Pernahkah mendengar istilah penebalan dinding rahim? Kondisi apakah ini? Bagaimana dampak penebalan dinding rahim ini pada kesehatan reproduksi wanita?
Penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium adalah gangguan yang ditandai dengan penambahan lapisan dinding rahim karena sel tumbuh secara tidak normal.
Penebalan dinding rahim terjadi ketika pertumbuhan sel yang abnormal menyebabkan lapisan dinding pada rahim bertambah.
Sel yang terus bertumbuh dan membuat dinding rahim atau endometrium semakin tebal membuat perdarahan hebat ketika menstruasi.
Dinding rahim terdalam dibentuk dari lapisan endometrium. Lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah ini mengalami perubahan seiring dengan naik-turunnya hormon estrogen di sepanjang siklus haid.
Di awal siklus, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membuat endometrium bertumbuh dan menebal. Tujuannya agar rahim siap menerima embrio atau bakal janin jika terjadi kehamilan.
Karena terjadi ovulasi yaitu saat sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium, kadar hormon progesteron pun mulai meningkat.
Jika kehamilan tidak terjadi, kadar kedua hormon tersebut akan menurun. Penurunan kadar progesteron akan memicu luruhnya endometrium, yang tampak sebagai darah haid.
Wanita yang memiliki hiperplasia endometrium menghasilkan progesteron yang rendah, sehingga rahim tidak dapat melepaskan lapisan endometrium dan lapisan tersebut akhirnya terus menebal.
Meningkatnya kadar hormon estrogen bersama dengan pelepasan hormon progesteron menjadi penyebab paling utama wanita mengalami hiperplasia endometrium. Sel pada dinding rahim akan terus bertumbuh sebagai respons dari meningkatnya kadar hormon estrogen.
Kemudian, sel yang membentuk lapisan akan menjadi satu dan berkembang tanpa bisa terkendali. Inilah sebabnya, hiperplasia endometrium bisa berkembang menjadi kanker.
Umumnya, gangguan kesehatan ini terjadi pada wanita setelah mengalami menopause, saat proses ovulasi berhenti dan tidak lagi terbentuk progesteron.
Tapi penebalan pada dinding rahim juga bisa terjadi selama fase perimenopause atau saat proses ovulasi tidak beraturan.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hiperplasia endometrium, di antaranya:
Penebalan dinding rahim bukanlah kanker. Namun, wanita yang mengalaminya lebih berisiko terkena kanker rahim.
Orang yang mengalami penebalan dinding rahim juga tentunya bisa hamil. Hal ini akan ditentukan oleh banyak faktor. Dokter akan mencari tahu derajat serta kondisi rahim wanita.
Semakin cepat kondisi penebalan dinding rahim diketahui, semakin cepat dokter dapat memberikan penanganan. Kondisi yang teratasi akan membuat siklus menstruasi kembali normal dan membuat peluang hamil yang tinggi.
Penebalan dinding rahim bisa saja tidak menimbulkan gejala atau keluhan apa pun. Namun, sebagian wanita dengan kondisi ini bisa saja mengalami beberapa gejala yang meliputi:
Dokter akan melakukan tes fisik dan beberapa tes penunjang, seperti USG transvaginal, tes darah, histeroskopi, dan biopsi pada dinding rahim melalui suatu metode yang dinamakan kuretase.
Setelahnya, dokter baru akan menentukan tindakan pengobatan yang sesuai dengan penyebab terjadinya penebalan dinding rahim. Beberapa pilihan pengobatannya, antara lain:
Penebalan pada dinding rahim biasanya terjadi karena kadar hormon progesteron yang tidak mencukupi. Dokter akan melakukan tindakan terapi hormon progesteron dengan meresepkan pil KB progesteron, suntikan hormon, atau melalui IUD yang memiliki kandungan hormon progesteron.
Metode pengobatan penebalan dinding rahim ini biasanya akan dilakukan apabila metode terapi hormon progesteron tidak mampu membuat penebalan pada dinding rahim berkurang, atau dokter menduga adanya potensi pertumbuhan sel kanker pada rahim.
Metode ini juga menjadi pilihan untuk mengatasi penebalan pada dinding rahim wanita yang telah mengalami menopause.
Penebalan dinding rahim bisa diatasi. Kenali gejalanya untuk bisa diagnosis dini penebalan dinding rahim. Segera periksakan ke dokter spesialis kandungan agar bisa mengetahui langkah apa yang harus dijalani.
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…