Kondisi Medis

TB Paru-Waspada dan Kenali Gejalanya!

TB Paru

Pernah mendengar istilah TB paru? TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Bagaimana gejala dan cara mencegahnya? Simak artikel berikut, ya!

Apa itu Tuberkulosis (TB Paru)?

Tuberkulosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. 

Infeksi bakteri tuberkulosis dapat ditemukan di berbagai organ tubuh, seperti paru, tulang belakang, usus, kulit, hingga kelenjar getah bening.

Namun infeksi bakteri tuberkulosis yang paling banyak ditemukan adalah bakteri tuberkulosis yang menyerang paru. Infeksi ini disebut sebagai Tuberkulosis (TB) paru. 

Bagaimana Cara Penularan TB Paru?

Tuberkulosis paru menyebar melalui droplet dari seseorang yang menderita TB paru. 

Apa itu droplet? Droplet adalah percikan ludah/bersin. TB paru dapat menular ketika seorang penderita TB paru batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Jika droplet ini terhirup seseorang yang sehat maka seseorang yang sehat tadi dapat mengalami infeksi TB paru. 

Secara umum TB paru tidak dapat menular melalui 1-2x kontak dengan penderita TB paru. TB paru biasanya menular melalui kontak yang berkepanjangan dengan orang sehat. Oleh karena itu biasanya TB paru ditularkan oleh orang yang tinggal serumah, teman kantor, atau teman sekolah. 

Selain itu TB paru juga mudah menular pada ruangan dengan sirkulasi yang buruk. Sirkulasi yang buruk menyebabkan droplet terus menerus terkonsentrasi dalam  ruangan sehingga memperbesar risiko penularan TB paru. 

TB paru juga mudah menular pada tempat yang tidak mendapatkan sinar matahari. Hal ini karena bakteri tuberkulosis akan mati jika terpapar sinar matahari. Pada tempat yang gelap, bakteri tuberkulosis akan bertahan hidup lebih lama sehingga meningkatkan risiko infeksi TB paru.

Siapa Saja yang Dapat Tertular TB Paru?

Semua orang dapat tertular TB paru, dari anak-anak hingga dewasa. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang menjadi rentan terkena TB paru. Faktor risiko yang pertama adalah diabetes melitus. Pasien yang menderita diabetes melitus memiliki penurunan imunitas tubuh, sehingga rentan terkena infeksi, dan salah satunya adalah TB paru. 

Faktor risiko kedua adalah konsumsi steroid. Pasien yang mengkonsumsi obat-obatan steroid jangka panjang memiliki peningkatan risiko terinfeksi TB paru. Oleh karena itu konsumsi steroid harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. 

Faktor risiko ketiga adalah malnutrisi. Seseorang yang mengalami malnutrisi juga rentan terkena TB paru karena imunitas tubuh akan terganggu akibat adanya malnutrisi. 

Gejala TB Paru

Berikut ini adalah gejala pada TB paru:

  • Batuk lebih dari 2 minggu
  • Sesak napas lebih dari dua minggu
  • Batuk dengan disertai darah
  • Penurunan berat badan
  • Keringat malam
  • Demam hilang timbul
  • Nyeri dada

Diagnosis TB Paru

Jika Anda melihat seseorang dengan gejala TB paru, segera bawa pasien ke dokter/Puskesmas terdekat. Dokter akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis TB paru. 

Pemeriksaan tambahan yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan sputum dan pemeriksaan rontgen dada. Tenaga kesehatan akan memberikan pasien sebuah wadah dan meminta pasien untuk mengeluarkan sputum dan menampungnya dalam wadah tersebut. 

Pengobatan TB Paru

Setelah diagnosis TB paru tegak, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan jenis TB paru yang diderita pasien. 

Secara umum pengobatan TB paru dilakukan selama 6 bulan. Pada 2 bulan pertama pasien akan diberikan empat jenis obat, dan pada 4 bulan terakhir pasien akan diberikan 2 jenis obat. 

Obat TB paru harus dikonsumsi secara teratur dan sampai habis. Untuk memastikan obat dikonsumsi dengan tepat, Puskesmas biasanya akan menunjuk salah seorang keluarga untuk menjadi Pengawas Minum Obat. Tugas Pengawas Minum Obat adalah memastikan obat dikonsumsi oleh pasien dengan dosis yang tepat dan pada waktu yang tepat. 

Pencegahan TB Paru

1. Memakai Masker

Masker adalah salah satu alat pencegahan paling baik pada penyakit yang menular melalui droplet. Masker harus digunakan oleh penderita TB paru maupun orang di sekitar penderita TB paru. 

Masker yang dianjurkan adalah masker medis tiga lapis. Pastikan masker dipakai secara rapat, menutupi hidung serta mulut, serta tidak dilepas ketika melakukan kontak dengan pasien TB paru. 

2. Membuka Jendela

Membuka jendela menyebabkan sinar matahari dapat masuk ke ruangan dan memperbaiki sirkulasi udara. Jika dalam rumah ada pasien TB paru, sebaiknya ditempatkan di ruangan dengan sirkulasi yang baik dan sinar matahari yang cukup. 

3. Pelajari Etika Batuk

Etika batuk dapat menghindarkan orang sekitar dari infeksi TB paru. Saat batuk, sebaiknya arahkan batuk menjauhi orang sekitar dan tutup  hidung dan mulut dengan tisu.

Setelah batuk tisu dapat dibuang ke tempat sampah.

Jika tisu tidak tersedia dapat gunakan siku bagian dalam untuk menutup mulut dan hidung. Setelah batuk cuci tangan dengan air mengalir serta sabun. 

4. Diet yang Seimbang

Faktor risiko dari TB paru adalah diabetes melitus dan malnutrisi. Kedua kondisi ini dapat dicegah dengan diet bergizi seimbang dan olahraga cukup. 

Konsultasi dengan Ahli Gizi pada TB Paru

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Ethiopia, masalah nutrisi banyak dikaitkan dengan TB Paru. Sekitar 57% pasien TB paru mengalami berat badan kurang.

TB paru dapat menyebabkan malnutrisi, sedangkan malnutrisi juga dapat menjadi faktor risiko dari TB paru. 

Untuk itu pasien TB paru akan mendapatkan manfaat dari konsultasi dengan ahli gizi. Konsultasi dengan ahli gizi dimaksudkan untuk mengatasi malnutrisi pada pasien TB paru. TB paru, seperti penyakit lainnya, harus ditangani secara menyeluruh. Tidak hanya obat-obatan untuk membunuh bakteri TB saja yang diperlukan, namun terapi gizi lewat konsultasi dan intervensi dengan ahli gizi juga diperlukan untuk mempercepat kesembuhan pasien TB dan menghindarkan pasien TB paru dari kekambuhan penyakit. 

Cegah TB Paru dengan Pola Hidup Sehat

Kamu bisa mencegah terinfeksi TB paru dengan modifikasi gaya hidup mulai dari olahraga hingga mengonsumsi makanan gizi seimbang.

Kamu bisa berkonsultasi ke ahli gizi terpercaya untuk mengetahui pola makan yang tepat dan menghindari terjadinya malnutrisi yang menjadi faktor risiko terjadinya TB Paru.

Dokter Rizki Nur Rachman Putra Gofur# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago