Kesehatan Perempuan

IUD Mirena – Kontrasepsi Jangka Panjang yang Bisa Jadi Pilihan!

IUD Mirena

Terdapat banyak sekali jenis kontrasepsi yang dapat dipilih ibu untuk mengatur kehamilan, salah satunya yaitu IUD mirena. Apa kelebihan dan kekurangannya dibandingkan metode kontrasepsi lainnya? Bagaimana prosedur pemasangannya?

Apa Itu IUD Mirena?

Mirena adalah jenis kontrasepsi hormonal jangka panjang yang berbentuk intrauterine device (IUD). Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti huruf T kecil yang dimasukkan ke dalam rahim. Alat ini akan mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi untuk:

  • Menebalkan lendir serviks, sehingga sperma tidak dapat menjangkau sel telur yang siap dibuahi
  • Menipiskan dinding rahim dan menekan sebagian ovulasi

Kelebihan IUD Mirena

IUD mirena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu:

  1. Merupakan kontrasepsi jangka panjang yang dapat bertahan selama 7 tahun setelah pemasangan
  2. Dapat dilepas kapan saja dan kesuburan dapat segera kembali
  3. Dapat digunakan oleh ibu menyusui
  4. Tidak menimbulkan efek samping seperti kontrasepsi yang mengandung estrogen (pertambahan berat badan, mual/muntah, dll)
  5. IUD mirena juga dapat membantu untuk mengurangi:
  • Nyeri menstruasi atau nyeri akibat endometriosis
  • Risiko infeksi pelvis
  • Risiko kanker endometrium
  • Perdarahan hebat
  • Endometrial hyperplasia (pertumbuhan tidak normal dari lapisan rahim)
  • Adenomiosis (pertumbuhan tidak normal dari jaringan dinding rahim ke otot rahim)
  • Anemia

Kekurangan IUD Mirena

Meskipun memiliki banyak kelebihan, tetapi IUD mirena memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

  1. Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
  2. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan perforasi uterus (cedera di dinding rahim)
  3. Dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman/nyeri ketika pemasangan

Prosedur Pemasangan IUD Mirena

Dokter atau tenaga kesehatan lainnya, akan memasukkan alat bernama spekulum untuk membuka serviks. Panjang serviks akan diukur untuk mengetahui kedalaman dan memastikan tempat pemasangan IUD. 

Kemudian, IUD mirena akan dimasukkan ke dalam rahim secara perlahan. Selanjutnya, aplikator akan ditarik dan dikeluarkan dari rahim sehingga lengan IUD akan terbuka dan menahan posisinya sesuai bentuk rahim kita. Yang terakhir, benang IUD akan dipotong sesuai ukuran serviks kita.

Kapan Harus Periksa?

Karena IUD mirena termasuk alat kontrasepsi jangka panjang, jadi tidak memerlukan kunjungan setiap bulan seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Ibu dapat kembali di bulan pertama untuk memastikan posisi IUD tidak berpindah atau apabila ada beberapa keluhan berikut:

  • Ibu merasakan tanda-tanda kehamilan
  • Perdarahan hebat
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Demam, keputihan berbau, atau terasa ada luka di daerah vagina
  • Sakit kepala hebat
  • Terpapar infeksi menular seksual
  • Tidak merasakan IUD di tempat yang seharusnya

Kapan IUD Mirena Harus Dilepas?

IUD mirena dapat bekerja hingga 7 tahun di dalam rahim.

Untuk pelepasan IUD, ibu harus datang ke fasilitas kesehatan. Dokter akan mengecek lokasi IUD dan mengambil IUD secara perlahan dari dalam rahim menggunakan alat khusus.

Perdarahan dan kram perut ringan mungkin akan ibu rasakan ketika pelepasan. Tetapi tak perlu khawatir, itu adalah hal yg normal dan aman.

IUD Mirena, Kontrasepsi yang Aman dan Menenangkan

Meskipun terlihat menyeramkan bagi beberapa orang, tetapi pada dasarnya pemakaian IUD, termasuk IUD mirena merupakan metode kontrasepsi yang aman. Selain itu, kontrasepsi hormonal jangka panjang ini juga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mencegah kehamilan. Ibu tak perlu repot kembali ke fasilitas kesehatan tiap bulan ataupun risau seperti ketika lupa minum pil. 

Jadi, apakah kamu masih ragu untuk mencoba metode kontrasepsi yang satu ini? 

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago