Bayi dan Anak

Bahaya Obesitas Pada Anak – Atasi Segera!

Bahaya Obesitas Pada Anak

Anak yang gemuk dianggap sebagai anak yang sehat dan menggemaskan, padahal bahaya obesitas pada anak sangatlah banyak.

Berbagai studi telah mengkonfirmasi bahaya obesitas pada anak, serta telah dibuktikan bahwa bahaya obesitas pada anak ini menyebabkan dampak yang berbahaya pada kesehatan fisik dan kesehatan psikologis.

Menurut sebuah publikasi di Journal of Family Medicine and Primary Care, obesitas pada anak telah mencapai level epidemi di seluruh dunia, terutama pada negara berkembang. 

Anak yang mengalami obesitas, umumnya akan menderita obesitas juga pada masa dewasa. Kemudian, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes, stroke, penyakit jantung, serta gangguan sendi. 

Apa Saja Bahaya Obesitas Pada Anak?

1. Diabetes Melitus

Bahaya obesitas pada anak yang pertama adalah rentan untuk menderita diabetes melitus tipe 2. Penumpukan lemak pada tubuh telah banyak dikaitkan dengan diabetes melitus tipe 2. 

2. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi

Diet yang buruk dapat menyebabkan anak mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan lemak tertumpuk pada pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung serta stroke. 

3. Gangguan Sendi

Bahaya obesitas pada anak berikutnya adalah berat badan berlebih dapat memberikan gaya ekstra pada lutut dan pinggul. Obesitas pada anak dapat menyebabkan cedera dan trauma pada berbagai sendi penopang tubuh. 

Bisakah Anak Terkena Obesitas?

Berdasarkan publikasi di atas, obesitas pada anak bukan hanya mungkin terjadi, namun telah mengalami kenaikan hingga level epidemi.

Bahaya obesitas pada anak juga yaitu dapat menyebabkan obesitas pada masa dewasa yang berkontribusi terhadap berbagai penyakit berbahaya.

Apa Itu Obesitas Pada Anak?

Mengetahui bahaya obesitas pada anak, tidak semudah mengetahui obesitas pada dewasa.

Standar pengukuran status gizi antara orang dewasa dan anak dilihat dengan indikator yang berbeda. Jika pada orang dewasa melihat indeks massa tubuh, maka pada anak terdapat beberapa indikator penilaian yang dapat diukur.

Menurut Kementerian Kesehatan antropometri adalah sebuah metode yang menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan standar antropometri untuk mengetahui status gizi dan tren pertumbuhan anak. 

Antropometri anak diukur dengan empat indikator yaitu: 

  • Berat badan menurut umur (BB/U)
  • Panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U) atau (TB/U)
  • Berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
  • Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)

Khusus untuk menilai obesitas pada anak, indikator penilaian yang penting untuk dinilai yaitu IMT/U. 

Sebelum menghitung nilai IMT, anak harus ditimbang dan diukur panjang/tingginya menggunakan metode dan alat ukur yang valid. 

Setelah berat badan dan panjang/tinggi badan diketahui maka selanjutnya perlu diketahui nilai IMT.

IMT (kg/m^2)= (Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Nilai IMT yang didapatkan dari hasil pengukuran selanjutnya perlu diterjemahkan menjadi nilai Z-score dengan mengacu pada Standar Antopometri Anak berdasarkan Kementerian Kesehatan.

Berikut adalah nilai ambang batas menurut IMT/U menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Indeks Kategori Status Gizi Ambang batas (Z-score)
Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) untuk anak usia 0-60 bulan Gizi buruk < – 3 SD
Gizi kurang – 3 SD sd < – 2 SD
Gizi baik – 2 SD sd +1 SD
Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
Gizi lebih > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas > + 3 SD
Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) pada anak usia 5-18 tahun Gizi buruk < – 3 SD
Gizi kurang – 3 SD sd < – 2 SD
Gizi baik – 2 SD sd +1 SD
Gizi lebih > +1 SD sd + 2 SD
Obesitas > + 2 SD

Penghitungan dan pengkategorian status gizi anak hanya valid jika dilakukan oleh dokter, ahli gizi, atau tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi.

Bawa anak ke posyandu, puskesmas, atau dokter spesialis anak terdekat untuk mengetahui status gizi dan tren pertumbuhan anak.

Apa Saja Penyebab Obesitas pada Anak?

Penyebab obesitas pada anak secara garis besar sama dengan penyebab obesitas pada dewasa. 

Obesitas terjadi ketika masukan kalori lebih besar daripada keluaran kalori. Genetik juga salah satu faktor yang bisa berpengaruh pada kejadian obesitas. 

Orang tua obesitas cenderung memiliki anak yang obesitas pula. Namun, faktor lain seperti kebiasaan makan, diet, dan faktor sosial budaya juga turut berpengaruh. 

Obesitas tidak bisa disebabkan satu faktor saja (kecuali pada penyakit tertentu). Namun, merupakan interaksi kompleks antara faktor sosial, budaya, genetik, dan perilaku. 

Mengatasi Obesitas pada Anak

Bahaya obesitas pada anak bukan merupakan hal yang dapat diabaikan.

Mengatasi obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas pada dewasa. Anak masih dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan zat gizi untuk tumbuh dengan sehat.

Mengatur diet pada anak obesitas harus dilakukan dengan hati-hati. Diet yang terlalu ketat dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Konsultasikan pada dokter spesialis anak atau ahli gizi sebelum menerapkan diet pada anak.

Diet pada anak obesitas tidak boleh dilakukan sembarangan. Usia anak, kondisi kesehatan anak, serta kemauan anak itu sendiri harus diperhatikan.

Pencegahan Obesitas pada Anak

Bahaya obesitas pada anak dapat dicegah.

Kementerian Kesehatan telah merilis beberapa tips untuk mencegah obesitas pada anak. Berikut adalah tips untuk mencegah obesitas pada anak: 

a. Bayi

Lakukan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI dapat dilanjutkan hingga 6 bulan kedua. 

Makanan pendamping ASI dapat diberikan pada usia 6 bulan. 

b. Balita

Berikan ragam makanan yang bervariasi dan bergizi. Biarkan anak beraktivitas dan bergerak bebas. 

c. Anak dan Remaja

Jangan biasakan makan sambil nonton televisi serta batasi gadget di rumah. 

Ajak anak untuk aktivitas di luar ruangan. Biasakan makan makanan yang sehat, bergizi, dan seimbang. 

Ajak anak untuk senang minum air putih dan batasi gula, garam, dan lemak dalam makanan.

Cegah Sebelum Terlambat

Obesitas pada anak adalah masalah serius dan dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa depan. 

Penyediaan makanan sehat pun adalah hal mutlak dalam pengaturan diet anak. Jika anak dibiasakan mengonsumsi makanan sehat, pola makan anak pun akan lebih terjaga saat usia dewasa.

Zaman sekarang, lebih mudah untuk mendapatkan makanan sehat. Membeli secara online bisa dijadikan opsi.

Investasi pada kesehatan dimulai sejak fase anak-anak. Anak yang sehat akan memiliki masa depan yang cerah.

Bahaya obesitas pada anak sangat bervariasi. Yuk, bersama cegah obesitas pada anak!

Sirka# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago