Pernahkah kamu mendengar istilah preeklampsia? Apakah preeklampsia ini dapat dicegah? Adakah anjuran khusus terkait makanan untuk ibu hamil preeklampsia?
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada kehamilan. Preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Faktanya, preeklampsia mempersulit sekitar 3-5% dari semua kehamilan dan diperkirakan menyebabkan setidaknya 42.000 kematian ibu setiap tahun. Wah, cukup banyak ya?
Preeklampsia ini sering sekali dikaitkan dengan pola makan ibu hamil. Lalu apa yang dapat dilakukan? Bagaimana rekomendasi makanan untuk ibu hamil preeklampsia?
Mengetahui makanan untuk ibu hamil preeklampsia akan lebih mudah jika kamu mengetahui apa itu preeklampsia.
American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) mendefinisikan preeklampsia sebagai hipertensi yang muncul setelah 20 minggu kehamilan yang ditandai dengan proteinuria (>300 mg/hari) atau disfungsi (kerusakan) organ ibu hamil lainnya, yang dapat berupa insufisiensi (berkurangnya kemampuan) ginjal, keterlibatan hati, komplikasi neurologis (saraf) atau hematologi (darah), disfungsi (berkurangnya fungsi) uteroplasenta atau saluran makanan dari janin ke ibu.
Sebelum lebih lanjut membahas makanan untuk ibu hamil preeklampsia, tahukah kamu bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum kehamilan berhubungan erat dengan risiko preeklampsia.
Sebuah studi berbasis populasi tahun 2015 di Columbia pada 226.958 kehamilan tunggal menunjukkan bahwa perbedaan BMI 10% pada masa sebelum kehamilan dikaitkan dengan pengurangan risiko preeklampsia sebanyak 10%
Oleh karena itu, wanita disarankan untuk menargetkan berat badan yang sehat dalam range IMT yang sesuai sebelum kehamilan serta menghindari kenaikan berat badan kehamilan secara berlebihan.
Diet atau makanan diketahui sangat memengaruhi risiko terjadinya preeklampsia.
Dari berbagai studi diketahui bahwa wanita yang sebelumnya memiliki diabetes dan obesitas memiliki risiko dua kali lipat mengalami preeklampsia dibandingkan dengan wanita tanpa kondisi ini
Pada sebuah penelitian observasional, wanita kulit hitam yang mengikuti diet mediterania menunjukkan penurunan risiko preeklampsia sebesar 26%.
Diet mediterania ini merupakan pola makan yang diterapkan di wilayah Mediterania yang berfokus pada konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan lemak yang sehat.
Hubungan antara risiko dan perkembangan terjadinya preeklampsia dapat menjelaskan manfaat nyata dari modifikasi pola makan.
Mengingat bahwa ternyata faktor risiko terjadinya preeklampsia dapat kita modifikasi, berikut adalah anjuran makanan untuk ibu hamil preeklampsia.
Berdasarkan penelitian, diet tinggi serat dianjurkan untuk wanita hamil. Ibu hamil sebaiknya menargetkan asupan serat makanan 25-30 gram/hari untuk mengurangi risiko preeklampsia.
Sumber serat yang dapat dijadikan sebagai makanan untuk ibu hamil preeklampsia seperti sayuran, buah-buahan, rumput laut, dan lain-lain.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran sangat penting untuk mengurangi stres oksidatif yang disebabkan oleh preeklampsia.
Olah karena itu, pastikan mengonsumsi beragam buah dan sayuran dengan warna bervariasi setiap hari sebagai makanan untuk ibu hamil preeklampsia. Misalnya, strawberi, tomat, aneka beri, lemon, apel atau anggur.
Sebuah penelitian menemukan bahwa preeklampsia dapat memengaruhi perkembangan otak bayi saat dibandingkan dengan bayi dari ibu yang tidak menderita preeklampsia. Artinya, zat gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak seperti omega-3 sangat penting sebagai makanan untuk ibu hamil preeklampsia.
Sumber omega 3 yang disarankan untuk ibu hamil seperti telur, rumput laut atau biji rami.
Penelitian menunjukkan bahwa asupan kalsium yang cukup adalah salah satu pencegahan terbaik untuk terjadinya preeklampsia, hal itu diduga terkait dengan relaksasi pembuluh darah sehingga tidak terlalu cepat memompa darah ke seluruh tubuh.
Susu, yoghurt, dan keju adalah sumber kalsium yang baik dan dapat dijadikan makanan untuk ibu hamil preeklampsia, jika dikonsumsi sesuai dengan porsi pada kehamilan.
Setelah membahas bahwa berat badan dan diet sangat berpengaruh pada preeklampsia, maka mari memulai menjaga berat badan serta konsumsi anjuran makanan untuk ibu hamil preeklampsia.
Jika, belum terjadi preeklampsia, mari cegah! Jika sudah terjadi preeklampsia dan memiliki faktor risikonya, mari cegah agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat.
Memastikan kesehatan selama kehamilan sangat penting bagi ibu hamil agar janin di dalam kandungannya selalu sehat dan terhindar dari masalah/penyakit.
Ahli gizi kami dapat membantumu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan agar janin tumbuh dengan optimal sesuai dengan usia kandungannya hingga akhirnya lahir ke dunia ini.
Ingin kesehatan selama kehamilan terjaga, sehingga calon buah hatimu tumbuh dengan sehat? Ayo klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…
View Comments
Reading your article has greatly helped me, and I agree with you. But I still have some questions. Can you help me? I will pay attention to your answer. thank you.
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you. https://www.binance.com/en/join?ref=UM6SMJM3
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?