Halo para pecinta buah pisang! Kamu menyukai tingkat kematangan pisang yang seperti apa? Apakah kamu suka mengonsumsi pisang yang sudah matang atau masih belum matang seperti pisang hijau?
Berikut berbagai tingkat kematangan pisang dan perbedaannya serta cara mengonsumsinya dengan benar!
Pisang yang tidak matang memiliki ciri khas warna hijau. Pisang dengan tingkat kematangan ini mengandung pati resisten tertinggi, sumber prebiotik yang baik, serta pektin yang merupakan serat untuk membantu buah dalam menjaga bentuknya.
Biasanya, pisang yang tidak matang teksturnya lebih keras (tidak lebih lembek dari pisang yang matang) dan rasanya kurang manis (bahkan pahit). Tambahan, pisang yang tidak matang juga lebih sulit untuk dikupas daripada pisang yang matang.
Pisang yang baru matang berwarna kuning cerah dan memiliki kandungan pati resisten lebih rendah dari pisang yang tidak matang, tapi rasanya lebih manis karena kandungan gulanya yang lebih banyak. Selain itu, kandungan antioksidan di pisang yang baru matang juga lebih banyak dibanding pisang yang tidak matang.
Pisang yang matang berwarna kuning agak gelap dengan rasa yang lebih manis dan kandungan antioksidan yang lebih tinggi daripada pisang yang baru matang.
Pernah melihat pisang yang ada bintik-bintik berwarna coklat? Itu adalah pisang yang sangat matang.
Pisang dengan tingkat kematangan ini merupakan sumber vitamin terbanyak, tetapi banyak kandungan mineral yang berkurang.
Rasanya juga sangat manis karena semakin matang pisang, maka kandungan gulanya akan semakin banyak.
Saat pisang sudah terlalu matang, buah ini akan berwarna sangat hitam/coklat. Rasanya sangat manis dan mengandung antioksidan yang sangat tinggi (tertinggi di antara seluruh tingkat kematangan pisang).
Berikut tabel penjelasan dari pisang tidak matang vs pisang matang
Tabel 1. Pisang Tidak Matang vs Pisang Matang
Pisang Tidak Matang (Hijau) | Pisang Matang (Kuning/Kecoklatan) |
Kandungan prebiotik lebih banyak | Kandungan prebiotik lebih sedikit |
Kandungan pati resisten tertinggi | Kandungan pati resisten lebih sedikit |
Lebih susah dikupas | Lebih mudah dikupas |
Rasanya kurang manis bahkan pahit | Kurang manis |
Kandungan antioksidan lebih sedikit | Kandungan antioksidan tinggi |
Indeks glikemik rendah (30) | Indeks glikemik tinggi (60) |
Struktur lebih kuat karena kandungan pektin yang tinggi | Struktur lembek karena kandungan pektin yang rendah |
Tingkat kematangan pisang bisa menjadi guideline untuk mengonsumsi pisang.
Pisang yang tidak matang/berwarna hijau cocok untuk orang yang ingin
Alasan tersebut bermuara dari kandungan pisang yang tidak matang, yaitu prebiotik dan kandungan pati resisten dan pektin (serat) yang tinggi.
Serat yang tinggi berguna untuk menekan nafsu makan dan merasa kenyang lebih lama, sehingga cocok untuk orang yang ingin menurunkan berat badan.
Indeks glikemik yang rendah (30) membuat pisang yang tidak matang cocok untuk orang yang sedang ingin menurunkan/menjaga kadar gula darah.
Untuk catatan, jangan mengonsumsi pisang tidak matang jika kamu memiliki alergi terhadap latex karena pisang yang tidak matang memicu latex-fruit syndrome.
Selain itu, efek samping dari mengonsumsi pisang tidak matang adalah:
Semakin matang pisang, semakin banyak kandungan gula di dalamnya. Karena itu, perlu batasan dalam mengonsumsi pisang yang matang.
Pisang yang matang cocok untuk orang yang ingin:
Pisang yang tidak matang dan pisang yang matang sama-sama bergizi. Perbedaannya terletak pada kandungan zat gizinya karena kematangan pisang memengaruhi struktur karbohidrat dari pisang tersebut.
Cocokkan goal-mu dengan pisang yang ingin kamu konsumsi. Jika ingin menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula darah, pisang mengkal lebih cocok untuk dikonsumsi.
Mari rasakan manfaat pisang dan rasanya yang enak!
93,5% pengguna program Sirka berhasil menurunkan berat badan loh! Kalau kamu sedang ingin menurunkan berat badan untuk mencapai body goals atau berat badan ideal, ahli gizi Sirka bisa membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…