Tidur dan Stres

Gangguan Kecemasan – Apa Saja Gejalanya?

Gangguan Kecemasan

Perasaan cemas merupakan hal yang amat wajar terjadi. Tapi beda halnya dengan gangguan kecemasan, jika terlalu sering merasa cemas secara berlebihan dan tanpa ada alasan yang kuat, bisa saja kamu memiliki gangguan kecemasan atau dikenal juga sebagai anxiety disorders.

Gangguan kecemasan dapat dialami oleh banyak individu tanpa melihat usia maupun jenis kelamin. 

Lalu bagaimana kamu dapat mengetahui perbedaan rasa cemas biasa dengan gangguan kecemasan ini? Bagaimana gejala serta mengatasinya? Temukan melalui artikel ini!

Apa Itu Gangguan Kecemasan?

Sebelum mengetahui apa itu gangguan kecemasan, kamu sebaiknya mengetahui rasa cemas yang normal itu seperti apa.

Rasa cemas adalah reaksi normal secara alami sebagai respon tubuh terhadap stres, yang sebenarnya bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih waspada. 

Akan tetapi, rasa cemas bisa mengakibatkan gangguan atau disfungsi jika muncul secara berlebihan, sulit dikontrol, atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Keadaan ini disebut sebagai gangguan kecemasan.

Faktor Risiko Seseorang Mengalami Gangguan Kecemasan

Penyebab dari gangguan kecemasan ini cukup variatif serta kompleks dan belum diketahui secara pasti. Namun, gangguan kecemasan sering terkait dengan sejumlah faktor, seperti:

  • Riwayat gangguan kecemasan umum pada keluarga
  • Riwayat trauma atau peristiwa yang menyebabkan stres, seperti bullying.
  • Riwayat penyalahgunaan narkoba, kecanduan alkohol, atau gangguan pada sistem saraf
  • Pengalaman negatif yang menyebabkan stres atau trauma psikologis
  • Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan
  • Gangguan kepribadian tertentu
  • Penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, seperti radang sendi (arthritis)

Ciri-ciri Pada Gangguan Kecemasan

Ciri-ciri pada gangguan kecemasan sangat beragam. Ini bisa berbeda antar satu orang dengan orang lainnya. Ciri-ciri jelas berbeda dengan kriteria diagnosis. Itu sebabnya, tidak disarankan untuk self diagnose pada gangguan kecemasan dan gangguan mental lainnya. 

Terdapat beberapa gejala gangguan kecemasan yang bisa dikenali, antara lain:

1. Cemas dan Khawatir Berlebihan

Merasa cemas dan khawatir terhadap berbagai kondisi yang sifatnya berlebihan dan berkepanjangan sering ditemukan pada orang dengan gangguan kecemasan.

2. Overthinking terhadap hal yang belum tentu terjadi

Orang yang mengalami gangguan kecemasan sering berpikir secara berlebihan tentang rencana dan solusi untuk setiap kemungkinan terburuk yang belum tentu muncul, sehingga orang dengan gangguan kecemasan sulit untuk berkonsentrasi.

3. Sensitif dan Perasa

Orang dengan gangguan kecemasan sering sekali mudah merasa tersinggung, gelisah, gugup, dan tersudut.

4. Banyak Keraguan

Seringkali orang dengan gangguan kecemasan merasa ragu-ragu, takut, dan sulit untuk mengambil suatu keputusan

Selain itu, gangguan kecemasan umumnya juga dapat menimbulkan beberapa gejala fisik, seperti:

Akan tetapi, yang perlu diingat adalah penegakan diagnosis dilakukan oleh orang yang ahli yaitu dokter dan dokter spesialis kesehatan jiwa. Karena memiliki gejala diatas bukan berarti kamu memiliki gangguan kecemasan. 

Sebaiknya kamu menghindari self-diagnose. Lebih baik memilih untuk konsultasi jika kamu merasa ada gejala yang ada pada dirimu.

Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan

Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan. Berdasarkan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition (DSM-5), gangguan kecemasan ini pun dibagi menjadi beberapa macam, yakni phobia, social anxiety disorder, separation anxiety disorder, panic disorder, dan generalized anxiety disorder.

Kita akan membahas beberapa yang sering terjadi yaitu Generalized Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan Menyeluruh.

Kondisi ini merupakan gangguan kecemasan kronik yang ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan, sulit dikendalikan, dan menetap, yang disertai dengan gejala-gejala somatik (serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan satu atau lebih gejala pada tubuh, seperti rasa sakit atau kelelahan) dan psikologis. 

Kecemasan bersifat menyeluruh dan menetap yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja. Gejala dominan bervariasi, termasuk keluhan kecemasan yang menetap, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, pusing, palpitasi, kepala terasa ringan dan keluhan lambung. 

Hal ini berbeda dengan jenis gangguan kecemasan lainnya seperti gangguan panik, social phobia atau jenis phobia yang lainnya.

Segera ke Dokter Jika Kamu Mengalami Gejala Gangguan Kecemasan

Untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum, kamu tidak bisa menentukan sendiri. Dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala, riwayat kesehatan, penggunaan obat-obatan, dan riwayat penyakit pada keluarga. 

Selain itu, dokter juga akan bertanya apa yang kamu rasakan, deskripsi serta waktu-waktu munculnya perasaan tersebut, kehidupan sehari-hari, aktivitas, dan keadaan lingkungan sekitar.

Dokter akan menggunakan kriteria The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition (DSM-5) untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum. Beberapa kriteria tersebut adalah:

  • Rasa khawatir yang dialami sulit untuk dikendalikan
  • Rasa cemas dan khawatir terjadi secara berlebihan dan berlangsung sepanjang waktu selama minimal 6 bulan
  • Gejala yang dialami menyebabkan gangguan dalam beraktivitas
  • Keluhan tidak didasari oleh penyakit atau kondisi medis tertentu

Selain itu, gangguan kecemasan tersebut diikuti dengan minimal tiga gejala berikut:

  • Merasa gelisah, tidak bersemangat, dan tersudut
  • Meningkatnya ketegangan otot
  • Mengalami gangguan tidur (termasuk sulit tidur atau selalu ingin tidur)
  • Merasa lelah
  • Mudah tersinggung
  • Sulit berkonsentrasi

Jika terdapat kondisi atau penyakit lain yang mendasari keluhan, kamu akan diarahkan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine atau tes darah. 

Cara Mengobati Gangguan Kecemasan

Pengobatan untuk gangguan kecemasan umum bisa ditempuh dengan dua cara, yakni melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan psikotropika.

1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif dilakukan agar pasien mengenali dan mengubah pola pemikiran dan perilaku yang membuat seseorang cemas. 

Terapi ini membantu pasien untuk lebih rasional serta realistis agar tidak berpikir negatif dan mampu berpikir secara logis.

Terapi ini dilakukan dengan sesi one on one dengan dokter atau psikolog selama beberapa waktu. Pada saat sesi terapi CBT, bisa juga dibimbing berbagai teknik relaksasi agar pasien mampu lebih tenang dan rileks.

2. Obat-obatan

Terdapat beberapa jenis obat yang biasanya diberikan untuk menangani gangguan kecemasan umum, antara lain antidepresan atau obat penenang.

Obat antidepresan yang sering diberikan adalah golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) digunakan untuk meningkatkan serotonin di otak. Sedangkan serotonin and noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI) digunakan untuk meningkatkan serotonin dan noradrenaline di otak. 

Selain itu juga sering diberikan jenis obat penenang seperti benzodiazepine untuk meredakan gejala dan keluhan gangguan kecemasan umum dalam waktu singkat.

Yang perlu diingat adalah:

Obat obatan psikotropika ini sangat membutuhkan pengawasan, tidak boleh sembarangan untuk dikonsumsi, karena efek sampingnya berat bagi tubuh.

Cara Mencegah Gangguan Kecemasan

Untuk setiap hal, selalu fokus pada hal yang kita bisa kontrol. Termasuk untuk gangguan kecemasan. Kamu bisa memulai tips berikut untuk membantumu mencegah terjadinya gangguan kecemasan:

  • Berolahragalah secara rutin
  • Latihan manajemen stres
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman tinggi kafein, seperti cokelat, kopi, dan teh
  • Lakukan kegiatan relaksasi seperti meditasi, yoga, atau membuat jurnal
  • Hindari alkohol, narkoba, dan rokok

Jangan Takut Konsultasi ke Profesional untuk Gangguan Kecemasan!

Gangguan kecemasan bukan hal aib yang perlu kamu pendam. Kamu bebas berkonsultasi dengan orang yang tepat. Hal ini bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan mentalmu. 

Tapi juga bisa membuat kamu lebih menyayangi, mengenal dirimu. Dan percayalah, kamu akan lebih content dan produktif jika kamu lebih mengenal dirimu.

Dokter Indah Agung Aprilia# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

  • I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago