Pemanis buatan sudah banyak dipromosikan sebagai pengganti gula, terutama untuk pasien dengan diabetes melitus. Penggunaan pemanis buatan dipercaya dapat membantu menurunkan gula darah dan menurunkan berat badan. Namun, baru-baru ini World Health Organization atau WHO menyarankan untuk tidak menggunakan pemanis buatan.
Apakah implikasi dari rekomendasi WHO ini? Lalu bagaimana faktanya? Mari kita simak!
WHO mengumumkan lewat laman resminya mengenai rekomendasi penggunaan pemanis buatan. Rekomendasi ini didasarkan pada berbagai penelitian mengenai pemanis buatan.
WHO mengumumkan bahwa pemanis buatan tidak memberikan manfaat jangka panjang untuk menurunkan lemak tubuh baik pada dewasa maupun anak-anak. Selain itu, WHO mengatakan bahwa penggunaan pemanis buatan dapat menyebabkan efek samping jangka panjang seperti peningkatan risiko diabetes melitus, penyakit jantung, hingga kematian.
WHO menjelaskan bahwa mengganti gula dengan pemanis buatan tidak membantu menurunkan berat badan. WHO juga merekomendasikan untuk menurunkan konsumsi gula dan menggantinya dengan gula alami, seperti pada buah-buahan.
Walau begitu, rekomendasi ini tidak berlaku bagi pasien yang sudah menderita diabetes melitus tipe 2. Pasien yang sudah menderita diabetes melitus tetap disarankan untuk menggunakan pemanis buatan.
Stevia adalah sebuah pemanis alternatif untuk gula pasir dan pemanis buatan. Stevia telah banyak digunakan pada makanan dan menjadi bagian yang penting bagi diet pasien diabetes melitus tipe 2.
Sebuah uji klinis membandingkan antara penggunaan stevia dengan pemanis buatan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi 1 cup 2% ekstrak stevia per hari tidak memberikan dampak pada gula darah maupun kolesterol dari pasien.
Studi ini berkesimpulan bahwa konsumsi stevia dengan dosis aman dapat menjadi alternatif gula murni dan pemanis buatan untuk pasien diabetes melitus tipe 2. Penggunaan stevia tidak meningkatkan gula darah maupun kolesterol pasien.
Gula memang bagian dari makanan kita sehari-hari. Namun, konsumsi gula yang berlebihan tentunya dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes melitus, stroke, dan penyakit jantung koroner. Berikut ini tips-tips yang bisa kamu gunakan untuk membatasi gula.
Setiap harinya, seorang pria boleh mengkonsumsi gula sebanyak 36 gram sehari, sedangkan untuk wanita batasnya adalah 24 gram.
Sebelum mengonsumsi sebuah produk, perhatikan kadar gula di kemasan, pastikan konsumsi gula berada pada level aman.
Bagi yang suka minuman kekinian, pilihlah opsi minuman tanpa gula atau yang kurang gula (less sugar). Hal ini bisa membantu kamu untuk mengurangi konsumsi gula harian.
Buah memiliki gula alami yang lebih aman bagi tubuh. Cobalah konsumsi buah secara utuh atau dengan diblender. Gantilah minuman manis dengan rasa manis yang berasal dari buah.
Stevia adalah pemanis alamiah yang aman digunakan oleh pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dapat menggunakan stevia sebagai alternatif konsumsi gula dan pemanis buatan dengan aman.
Pada pasien dengan diabetes melitus, konsumsi gula dapat meningkatkan gula darah dan memperparah penyakit. Konsumsi buah atau stevia dapat menjadi alternatif konsumsi gula dan pemanis buatan yang saat ini tidak direkomendasikan oleh WHO.
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…