Kontrasepsi seringkali menjadi dilema tersendiri bagi ibu pasca melahirkan. Banyaknya pilihan metode dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya terkadang membuat ibu bingung untuk memilih apa jenis kontrasepsi yang paling tepat. Nah, metode amenore laktasi bisa menjadi pilihan.
Metode amenore laktasi merupakan salah satu metode kontrasepsi alamiah yang aman dan efektif jika diterapkan dengan tepat. Namun, masih banyak pertanyaan yang membuat para ibu ragu terkait metode ini. Apakah benar-benar aman hanya dengan menyusui saja? Bagaimana kalau nanti kebobolan? Yuk, kita pelajari lebih lanjut!
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi alami melalui dukungan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara adekuat (optimal) untuk menjarakkan kehamilan.
Menyusui tanpa memberikan makanan tambahan dapat menunda kembalinya kesuburan dan periode menstruasi. Hal ini merupakan perlindungan fisiologis (alamiah) terhadap kehamilan.
Selama aktif menyusui, hormon prolaktin (hormon yang bertugas merangsang produksi ASI pada tubuh ibu) dihasilkan. Pelepasan hormon prolaktin ini dapat menekan produksi hormon GnRH/LH, sehingga proses ovulasi (pengeluaran sel telur) akan terhambat.
Metode amenore laktasi merupakan metode kontrasepsi yang aman dan dapat diterapkan oleh hampir seluruh ibu. World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dapat dilanjutkan hingga usia 2 tahun diiringi dengan pemberian makanan tambahan pendamping ASI.
Namun, menurut American Academy of Pediatric (AAP), pada ibu dan bayi dengan kondisi medis tertentu tidak disarankan menggunakan metode amenore laktasi. Beberapa kondisi medis tersebut diantaranya yaitu:
Metode amenore laktasi merupakan salah satu metode yang masuk dalam daftar kontrasepsi menurut World Health Organization (WHO) dengan efektivitas mencapai 98% apabila diterapkan sesuai pedoman.
Metode amenore laktasi dapat efektif digunakan sebagai metode kontrasepsi apabila tiga kriteria berikut terpenuhi, yaitu:
Pada ibu yang bekerja, menyusui bayinya secara langsung tiap 4-6 jam sekali mungkin akan sangat sulit, dan mengharuskan ibu menyimpan ASI melalui pumping. Sayangnya, hal ini dapat mengurangi efektivitas metode amenore laktasi.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan direct breastfeeding sebagai metode paling efektif untuk ibu dengan metode amenore laktasi.
Ketika bayi sudah terbiasa minum ASI melalui botol, maka frekuensi dan kekuatan menghisap langsung pada payudara ibu akan menurun. Karena secara desain, dot bayi lebih memudahkan air susu keluar dibandingkan payudara ibu. Hal ini dapat menurunkan respon neuroendokrin (pengaturan hormon) ibu. Sehingga, peluang kembalinya kesuburan ibu akan lebih tinggi meskipun masih menyusui.
Metode Amenore Laktasi dapat dimulai tepat setelah bayi lahir dan ibu belum mendapat menstruasi pasca nifas. Ibu disarankan mulai menyusui segera setelah bayi lahir atau yang lebih kita kenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Segera setelah bayi lahir, hendaknya dilakukan skin-to-skin contact dan IMD untuk merangsang produksi ASI. Meletakkan bayi di dada ibu, secara alamiah akan memunculkan reflek menghisap (sucking reflex) pada bayi. Rangsangan tersebut dapat menstimulasi tubuh ibu untuk menghasilkan hormon prolaktin dan memproduksi ASI.
Ibu tak perlu khawatir jika ASI yang keluar masih sedikit. Tak perlu menambahkan susu formula atau makanan tambahan lainnya dengan anggapan bahwa bayi masih lapar. Karena sejatinya, tubuh kita lebih cerdas dari apa yang kita kira.
Secara alami, jumlah produksi ASI sebanding dengan kebutuhan dan ukuran lambung bayi. Cara yang paling tepat untuk meningkatkan produksinya adalah dengan sesering mungkin menyusui bayi dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang produksi ASI.
Metode amenore laktasi merupakan opsi kontrasepsi alami yang sangat direkomendasikan untuk 6 bulan pertama pasca persalinan karena tak hanya fungsi kontrasepsi saja yang didapatkan dari metode ini, melainkan segudang manfaat lainnya dapat dirasakan bagi ibu dan bayi. Jadi, apakah kamu masih ragu untuk menerapkan metode kontrasepsi yang satu ini?
Jika kamu ingin melancarkan produksi ASI-mu, ayo klik link ini!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…
View Comments
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.