Aktivitas Fisik

Detak Jantung Normal – Sudah Sehatkah Detak Jantungmu?

Detak Jantung Normal

Detak jantung normal adalah indikator paling mudah yang menentukan hidup manusia. Jika jantung berhenti berdetak maka selesailah peran kita sebagai manusia.

Sering kali kita lupa bahwa denyut jantung begitu dekat dengan kita namun hampir tidak pernah kita dengarkan secara seksama. 

Dengan memastikan detak jantung normal tetap terjaga, berarti kita telah menjaga organ terpenting di tubuh kita untuk bisa bekerja dengan baik.

Definisi Detak Jantung dan Detak Jantung Normal

Detak jantung adalah sebuah indikasi jantung bekerja untuk memompa darah ke seluruh tubuh guna mengalirkan berbagai kebutuhan tubuh seperti zat gizi dan oksigen.

Detak jantung normal adalah detak jantung yang berkisar antara 60-100 detak per menitnya atau beat per minute (BPM)

Jumlah ini dihitung ketika tubuh tidak berada dalam tekanan dan aktivitas yang memungkinkan jantung bekerja lebih keras.

Detak jantung normal ini disebut juga denyut jantung istirahat atau resting heart rate (RHR)

Detak Jantung Normal Berdasarkan Umur

  • Bayi baru lahir (sampai umur 4 minggu): 100 – 205 bpm.
  • Bayi hingga umur 1 tahun: 100 – 180 bpm.
  • Anak di bawah tiga tahun: 98 – 140 bpm.
  • Balita: 80 – 120 bpm.
  • Usia sekolah (5 – 12 tahun): 75 – 118 bpm.
  • Remaja (13-18  tahun): 60 – 100 bpm.
  • Dewasa (18 Tahun keatas): 60 – 100 bpm

Namun di tahun 2010 dalam laporan yang dikeluarkan oleh Women Health Initiative mengindikasikan RHR lebih dari 80 BPM memiliki risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung daripada yang memiliki RHR 60 BPM.

Jika detak jantung mendekati 60 atau kurang dari 60 BPM berarti kinerja jantung sangat efisien karena hanya memerlukan 1 kali denyut jantung untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

Jumlah ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

  1. Temperatur
  2. Berat badan
  3. Emosi
  4. Pengobatan yang sedang dijalani
  5. Aktivitas fisik
  6. Kelainan endokrin dan hormon
  7. Kebiasaan merokok

Denyut Jantung Yang Harus Diketahui

Berikut adalah hal seputar denyut jantung yang harus diketahui.

1. Maximum Heart Rate (MaxHR)

Denyut jantung maksimal adalah seberapa keras jantung bisa dipacu dalam aktivitas fisik harian atau latihan. Cara menghitungnya adalah : 220 – Usia. 

Misalnya masih berusia 60 tahun maka denyut jantung maksimalnya hanya 160 BPM.

Denyut jantung ini sebaiknya tidak dilewati karena menyangkut keselamatan kecuali memang diprogramkan demikian.

Seorang atlet yang latihan dengan intensitas tinggi memiliki kemungkinan untuk mencapai MaxHR  ini terutama latihan yang berhubungan dengan anaerobic threshold (sprint dengan kecepatan maksimum).

Meskipun sangat berat, atlet telah memiliki fondasi fisik yang memadai, sehingga intensitas ini tetap aman untuk dilakukan.

2. Target Heart Rate

Target heart rate ini adalah target denyut jantung yang disarankan untuk dilakukan ketika melakukan latihan. 

Dalam panduan aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia WHO, latihan disarankan mencapai 70% dari MaxHr atau dikategorikan sebagai intensitas sedang. 

Intensitas ini diperlukan untuk mendapatkan hasil maksimum yang disesuaikan dengan bentuk latihannya.

3. Heart Rate Reserve (HRR)

Heart rate reserve ini digunakan untuk mendefinisikan target latihan juga yang sering disebut sebagai karvonen formula. HRR ini biasanya digunakan untuk orang yang memulai latihan tapi memiliki kondisi kesehatan yang menyertai. 

HRR dianggap lebih aman karena di target latihan disesuaikan dengan denyut jantung istirahat yang bisa bervariasi tergantung dari kondisi kesehatan seseorang.

Cara menghitung HRR adalah : MaxHR – Resting Heartrate 

Hasil dari HRR ini biasanya lebih rendah jika dibandingkan target heart rate yang berbasis persentase MaxHr

Kondisi di Luar Detak Jantung Normal

Ada kondisi dimana denyut jantung memiliki irama yang tidak stabil dan seakan hilang atau melompat secara abnormal. Hal ini terjadi karena impuls listrik yang mengatur irama detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Gangguan ini disebut sebagai Gejala aritmia dan terbagi atas 2 jenis:

1. Takikardia (Tachycardia)

Takikardia adalah kondisi dimana jantung berdetak cepat melebihi 100 BPM. 

Perlu diingat bahwa kondisi ini ada di kondisi denyut jantung istirahat. 

Kondisi ini membahayakan karena beban di jantung menjadi sangat berat karena bekerja ekstra keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan menandakan bahwa jantung tidak bekerja dengan efisien.

2. Bradikardia (Bradycardia)

Bradikardia adalah kebalikan dari takikardia dimana denyut jantung istirahat ada di bawah 60 BPM. 

Berbeda dengan kasus dimana seseorang sudah terlatih dan memiliki kemampuan kardiovaskuler yang baik, dimana jantungnya bisa bekerja secara efisien dan dan sering kali di bawah 60 BPM.

Pada orang normal dan tidak terlatih, denyut jantung dibawah 60 BPM berarti ada denyut jantung yang terlongkap dan mengindikasikan kelainan irama jantung.

Listen to Your Heart, It will Never Lie

Sekarang sudah tahu ya apa saja faktor dan hal-hal yang perlu diketahui tentang jantung

Menjaganya tetap sehat adalah kebutuhan yang memastikan kita benar-benar hidup secara utuh.

Lakukan olahraga secara teratur agar kinerja jantung bisa dilatih dan bekerja lebih efisien. Rutin latihan berbasis kardio atau endurance yang memaksimalkan latihan pada jantung, pembuluh darah dan pernafasan

Dengarkan iramanya, bisa dengan latihan meditasi dimana kita berfokus pada nafas dan denyut jantung untuk sadar apakah ada yang salah dengan detak jantung normal kita.

Jika merasa ada gejala aritmia dan merasa ada keanehan pada jantung, segera hubungi pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dini sehingga bisa segera dilakukan perawatan.

Dengarkan jantungmu, karena dialah satu satunya dalam hidupmu.

Rekomendasi Sirka

93,5% pengguna program Sirka berhasil menurunkan berat badan loh! Kalau kamu sedang ingin menurunkan berat badan untuk mencapai body goals atau berat badan ideal, ahli gizi Sirka bisa membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!

Sirka Curriculum Team# and Pratama Dany Prihandoko, S.Pd. M.Sc#

View Comments

Share
Published by
Sirka Curriculum Team# and Pratama Dany Prihandoko, S.Pd. M.Sc#

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago