Today:Saturday, 23 November 2024
chlamydia adalah PMS

Chlamydia – PMS yang Akibatnya Tidak Sebagus Namanya

Chlamydia

Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang satu ini mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Namanya yang cantik ternyata tak sebanding dengan akibat yang ditimbulkannya. 

Apa itu Chlamydia? Apakah penyakit ini dapat dicegah? Berikut penjelasannya. 

Apa itu Chlamydia?

Chlamydia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menginfeksi pria maupun wanita. Penyakit menular seksual yang satu ini juga dapat menyebabkan seorang wanita sulit untuk hamil. Hal ini dikarenakan infeksi penyakit chlamydia dapat menutup pelepasan telur yang dibutuhkan untuk pembuahan

Apa Penyebab Chlamydia?

Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini dapat menular melalui seks anal, oral, dan vaginal. Selain berhubungan seks secara langsung, sex toys yang tidak dijaga kebersihannya juga bisa menjadi media penularan chlamydia.

Bakteri chlamydia dapat menular melalui cairan seksual yang keluar dari alat kelamin penderita. Meskipun tanpa orgasme, ejakulasi atau pun penetrasi, penyakit ini tetap dapat menular. 

Bagaimana Gejala Chlamydia?

Chlamydia umumnya tidak menunjukkan gejala di awal. Sehingga seringkali penyakit ini diabaikan keberadaannya. Gejala chlamydia mungkin dapat berbeda pada wanita dan pria, namun nyeri saat buang air kecil dapat menjadi penanda adanya infeksi bakteri ini. 

Pada pria, beberapa gejala yang mungkin timbul misalnya nyeri pada testikel dan keluarnya cairan putih kental atau encer dari ujung alat kelamin. 

Sementara pada wanita, gejala yang paling umum terjadi adalah perdarahan saat atau setelah hubungan seksual dan keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina. Selain itu, ada juga yang mengalami menstruasi berat, perdarahan di antara siklus menstruasi, dan nyeri perut bawah.

Apakah Chlamydia Bisa Dicegah?

Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi chlamydia, diantaranya yaitu:

  • Riwayat penyakit menular seksual
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom
  • Aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun

Dari beberapa faktor risiko tersebut dapat kita simpulkan bahwa cara untuk menghindari penyakit menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seks baik vagina, anal mau pun oral.

Namun, apabila kamu aktif secara seksual, pastikan 2 hal berikut:

  1. Berada dalam hubungan jangka panjang (tidak berganti-ganti pasangan) dan dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
  2. Menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual.

Bagaimana Cara Kita Tahu Kalau Terinfeksi Chlamydia?

Chlamydia dapat diketahui melalui tes laboratorium. Petugas kesehatan akan meminta sampel urin kita untuk diuji. Selain melalui urin, infeksi bakteri ini juga dapat diketahui melalui swab vagina. 

Apakah Chlamydia Bisa Diobati?

Seperti penyakit infeksi lainnya, chlamydia dapat diobati. Dokter akan memberikan obat yang harus diminum sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. Namun, pengobatan hanya akan menghentikan infeksi, tidak dapat menghilangkannya secara permanen.

Infeksi chlamydia berulang mungkin dapat terjadi. Tes harus dilakukan sekitar 3 bulan setelah mulai pengobatan, bahkan jika pasangan seksual anda membutuhkan perawatan. 

Apa Saja Komplikasi yang dapat Terjadi?

a. Komplikasi yang dapat Terjadi pada Pria

  1. Epididimis, peradangan pada saluran sperma dari testikel yang ditandai dengan pembengkakan dan rasa nyeri. 
  2. Reactive arthritis, peradangan yang terjadi pada persendian. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. 
  3. Uretritis, peradangan pada saluran pembuangan urin atau uretra. Beberapa gejala yang mungkin terjadi diantaranya sering BAK (buang air kecil), tidak mampu menahan BAK, terasa perih saat BAK, ujung penis mengalami iritasi dan mengeluarkan cairan putih kental.

b. Komplikasi yang dapat Terjadi pada Wanita

  1. Cervicitis, peradangan pada serviks (leher rahim). Beberapa gejalanya yaitu nyeri perut bawah, sakit saat berhubungan seksual, serta perdarahan saat berhubungan dan di antara masa menstruasi. 
  2. Penyakit radang panggul, kondisi dimana ovarium, rahim dan tuba fallopi mengalami infeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan panggul terasa sakit terus-menerus dan terjadi kemandulan.
  3. Bartholinitis, pembengkakan kelenjar bartholini. Kista kelenjar bartholini dapat terjadi jika kelenjar tersumbat dan mengalami infeksi. 

Jaga Diri dari Penyakit Ini!

Jadi bagaimana? sudah tahu kan penyebab dan risiko dari PMS yang satu ini?

Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, yuk jaga diri dari penyakit ini!

Share