Berhubungan seksual memang terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, bagaimana jika berhubungan seksual dilakukan saat haid? Apakah boleh (secara kesehatan)?
Apa dampaknya bagi kesehatan? Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Pasangan yang sedang melakukan program hamil, disarankan untuk melakukan hubungan seksual secara rutin. Frekuensi yang disarankan untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan adalah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (alat kontrasepsi) 2-3 kali seminggu, khususnya saat memasuki masa subur.
Umumnya, masa subur jatuh sekitar 14 hari sebelum haid hari pertama. Namun ternyata, tidak sedikit loh pasangan yang berhubungan seksual saat haid.
Tak hanya dipandang tabu secara budaya dan dilarang oleh beberapa kepercayaan saja, ternyata, berhubungan saat haid juga memiliki dampak negatif dari segi kesehatan.
Berikut adalah beberapa dampak berhubungan saat haid bagi kesehatan:
Menstruasi dapat mendorong akses bakteri masuk ke dalam saluran reproduksi wanita. Selama menstruasi, peluang bakteri naik ke saluran reproduksi atas dapat meningkat karena hilangnya penghalang endoserviks. Selain itu, saat menstruasi terjadi, penetrasi darah pada lendir serviks dan refluks darah yang berpotensi terkontaminasi ke saluran tuba (tuba falopi).
Zat besi yang melimpah pada menstruasi diduga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri gonokokus (penyebab peyakit gonorrhea). Lapisan endometrium yang luruh selama menstruasi juga diduga dapat meningkatkan penetrasi bakteri ke dalam aliran darah.
Studi dilakukan untuk mengetahui dampak berhubungan saat haid terhadap kejadian infeksi menular seksual (IMS). Berbagai IMS diteliti termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), chlamydia, herpes genital, kondiloma (kutil kelamin), gonorrhea, sifilis, trichomonas, gardnerella vaginalis, hepatitis B, dan chancroid. Hasilnya, risiko IMS diketahui lebih tinggi pada mereka yang berhubungan terakhir saat menstruasi, maupun yang biasa berhubungan saat menstruasi.
Toll-like receptor (TLR), ibarat garis pertahanan pertama melawan patogen yang memainkan peran penting dalam sistem imun bawaan dan adaptif kita. Produksi TLR yang rendah diketahui terjadi saat menstruasi.
Penurunan ekspresi gen TLR ini dapat menjadi tanda meningkatnya infeksi. Karena penurunan TLR ini juga berdampak pada ekspresi komponen imun sistem lainnya, maka dapat mengakibatkan terhambatnya aktivitas antibakteri, antijamur, dan antivirus pada tubuh kita.
Penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah salah satu risiko yang dapat terjadi apabila berhubungan saat haid. Apabila seorang wanita memiliki riwayat radang panggul, sangat disarankan untuk menunda berhubungan seksual setelah haid selesai atau mengharuskan pasangannya menggunakan kondom.
Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti gonorrhea dan chlamydia, diketahui merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit radang panggul. Infeksi gonorrhea dan chlamydia juga diketahui banyak diderita oleh wanita yang mengalami gejala radang panggul akut 7 hari setelah haid.
Sebuah studi menunjukkan bahwa berhubungan melalui vagina atau melakukan aktivitas seksual non-coital yang menyebabkan orgasme saat menstruasi dapat meningkatkan risiko endometriosis pada wanita usia reproduksi.
Aktivitas seksual atau orgasme saat menstruasi dapat meningkatkan kontraksi rahim. Aktivitas ini dapat berdampak pada terjadinya menstrual retrograde atau aliran balik darah menstruasi yang merupakan penyebab utama terjadinya endometriosis.
Bagi beberapa orang, berhubungan saat haid mungkin tidak mengganggu dan dapat dilakukan seperti saat sedang tidak haid. Terlebih jika seorang wanita memiliki siklus haid yang panjang, mungkin hal ini akan sangat menyulitkan untuk pasangan.
Namun, terlepas dari faktor agama dan budaya, berhubungan saat haid ternyata terbukti memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan. Pertimbangkanlah baik-baik jika kamu dan pasangan tetap ingin berhubungan saat haid.
Selain faktor dampak kesehatan yang telah dijelaskan di atas, berhubungan saat haid masih memungkinan kamu untuk hamil loh! Karena kita tidak pernah tahu kapan terjadinya ovulasi, apalagi jika kamu memiliki siklus haid yang tidak teratur.
Kalau kamu sedang merencanakan untuk memiliki anak, ahli gizi Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Sudah ada 26 ibu yang berhasil mendapat garis dua setelah ikut program Sirka. Apakah kamu selanjutnya?
Yuk klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…