayi memiliki testis yang berfungsi dengan baik, tetapi tidak berada pada tempat yang tepat (di dalam skrotum)
- Kadar AMH rendah atau tidak ada sama sekali → Testis bayi tidak bekerja dengan baik atau tidak memiliki testis. Pada kondisi ini, bayi mungkin memiliki organ reproduksi internal perempuan yang tidak normal, dengan alat kelamin laki-laki
Tes AMH Tidak Dapat Memprediksi Kesuburan
Tes AMH memiliki banyak manfaat untuk mengetahui kesehatan sistem reproduksi kita. Namun, tes ini tidak dapat menjadi indikator tunggal kesuburan seseorang.
Tes penunjang lain diperlukan untuk menegakkan diagnosis jika terdapat masalah kesuburan baik pada laki-laki mau pun perempuan.