Kondisi Medis

Terapi Stroke- Bagaimana Cara Mengenali Terjadinya Stroke?

Terapi Stroke

Apakah kamu mengetahui gejala penyakit dan terapi stroke? Stroke merupakan penyakit yang paling sering terjadi, baik didunia maupun Indonesia. Bagaimana cara mengenali gejalanya dan apa saja yang dilakukan pada terapi stroke? Simak artikel ini, ya!

Apa itu Stroke?

Stroke adalah sebuah penyakit yang dicirikan dengan kerusakan sistem saraf pusat yang terjadi secara cepat dan mendadak (akut).

Sistem saraf sendiri terbagi menjadi dua, yaitu saraf tepi yang ada di bagian tubuh selain otak (misal di kaki, tangan, dada, dan perut) dan saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.

Stroke adalah kerusakan sistem saraf pusat yang terjadi secara cepat (mendadak, akut). Gejala stroke bertahan lebih dari 24 jam.

Apa Saja Jenis Stroke?

Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemia dan stroke pendarahan.

Stroke iskemia adalah stroke yang terjadi akibat adanya kebuntuan/penyumbatan pada pembuluh darah otak, yang kemudian menyebabkan sel-sel otak menjadi mati.

Sedangkan stroke pendarahan adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.

Stroke iskemia lebih sering terjadi, stroke iskemia terjadi sebesar 85% dari seluruh stroke, sedangkan stroke pendarahan 15% dari seluruh stroke. Diperkirakan terjadi 800.000 kasus stroke baru setiap tahunnya. Stroke adalah penyebab kematian ke-5 di dunia.

Siapa Saja yang Bisa Terkena Stroke?

Siapa saja bisa terkena stroke, tanpa memandang usia. Walaupun stroke secara umum memang menyerang orang dengan usia lanjut.

Stroke juga memiliki beberapa faktor risiko. Faktor risiko stroke adalah tekanan darah tinggi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, jarang olahraga, kegemukan/obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.

Jadi orang dengan tekanan darah tinggi, diabetes melitus, obesitas, dan kolesterol yang tinggi, lebih mudah terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa penyakit tersebut.

Apa Saja Gejala Stroke?

Gejala stroke umumnya terkait dengan kerusakan saraf, dan dapat dikatakan stroke jika kerusakan saraf tersebut terjadi secara mendadak. Berikut ini adalah gejala umum dari stroke:

  •         Kelemahan (lemas) pada separuh badan
  •         Wajah perot satu sisi
  •         Kesulitan untuk berbicara/menelan
  •         Tidak sadarkan diri
  •         Gangguan emosi (marah-marah, mengamuk, kebingungan)

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Menemukan Seseorang dengan Gejala Stroke?

Ketika melihat seseorang dengan gejala stroke, segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Jangan menunggu atau menunda membawa seseorang yang dicurigai mengalami stroke.

Walaupun gejala menghilang sebelum sampai ke rumah sakit, tetap bawa pasien ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan dan terapi.

Diagnosis Stroke

Stroke harus segera ditangani secepat mungkin. Dalam penanganan stroke, terdapat istilah time is brain, yang berarti semakin cepat seseorang ditangani, semakin banyak sel otak yang dapat diselamatkan.

Sesampainya di unit gawat darurat, dokter akan melakukan tanya jawab (anamnesis) dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis stroke.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis stroke. Pemeriksaan biasanya diminta oleh dokter adalah tes darah, dan pemeriksaan computed tomography scan kepala (CT Scan Kepala).

Pemeriksaan CT Scan Kepala dilakukan dengan menggunakan sinar X yang diarahkan pada kepala. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis stroke, dan untuk melihat seberapa luas kerusakan yang terjadi pada otak.

Terapi Akut Stroke

Setelah diagnosis stroke dikonfirmasi oleh dokter, maka terapi akut pada stroke dapat dimulai.

Pada stroke iskemik dilakukan terapi fibrinolitik. Terapi fibrinolitik adalah terapi yang bertujuan untuk melarutkan sumbatan pada pembuluh darah otak, sehingga aliran darah otak dapat kembali normal. Namun terapi ini hanya bisa diberikan dalam kurun waktu 3-4,5 jam setelah munculnya gejala.

Pada stroke pendarahan, operasi pengambilan darah yang beku dapat dilakukan jika pendarahan yang terjadi cukup luas. Namun jika pendarahan yang terjadi cukup sedikit, darah akan menghilang dengan sendirinya menggunakan obat-obatan.

Selain kedua terapi di atas, terapi akut pada stroke juga meliputi pengendalian tekanan darah, pengendalian gula darah, kontrol suhu tubuh pasien, dan terapi pada komplikasi stroke yang muncul.

Pada saat terjadi stroke, tekanan darah dan gula darah pasien dapat mengalami peningkatan. Hal ini merupakan temuan yang umum pada pasien yang menderita stroke. Dokter dan tenaga kesehatan akan melakukan terapi pada kondisi ini, dan memantau gula darah dan tekanan darah pasien secara ketat.

Apa Stroke dapat Sembuh?

Kerusakan otak yang terjadi pada stroke bersifat permanen.

Namun, fungsi-fungsi tubuh yang hilang dapat diperbaiki/dikembalikan dengan rehabilitasi medis.

Sebagian besar pasien mengalami perbaikan dalam fungsi tubuh yang hilang akibat stroke, walaupun perbaikan fungsi tubuh tadi tidak mencapai 100%.

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Terapi Stroke dan Kesembuhan Pasien Stroke

Berikut adalah faktor yang berpengaruh terhadap terapi stroke dan kesembuhan pasien stroke:

  •         Kondisi kesehatan pasien sebelum terkena stroke
  •         Berat/tidaknya stroke dilihat dari hasil pemeriksaan dokter
  •         Jenis stroke (stroke pendarahan biasanya lebih berat dari stroke iskemia)
  •         Jeda waktu antara kejadian stroke dan terapi stroke
  •         Komplikasi yang muncul akibat stroke

Setelah Terapi Stroke Akut di Rumah Sakit, Apa Lagi Terapi Stroke Selanjutnya?

Pasien akan dirawat di rumah sakit oleh dokter (umumnya dokter spesialis saraf) dan tenaga kesehatan lainnya sampai stroke yang diderita pasien dinyatakan stabil.

Stabil yang dimaksud adalah, kondisi stroke pasien tidak mengalami perburukan lebih lanjut.

Terapi stroke selanjutnya dijalankan dengan terapi rawat jalan dan rehabilitasi. 

Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengobati stroke, dan mencegah terjadinya stroke yang berulang, obat-obatan ini dapat dikonsumsi di rumah.

Pasien akan kontrol ke dokter spesialis saraf dengan jeda waktu tertentu.

Selain terapi stroke dengan dokter, pasien juga akan menjalani terapi rehabilitasi fungsi tubuh yang hilang dengan dokter spesialis rehabilitasi medik dan fisioterapis.

Kemudian pasien dengan stroke juga memerlukan konsultasi dengan ahli gizi (dietician/nutritionist) untuk terapi stroke terkait dengan diet dan pola makan. Ahli gizi akan memberikan saran mengenai pola makan yang tepat untuk pasien stroke, utamanya untuk mengontrol tekanan darah, mengontrol gula darah, serta mendukung kembalinya fungsi tubuh yang hilang.

Mulai Pola Hidup Sehat dan Cegah Terjadinya Stroke!

Stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko stroke. Faktor risiko utama pada stroke adalah diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta obesitas.

Diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, serta obesitas dapat dicegah dengan pola makan yang sehat, diet yang tepat, serta konsultasi dengan ahli gizi. 

Jangan lupa bahwa stroke juga dapat dicegah dengan pola hidup sehat, yaitu dengan olahraga teratur dengan durasi minimal 30 menit yang dilakukan minimal 3x seminggu. 

Langkah mudah mencegah stroke adalah dengan mengelola tekanan darahmu, terutama jika kamu memiliki hipertensi. Konsultasikan pola hidup sehatmu disini!

Dokter Rizki Nur Rachman Putra Gofur# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago