Kesehatan Perempuan

Penyebab Iritasi Pembalut dan Cara Mengatasinya

Penyebab Iritasi Pembalut dan Cara Mengatasinya

Menstruasi, tamu yang rajin datang setiap bulan tanpa kabar ini membuat para wanita selalu sedia pembalut di tas mereka. Sayangnya, benda mungil yang satu ini, tak selalu menjadi sahabat para wanita. Pemakaian pembalut, tak jarang dapat menimbulkan iritasi seperti ruam, gatal, hingga reaksi alergi pada beberapa wanita. Apa penyebabnya (iritasi pembalut)? Simak artikel berikut!

Penyebab Iritasi Pembalut

Ada beberapa penyebab potensial yang dapat menyebabkan iritasi pembalut, di antaranya adalah:

a. Gesekan

Penggunaan pembalut saat menstruasi, dapat menimbulkan iritasi karena adanya gesekan dan gerakan.

Menurut Center for Young Women’s Health, berjalan, berlari, dan aktivitas fisik lainnya dapat menyebabkan pembalut bergerak maju mundur dan berkontribusi terhadap terjadinya luka gesekan pada vulva (bagian luar organ genitalia wanita).

b. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah istilah medis untuk menggambarkan reaksi alergi pada kulit. Seseorang dapat mengalami alergi jika terjadi kontak antara bahan-bahan tertentu dengan kulit yang sensitif.

Beberapa bahan seperti perekat dan pewangi yang ada pada pembalut, dapat bersifat alergenik dan menimbulkan reaksi alergi pada vulva.

c. Panas dan Kelembaban

Fungsi utama pembalut adalah untuk menahan dan mengumpulkan darah menstruasi.

Cara kerja ini, dapat menjebak kelembaban dan panas di dalam pembalut sehingga menimbulkan ruam dan iritasi.

Beberapa bahan iritan lain seperti keringat, urin, perekat pada panty liner, dan celana dalam berbahan nilon, juga dapat menyebabkan ruam pada vulva.

d. Jarang Mengganti Pembalut

Pembalut harus diganti secara berkala 3-4 jam sekali, terutama jika volume darah menstruasi yang keluar banyak.

Wanita yang memiliki volume darah menstruasi sedikit atau biasanya pada hari-hari akhir menjelang menstruasi selesai, mungkin seringkali menyepelekan untuk mengganti pembalut. Namun, tentu saja kebiasaan ini tidak baik. 

Pembalut tetap harus diganti secara berkala meskipun darah menstruasi yang keluar sedikit.

Jarang mengganti pembalut saat menstruasi, dapat meningkatkan peluang terjadinya iritasi dan bau tidak sedap karena bakteri.

Diagnosis Iritasi Pembalut

Pada beberapa kasus, tanda iritasi dapat terlihat jelas beberapa jam setelah pemakaian pembalut. Ruam, gatal, kemerahan, dan luka lecet dapat muncul jika iritasi terjadi. 

Gejala lainnya, mungkin muncul jika iritasi telah berkembang menjadi infeksi, misalnya infeksi jamur atau bakteri pada vagina. Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan beberapa gejala terjadinya infeksi jamur pada vagina (vaginal candidiasis), seperti: gatal pada vagina, nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan, serta keputihan tidak normal.

Cara Mengatasi Iritasi Pembalut

Iritasi pembalut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan rutin mengganti pembalut.

Jika penyebab iritasi adalah dermatitis kontak, kamu bisa mencoba untuk mengganti pembalut dengan merk lain yang lebih ramah kulit sensitif dan tidak mengandung bahan yang bersifat alergenik. Selain itu, kamu juga dapat mempertimbangkan menggunakan metode lain seperti pembalut kain, menstrual cup, atau tampon saat menstruasi.

Untuk meredakan gejala iritasi, kamu dapat melakukan kompres dingin di area yang terjadi iritasi. Namun, jika iritasi yang terjadi sudah cukup parah dan mengganggu, periksakan ke dokter untuk mendapatkan obat.

Dokter biasanya akan memberikan antihistamin (anti alergi), krim steroid, dan antibiotik topikal (jika terjadi infeksi bakteri)

Rutin Ganti Pembalut, Cegah Iritasi!

Iritasi pembalut dapat kita cegah kok!

Caranya adalah dengan rutin mengganti pembalut secara berkala, baik sudah penuh atau pun belum dan jaga area kewanitaan tetap bersih dan kering.

Pilih pembalut yang tidak mengandung bahan yang alergenik, juga dapat membantu kita untuk mencegah iritasi terjadi. 

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago