Kesehatan Perempuan

Hipertensi Gestasional – Bahaya, Penyebab dan Penanganannya

Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional adalah salah satu jenis hipertensi yang terjadi pada kehamilan

Tahukah kamu jika hipertensi dalam kehamilan termasuk satu dari tiga penyebab kematian tertinggi ibu hamil di Indonesia, selain infeksi dan perdarahan? 

Data Kementerian Kesehatan pada 2010 juga menunjukan 30% kematian ibu hamil di Indonesia disebabkan hipertensi.

Kamu bisa simak penjelasan lebih lanjut agar semakin mengenal penyakit ini.

Apa itu Hipertensi Gestasional?

Seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah di atas sama dengan 140/90 mmHg.

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, dan biasanya akan membaik setelah melahirkan. 

Namun, ada kemungkinan peningkatan risiko hipertensi kronis bagi sebagian orang.

Berikut klasifikasi tekanan darah (usia >= 18 tahun) menurut Joint National Committe/ JNC-8.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan darah sistol (mmHg) Tekanan darah diastol (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi tingkat I 140-159 atau 90-99
Hipertensi tingkat II ≥160 atau ≥100

Bahaya Hipertensi Gestasional bagi Ibu

Hipertensi gestasional dapat membahayakan ibu dan janin jika tidak ditangani dengan baik, lho! Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil :

a. Pre-eklampsia

Komplikasi akibat hipertensi gestasional yang tidak terkontrol mampu menyebabkan pre-eklampsia. 

Selain tekanan darah yang tinggi, pre-eklampsia ditandai dengan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) dan dapat disertai kerusakan organ seperti ginjal, hati, dan otak. 

Tanda dan gejala pre-eklampsia lain seperti :

  • Sering sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Tangan dan wajah membengkak (edema)
  • Kaburnya penglihatan
  • Nyeri perut di bagian atas, serta
  • Kesulitan bernapas

b. Eklampsia

Pre-eklampsia dapat memburuk menjadi eklampsia jika tidak segera ditangani, yaitu pre-eklampsia yang disertai kondisi kejang bahkan sampai hilang kesadaran bahkan koma.

c. Sindrom HELLP

Pre-eklampsia dan eklampsia yang tidak terkontrol juga dapat memicu sindrom HELLP. Komplikasi ini sangat berbahaya karena mampu merusak sistem organ vital tubuh.

Sindrom HELLP ditandai 3 kondisi utama : 

  • Hemolisis (H) atau pecahnya sel darah merah
  • Elevated liver enzym (EL) atau peningkatan enzim hati, sebagai indikator kerusakan hati
  • Low platelets count (LP) atau rendahnya jumlah trombosit

d. Abruptio Plasenta

Tingginya tekanan darah pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko terpisahnya plasenta dari dinding rahim.

e. Stroke

Resiko penyakit terkait sistem saraf pusat seperti stroke juga dapat meningkat jika hipertensi gestasional tidak ditangani dengan baik.

Bahaya Hipertensi Gestasional bagi Janin

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan janin kekurangan asupan oksigen dan zat gizi. Hal ini meningkatkan resiko bayi lahir prematur (< 37 minggu) dan bayi berat lahir rendah/BBLR (< 2500 gram).

Hipertensi berat pada ibu hamil juga berkaitan dengan terjadinya keguguran dan perawatan lebih dari 48 jam pada bayi baru lahir.

Penyebab Terjadinya Hipertensi Gestasional

Berikut beberapa faktor resiko terjadinya hipertensi gestasional yang perlu kamu ketahui :

Bagaimana Cara Mencegah Hipertensi Gestasional?

Jika dilihat dari penyebab terjadinya hipertensi gestasional, gaya hidup merupakan faktor resiko yang dapat kita dikontrol. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah seperti:

  1. Mempertahankan berat badan ideal sebelum hamil dan memantau peningkatan berat badanmu sesuai target usia kehamilan.
  2. Memantau tekanan darah secara mandiri di rumah. Kamu bisa membeli alatnya di apotek maupun toko alat kesehatan.
  3. Makan dari beragam makanan setiap harinya, agar kebutuhan gizimu terpenuhi. Hal ini karena tidak ada satu bahan pangan pun yang zat gizinya lengkap.
  4. Konsumsi sayur minimal 5 porsi/hari.
  5. Konsumsi ikan minimal 2 porsi/minggu sebagai sumber protein.
  6. Lakukan aktivitas fisik setiap hari, seperti jalan pagi atau berenang.
  7. Batasi konsumsi terlalu banyak gula dan lemak.
  8. Tidak perlu terlalu membatasi konsumsi garam. Pembatasan yang berlebihan dapat membahayakan karena memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
  9. Hindari merokok.
  10. Hindari konsumsi alkohol.

Bagaimana Cara Menangani Hipertensi Gestasional?

Lalu, apa yang bisa kamu lakukan ketika didiagnosa mengalami hipertensi gestasional?

a. Rutin Kontrol ke Fasilitas Kesehatan

Ketika kontrol, dokter atau bidan juga akan memonitor tekanan darah dan mengecek apakah terdapat protein dalam urinmu. 

Jika diperlukan, kamu mungkin diminta menjalankan beberapa tes lainnya.

Dokter juga akan memberikan obat yang aman dengan kondisimu yang sedang hamil. 

b. Monitor Mandiri

Kamu bisa menyediakan alat untuk mengukur tekanan darahmu secara rutin di rumah. 

Jika tekanan darah jauh lebih tinggi dari biasanya atau mengalami gejala mengarah ke pre-eklampsia, kamu bisa konsultasikan ke dokter.

c. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Seperti halnya cara mencegah hipertensi gestasional, penting bagi kamu untuk menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik setiap harinya.

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko umum, sehingga kamu perlu memantau berat badan. Ibu hamil tentu perlu meningkatkan berat badan, namun harus tetap sesuai target usia kehamilan.

Kamu dapat bertemu dengan ahli gizi untuk konsultasi pola makan dan aktivitas sesuai dengan kebutuhanmu.

d. Tetaplah Rutin Kontrol setelah Melahirkan

Sebagian ibu yang telah melahirkan masih harus mengonsumsi obat hipertensi. Dokter akan memantau perbaikan tekanan darahmu dan menentukan kapan pengobatan akan selesai.

Kunci Pencegahan dan Penanganan Hipertensi Gestasional Tetaplah Gaya Hidup Sehat

Setelah membaca, tentu kamu menyadari bahwa gaya hidup sehat adalah suatu yang bisa kita ubah untuk mencegah dan menangani penyakit ini.

Rutin mengecek tekanan darah dan kontrol ke fasilitas kesehatan membantu memantau diagnosa hipertensi gestasional.

Pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik juga sangatlah penting diperhatikan oleh ibu hamil. Perlu diketahui, pedoman gizi bagi ibu hamil dapat diatur secara personal. 

Kamu bisa meminta bantuan ahli gizi untuk membuat perencanaan makan yang telah disesuaikan dengan kondisi kesehatan tiap individunya.

Yuk terapkan gaya hidup sehat untuk cegah dan tangani bersama hipertensi gestasional!

Kalau kamu butuh/ingin tahu petunjuk pola makan dalam kehamilan, yuk cek link ini!

Syifa Husna Wafiya, S.Gz# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago