Gangguan ovulasi merupakan penyebab infertilitas (ketidaksuburan) pada wanita dengan polycystic ovarian syndrome (PCOS). Induksi ovulasi merupakan salah satu terapi untuk gangguan ovulasi dimana hormon dirangsang agar terjadi pelepasan sel telur. Letrozole sering digunakan sebagai terapi lini pertama untuk induksi ovulasi ini. Bagaimana cara kerja letrozole untuk PCOS ini?
Letrozole dan profertil adalah obat yang sering diberikan pada orang yang mengalami PCOS. Letrozole termasuk ke dalam obat golongan nonsteroidal aromatase inhibitors yang bekerja dengan cara mengurangi jumlah estrogen yang diproduksi oleh tubuh. Sedangkan profertil berisi clomiphene citrate yang berfungsi sebagai stimulan ovulasi melalui pengaturan hormon.
Penelitian menunjukkan bahwa letrozole dapat digunakan untuk induksi (merangsang pelepasan telur) ovulasi dengan efektivitas yang sebanding dengan clomiphene.
Letrozole dapat digunakan sebagai obat kesuburan karena mampu merangsang ovulasi. Obat ini bekerja dengan mengaktifkan otak agar membuat lebih banyak hormon FSH untuk menginduksi ovulasi dan melepaskan telur.
Obat ini bekerja untuk wanita dengan gangguan PCOS dan pada wanita normal untuk meningkatkan produksi telur.
Letrozole juga digunakan untuk mencegah risiko terjadinya kanker payudara pada wanita yang memiliki risiko tinggi.
Pada PCOS, letrozole adalah penghambat aromatase yang digunakan sebagai penginduksi ovulasi pada wanita dengan ketebalan endometrium lebih dari 56 mm.
Letrozole menghambat produksi estrogen dengan menekan enzim aromatase. Letrozole telah dilaporkan dapat menghambat kadar estrogen setidaknya 97% hingga 99%.
Penelitian lain juga melaporkan bahwa letrozole efektif pada pasien yang resisten terhadap profertil atau klomifen sitrat dan juga menghasilkan ovulasi pada 62% kasus dan kehamilan pada 14,7%.
Letrozole tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Letrozole hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter.
Letrozole adalah obat yang tersedia dalam bentuk tablet. Selalu konsumsi tablet letrozole sesuai arahan dokter. Sebagai catatan juga, obat ini bukanlah obat yang dapat dibeli secara bebas di apotek.
Dokter akan menentukan dosis dan durasi pengobatan dengan letrozole berdasarkan usia, kondisi, dan respons tubuh pasien terhadap obat.
Untuk mengobati infertilitas pada perempuan yang mengalami sindrom polikistik ovarium (PCOS), dosis umumnya 2,5 mg, 1 kali sehari selama 5 hari. Pengobatan biasanya dimulai pada hari ke-3 atau ke-5 dari siklus haid.
Perlu diperhatikan bahwa konsumsi letrozole menyebabkan beberapa kondisi, berupa:
Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi letrozole adalah:
Letrozole bukanlah obat bebas, jadi jangan mengonsumsinya tanpa resep dokter.
Obat ini digunakan untuk mengatasi PCOS sesuai indikasi dan tentunya dari arahan dokter.
Selalu konsultasikan kondisi kesehatanmu ke dokter dan perhatikan hal-hal penting terkait konsumsi dan penggunaan obat.
Ingin gejala PCOS-mu berkurang? Ayo klik tautan ini!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…