Masa kehamilan merupakan masa yang dinanti oleh hampir setiap wanita di dunia. Tiga bulan pertama kehamilan, merupakan masa yang paling rentan, termasuk kemungkinan terjadinya keguguran. Apa sebenarnya penyebab keguguran dapat terjadi? Kapan waktu yang aman untuk hamil lagi? Simak penjelasannya berikut!
World Health Organization (WHO) dan Center of Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan keguguran (miscarriage) sebagai kehilangan kehamilan sebelum usia 20 minggu atau pengeluaran embrio (janin) yang beratnya 500 gram atau kurang.
Mayoritas keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu. Beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul diantaranya yaitu:
Penyebab terbanyak dari keguguran spontan pada trimester pertama kehamilan adalah adanya ketidaknormalan kromosom. Kelainan kromosom ini yang biasanya menyebabkan terjadinya blighted ovum (hamil kosong), mola hidatidosa (hamil anggur), dan kematian janin di dalam kandungan karena janin gagal berkembang
Risiko terjadinya keguguran menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, dan biasanya sangat jarang terjadi setelah usia kehamilan 15 minggu pada janin normal.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran yaitu:
Pada wanita usia 20-30 tahun, risiko terjadinya keguguran <20 minggu sebesar 8,9%. Persentase ini meningkat hingga 74,7% pada wanita yang berusia >40 tahun.
Hamil di usia dini (kurang dari 20 tahun) juga termasuk faktor risiko keguguran.
Studi menunjukkan bahwa risiko terjadinya keguguran diperkirakan sebesar 20% setelah 1 kali keguguran sebelumnya, 28% setelah 2 kali keguguran, dan 43% setelah 3 kali keguguran berulang.
Beberapa penyakit yang diderita ibu seperti trombofilia, sindrom antifosfolipid antibodi, berat badan ekstrim selama hamil, dan hipertensi, dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran.
Beberapa faktor lainnya seperti merokok, konsumsi kafein dalam jumlah besar, trauma (jatuh, benturan, kecelakaan, dll), dan malnutrisi.
Pilihan tindakan untuk penanganan keguguran yang dapat dilakukan diantaranya yaitu manajemen ekspektasi, medikasi, atau pembedahan. Pilihan tindakan tersebut disesuaikan dengan kondisi pasien.
Manajemen ekspektasi biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami keguguran pada trimester pertama. Tenaga kesehatan akan menunggu terjadi pengeluaran sisa jaringan secara spontan.
Penatalaksanaan medis, dapat dilakukan apabila tidak ada kontraindikasi seperti anemia, gangguan perdarahan atau infeksi.
Obat misoprostol, analog hormon prostaglandin, diberikan dalam 1 atau 2 dosis untuk membantu pengeluaran jaringan dari rahim.
Misoprostol dapat dikonsumsi dalam bentuk oral, sublingual, atau sebagai supositoria vagina. Mayoritas wanita akan mengalami ekspulsi total (pengeluaran jaringan) dalam waktu 3 hari.
Evakuasi keguguran melalui pembedahan utamanya dilakukan apabila pasien datang dengan kondisi yang tidak stabil, misalnya perdarahan atau adanya tanda-tanda infeksi. Tindakan ini juga dipilih pada wanita yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, infeksi, anemia berat atau gangguan perdarahan. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan kuretase.
Keguguran merupakan kondisi spontan yang tidak dapat diprediksi. Namun, cara yang paling sederhana untuk memperkecil kemungkinan tersebut adalah dengan memperhatikan kondisi ibu dan bayi dengan baik, dengan cara:
Apabila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu, periksa dan konsultasikan secara rutin dengan tenaga kesehatan terkait.
Mulai aktivitas normal secara bertahap. Hindari olahraga berat hingga 2-3 hari. Energi mungkin akan terasa lebih lemah pada minggu pertama setelah keguguran, istirahat yang cukup agar energi dapat pulih kembali.
Hindari melakukan hubungan seksual dan memasukkan apa pun ke dalam vagina, termasuk tampon menstruasi.
Pilih pembalut biasa apabila darah atau flek masih keluar. Hubungan seksual dapat dilakukan jika darah sudah benar-benar berhenti atau kurang lebih 2 minggu masa pemulihan.
Konsumsi makanan sehat dan bergizi berguna untuk membantu mempercepat pemulihan. Utamanya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi untuk membantu menambah darah. Selain itu, konsumsi makanan yang dapat meningkatkan hormon kebahagiaan dan mengurangi stres juga mungkin dapat membantu memulihkan energi.
Secara medis, tubuh wanita dapat berovulasi kembali 2 minggu setelah keguguran.
Amannya, kamu dan pasangan dapat merencanakan kehamilan kembali setelah 2-3 siklus menstruasi. Namun, untuk mencegah keguguran berulang, pastikan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Terutama pada ibu yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Keguguran bisa menjadi pengalaman yang menguras fisik dan emosi. Dukungan pasangan, keluarga, dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menghadapi keguguran. Kamu dan pasangan dapat merencanakan kehamilan segera setelah kondisimu pulih. Namun, konsultasikan dengan tenaga kesehatan terkait kehamilan selanjutnya yang aman dan sehat.
Periksa hamil secara rutin dan hindari faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keguguran.
Memastikan kesehatan selama kehamilan sangat penting bagi ibu hamil agar janin di dalam kandungannya selalu sehat dan terhindar dari masalah/penyakit.
Ahli gizi kami dapat membantumu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan agar janin tumbuh dengan optimal sesuai dengan usia kandungannya hingga akhirnya lahir ke dunia ini.
Ingin kesehatan selama kehamilan terjaga, sehingga calon buah hatimu tumbuh dengan sehat? Ayo klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…