Manajemen Berat Badan

Obesitas Karena Keturunan-Benarkah?

Obesitas Karena Keturunan

Obesitas karena keturunan merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Bagaimana faktor keturunan dapat mempengaruhi kondisi obesitas?

Obesitas merupakan sebuah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kalori yang dimakan dengan kebutuhan kalori tubuh. Ketidakseimbangan ini menyebabkan kalori kemudian disimpan oleh tubuh dan terjadi peningkatan berat badan

Saat ini, obesitas telah menjadi epidemik dan semakin banyak orang di berbagai belahan dunia yang menderita obesitas. Obesitas sendiri telah dikaitkan dengan berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan penyakit serius lainnya. 

Lalu bagaimana dengan faktor keturunan, apakah benar obesitas karena keturunan itu benar adanya?

Apa Sih Penyebab Obesitas?

Obesitas adalah sebuah kondisi yang multifaktorial, yang berarti disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang saling terkait. Terjadinya obesitas dipengaruhi oleh faktor keturunan, budaya, serta faktor sosial. 

Oleh karena itu, obesitas karena keturunan bukan merupakan pernyataan yang tidak tepat, akan tetapi obesitas ini terkait lebih dari satu faktor yang mempengaruhinya.

Selain itu, obesitas juga dapat disebabkan oleh penurunan aktivitas fisik, insomnia, penyakit endokrin, obat-obatan, konsumsi kalori melebihi kebutuhan harian, serta penurunan metabolisme. 

Apakah Saya Termasuk Penderita Obesitas?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang obesitas karena keturunan, kamu sebaiknya mengetahui apakah kamu masuk dalam kategori obesitas.

Obesitas diukur menggunakan indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Kemudian hasil perhitungan tersebut akan dicocokkan dengan tabel khusus. Untuk lebih jelasnya, dapat dibaca artikel kami soal menghitung indeks massa tubuh. 

Obesitas atau kelebihan berat badan didefinisikan sebagai indeks masa tubuh yang melebihi 25,1 kg/m2

Apakah Bisa Terjadi Obesitas Karena Keturunan?

Keturunan atau genetik merupakan faktor risiko yang penting dalam obesitas. Hal ini berarti jika ada orang tua yang menderita obesitas maka kecenderungan obesitas itu juga dapat terjadi pada anak. Inilah yang bisa disebut sebagai obesitas karena keturunan, walaupun keturunan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya.

Penyebab obesitas karena keturunan bukan  merupakan sesuatu yang hitam putih, yang berarti jika ada orang tua yang menderita obesitas, maka anaknya akan langsung menderita obesitas pula. 

Menurut Center for Disease Control Prevention (CDC), obesitas jarang terjadi hanya karena perubahan pada satu gen saja. Hingga saat ini, belum ditemukan satu gen yang dipercaya langsung dapat menyebabkan obesitas. Obesitas terjadi karena interaksi berbagai gen dan juga interaksi dengan faktor lain seperti kebiasaan makan,  aktivitas fisik, tidur, dan manajemen stres. 

Gen MC4R adalah salah satu gen yang banyak dikaitkan dengan obesitas. Gen ini menyebabkan seseorang akan terus menerus merasa lapar dan membuat orang tersebut makan secara berlebihan. 

Menurut CDC hingga saat ini telah ditemukan 50 gen yang dikaitkan dengan obesitas. Namun 50 gen ini saling berkaitan dan memberikan dampak induksi obesitas dengan efek yang kecil. Secara umum obesitas merupakan kondisi yang multifaktorial, yang terjadi akibat interaksi kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. 

Bagaimana Mekanisme Obesitas Karena Keturunan?

Obesitas karena keturunan ini merupakan hal yang menarik. Kamu sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bagaimana tubuh mengatur proses lapar dan kenyang.

Otak mengatur asupan makanan dengan menerima sinyal dari jaringan lemak, pankreas, dan saluran cerna. Sinyal ini ditransmisikan oleh hormon seperti leptin, insulin, dan ghrelin.

Otak berkoordinasi dengan sinyal ini dan merespon instruksi untuk makan, istirahat, atau beraktivitas. Gen adalah basis utama dari pensinyalan ini dan berperan dalam menentukan kapan seseorang makan dan beraktivitas fisik. 

Leptin adalah hormon yang dibuat oleh sel lemak, hormon ini bertugas untuk menekan nafsu makan. Ghrelin adalah hormon yang meningkatkan nafsu makan, dan turut berperan dalam mengatur berat badan.

Tingkat leptin pada tubuh, lebih rendah pada orang yang kurus dibandingkan dengan orang yang obesitas. 

Ketika seseorang kurang makan, ghrelin akan keluar untuk meningkatkan nafsu makan, sedangkan ketika seseorang terlalu banyak makan, level ghrelin akan berkurang. 

Leptin memberikan sinyal dari otak pada tubuh ketika sudah terdapat cukup energi pada tubuh. Namun pada beberapa orang obesitas, sinyal ini tidak berfungsi dengan baik, sehingga turut berkontribusi terhadap obesitas.

Insulin adalah sebuah hormon yang dikeluarkan setelah makan. Insulin mengubah gula menjadi bentuk yang dapat disimpan dalam otot. Ketiga hormon ini, ghrelin, leptin, dan insulin, ikut berperan dalam terjadinya obesitas. 

Sebagian manusia memiliki gen yang “cenderung” menyimpan energi. Hal ini diperkirakan krusial bagi keberlangsungan kehidupan manusia di masa lalu.

Saat ini, makanan diproduksi dalam jumlah yang melimpah, dan mudah diakses oleh manusia. Namun di masa lalu, kelaparan sering terjadi dan makanan tidak sebanyak sekarang. 

Diperkirakan manusia yang memiliki gen “cenderung” menyimpan energi, lebih mudah bertahan hidup pada kondisi kekurangan makanan. Namun di masa sekarang di mana makanan berlimpah, gen ini justru diduga turut berperan dalam obesitas. 

Hindari Obesitas dengan Pola Hidup Sehat!

Obesitas adalah sebuah kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit berat seperti stroke dan penyakit jantung. Genetik turut berperan dalam terjadinya obesitas, namun genetik bukanlah satu-satunya faktor. Obesitas terjadi akibat interaksi kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Walaupun obesitas karena keturunan bisa menjadi salah satu faktor risiko, hendaknya kamu mulai hidup sehat untuk mengontrol faktor risiko lain yang dapat kamu ubah.

Mulai jaga berat badanmu dengan berkonsultasi bersama ahli gizi bersertifikasi yuk!

Dokter Rizki Nur Rachman Putra Gofur# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago