Kesehatan Perempuan

Perimenopause – Masa Peralihan Menuju Menopause

Perimenopause

Kamu wanita berusia 40-an? Merasa siklus menstruasimu berantakan? Sering merasa panas dan berkeringat di malam hari? Mungkin kamu sedang mengalami masa perimenopause.

Definisi Perimenopause

Perimenopause adalah masa ketika tubuh seorang wanita melalui transisi alami menuju masa menopause. Masa ini menandakan bahwa fungsi ovulasi mulai menurun dan masa reproduksi akan segera berakhir. 

Wanita memulai perimenopause pada usia yang berbeda-beda. Mayoritas wanita mengalami perimenopause di usia 40-an, tetapi ada beberapa yang sudah mengalami tanda-tandanya di pertengahan usia 30. 

Saat perimenopause, kadar hormon estrogen naik dan turun secara tidak stabil. Hal ini menyebabkan siklus menstruasi mungkin memanjang atau memendek. Pada masa ini kamu mungkin mengalami siklus menstruasi tanpa pelepasan sel telur (ovulasi). 

Jika kamu melewati 12 bulan berturut-turut tanpa tanda menstruasi, maka masa menopause resmi dimulai.

Gejala Perimenopause

Beberapa gejala yang mungkin kamu rasakan ketika memasuki masa perimenopause yaitu:

  • Menstruasi Tidak Teratur

Akibat perubahan hormon yang terjadi, ovulasi menjadi tidak dapat diprediksi. Siklus menstruasi menjadi sangat bervariasi, baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya darah menstruasi yang keluar. 

Jika kamu mengalami 60 hari tanpa menstruasi, menandakan kamu sedang berada di akhir masa perimenopause. 

  • Hot Flashes dan Gangguan Tidur

Hot flashes merupakan gejala yang umum terjadi pada perimenopause.

Suhu tubuh naik dan kamu akan sering berkeringat di malam hari. Hal ini mungkin dapat menyebabkan kamu sulit beristirahat di malam hari.

  • Perubahan Suasana Hati (Mood Swing)

Mood swing dan risiko depresi dapat semakin meningkat pada saat perimenopause.

Penyebabnya kemungkinan adalah karena perubahan hormon dan gangguan tidur yang banyak terjadi di fase ini.

  • Masalah Vagina atau Saluran Kemih

Ketika kadar estrogen berkurang, vagina akan kehilangan pelumas dan elastisitasnya. Keadaan vagina yang lebih kering ini mungkin menyebabkan hubungan seksual menjadi tidak nyaman atau terasa sakit. 

Rendahnya kadar estrogen juga dapat menyebabkan wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih. Hilangnya tonus jaringan juga dapat menyebabkan beberapa wanita sulit menahan buang air kecil (inkontinensia urin).

  • Perubahan Gairah Seksual

Gejala ketidaknyamanan perimenopause dapat menyebabkan gairah seksual menurun. Namun, perubahan ini tidak terjadi pada semua wanita.

Pada beberapa wanita yang memiliki keintiman seksual yang baik saat masa subur, kemungkinan dapat berlanjut hingga perimenopause dan seterusnya. 

  • Nyeri Sendi dan Otot

Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh mulai menurun, termasuk sendi dan otot. Menurunnya kadar estrogen juga dapat mempercepat pengeroposan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis

  • Perubahan Kadar Kolesterol

Perubahan kadar hormon estrogen juga dapat memengaruhi kadar kolestrol dalam darah, termasuk meningkatkan low-density lipoprotein (LDL) atau yang lebih dikenal dengan kolesterol jahat. Sementara itu, kadar high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik akan menurun dan meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Tips Menghadapi Masa Perimenopause

Gejala perimenopause merupakan gejala alami yang tidak berbahaya. Namun jika gejala tersebut mengganggu, beberapa hal berikut mungkin dapat membantu:

  1. Diet sehat, makan lebih banyak buah dan sayur
  2. Konsumsi suplemen kalsium setidaknya 1000-1200 mg/hari
  3. Olahraga teratur
  4. Hindari pemicu hot flashes seperti alkohol, kopi, atau teh

Pada beberapa kasus, mungkin dokter akan merekomendasikan terapi hormonal atau obat antidepresan untuk mengurangi gejala yang sangat mengganggu. 

Konsultasikan Jika Mengganggu

Seperti halnya menstruasi, perimenopause merupakan fase yang pasti akan dilewati oleh setiap wanita.

Tak perlu khawatir jika kamu mulai merasakan gejalanya. Tandanya tubuhmu normal. Tetapi, jika gejala yang kamu alami terasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. 

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago