Apakah kamu pernah mencari tahu cara mengatasi hipoglikemia? Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kondisi seseorang mengalami penurunan pada kadar gula dalam darah di bawah angka normal.
Berdasarkan PERKENI 2021, seseorang dapat dinyatakan hipoglikemia adalah jika saat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu (GDS) didapatkan angka di bawah 70 mg/dL dengan atau tanpa gejala.
Hipoglikemia paling sering terjadi pada pasien diabetes yang menggunakan obat anti hiperglikemia. Akan tetapi, hipoglikemia juga dapat terjadi pada individu normal. Cara mengatasi hipoglikemia akan ditentukan berdasarkan penyebabnya. Penyebab terjadinya hipoglikemia dapat berupa hal berikut ini:
Pasien diabetes yang mendapatkan terapi obat anti diabetes dengan dosis yang tidak tepat akan rentan mengalami hipoglikemia.
Hal ini dikarenakan obat yang bekerja akan mengurangi kadar gula darah melebihi kebutuhan seorang individu.
Penderita diabetes yang menunda atau bahkan tidak makan, tetapi tetap mengonsumsi obat anti diabetes dapat memicu terjadinya hipoglikemia.
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih pada waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan hipoglikemia.
Hal ini karena alkohol menghambat proses terjadinya glukoneogenesis (proses pembentukan glukosa dari zat yang bukan karbohidrat) merupakan salah satu proses kunci dari pengaturan kadar gula dalam darah
Latihan fisik yang terukur disarankan pada penderita diabetes, akan tetapi jika dilakukan berlebihan dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia.
Sebelum mengetahui cara mengatasi hipoglikemia, kamu sebaiknya mengetahui gejala dari hipoglikemia.
Saat tubuh mengalami penurunan gula darah, tubuh akan merespon yang ditandai dengan munculnya gejala klinis. Terdapat perbedaan gejala yang muncul berdasarkan beratnya derajat hipoglikemia, seperti berikut ini.
Hipoglikemia ringan ditandai adanya gejala berupa gemetar, palpitasi (jantung berdenyut kencang), berkeringat, cemas, haus, nausea (mual), dan perasaan tidak nyaman.
Selain itu dapat pula ditemukan kondisi seperti kesulitan konsentrasi, pusing, lemah, mengantuk, gangguan penglihatan, kesulitan bicara, nyeri kepala, rasa seperti mau pingsan dan kelelahan.
Hipoglikemia berat ditandai adanya perubahan fungsi mental yang ditandai dengan penurunan kesadaran, kejang sampai terjadinya koma. Pada kondisi ini pasien membutuhkan pertolongan segera.
Hipoglikemia dinilai berdasarkan gejala klinis dan ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah menggunakan alat yang disebut dengan glukometer.
Diagnosis hipoglikemia ditegakkan jika pada saat pemeriksaan kadar GDS didapat angka di bawah 70 mg/dL.
Hipoglikemia ringan ditandai nilai glukosa plasma antara 56 sampai 70 mg/dl, sedangkan hipoglikemia berat ditandai dengan nilai glukosa plasma di bawah 40 mg/dl.
Diagnosa ini penting untuk diketahui sebelum mengetahui cara mengatasi hipoglikemia agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Saat ada kecurigaan terjadi hipoglikemia, hal yang perlu dilakukan sebagai langkah pertama sebagai cara mengatasi hipoglikemia adalah penilaian kesadaran pasien.
Jika pasien masih sadar, maka dapat ditangani gejalanya terlebih dahulu, kemudian tetap dikonsultasikan ke dokter setelah gejala tertangani.
Akan tetapi pada pasien yang tidak sadar, umur lansia dan memiliki riwayat diabetes atau pengguna obat anti diabetes, yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan ke tenaga kesehatan atau membawa penderita ke unit gawat darurat terdekat.
Cara mengatasi hipoglikemia ringan berbeda dengan hipoglikemia berat.
Lalu, bagaimana cara mengatasi hipoglikemia ringan? Pada hipoglikemia ringan, kita dapat melakukan langkah berikut sebagai cara mengatasi hipoglikemia ringan.
Salah satu pilihan cara mengatasi hipoglikemia ringan adalah pemberian glukosa murni yang efektif untuk menaikkan glukosa darah secara cepat.
Glukosa sebanyak 15-20 gram (sekitar 2-3 sendok makan) gula pasir dilarutkan dalam air merupakan cara mengatasi hipoglikemia ringan yang dianjurkan.
Setelah 15 menit pasca dilakukan pemberian larutan gula, harus dilakukan pemeriksaan kadar gula darah.
Jika kadar gula masih dibawah 70 mg/dL, pemberian glukosa ulang dengan cara yang sama dapat diberikan kembali sebagai cara mengatasi hipoglikemia.
Jika kondisi hipoglikemia menetap selama 45 menit, maka diperlukan intervensi lanjutan berupa infus dextrose 10% pada jalur intravena.
Sementara itu, cara mengatasi hipoglikemia berat dapat dilakukan dengan pengawasan ketat oleh dokter. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dokter sebagai cara mengatasi hipoglikemia berat:
Pada beberapa pasien yang menggunakan obat anti diabetes, dokter akan melakukan penilaian apakah perlu dilakukan penghentian obat untuk sementara.
Penghentian untuk sementara ini dilakukan untuk mencegah penurunan kadar glukosa darah akibat mekanisme kerja obat anti diabetes.
Sebagai cara mengatasi hipoglikemia berat, pasien akan di berikan infus dextrose 20% sebanyak 75-100 ml dalam waktu 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mencapai kadar gula darah normal secara cepat.
Untuk menjaga kadar glukosa darah dilakukan monitoring ketat dengan pemeriksaan kadar glukosa darah tiap 15 menit sekali jika gula darah belum mencapai target lebih dari 70 mg/dl.
Langkah penting lain dalam cara mengatasi hipoglikemia berat adalah mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya hipoglikemia pada pasien.
Pasien diabetes tetaplah membutuhkan obat anti diabetes untuk membuat glukosa darah masuk kedalam sel, sehingga obat anti diabetes akan diberikan namun dengan dosis yang disesuaikan.
Setelah mengetahui cara mengatasi hipoglikemia, bahaya yang timbul akibat hipoglikemia juga penting untuk diketahui. Berikut adalah bahaya yang dapat timbul akibat hipoglikemia:
Hipoglikemia terbukti dapat menyebabkan kegagalan fungsi otak. Penelitian pada tahun 2019 menunjukkan terdapat hubungan antara hipoglikemia berat yang berulang dengan disfungsi kognitif jangka panjang.
Otak yang tidak mendapat suplai glukosa yang adekuat terus menerus dapat meningkatkan resiko terjadinya demensia, gangguan memori dan kondisi yang disebut dengan ataksia cerebral.
Keadaan dimana sel tidak mendapat glukosa yang cukup dapat berdampak pada kerusakan endotel pembuluh darah yang bisa memicu kondisi iskemia (kurang aliran darah jaringan).
Selain itu kondisi hipoglikemia pada jantung dapat berpotensi meningkatkan kematian mendadak melalui induksi baik iskemia miokard (sel jantung) atau lainnya yang dapat diketahui dari adanya aritmia ventrikel (gangguan irama jantung).
Selain cara mengatasi hipoglikemia, kamu juga perlu mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya hipoglikemia.
Kamu dapat melakukannya dengan hal berikut ini:
Dengan mengetahui penyebab dan cara mengatasi hipoglikemia, tentunya kamu dapat lebih berhati-hati agar tidak sampai terjadi hipoglikemia.
Segera periksakan kadar gula darah secara berkala, lakukan gaya hidup sehat dan konsultasikan ke praktisi kesehatan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.
Kamu bisa konsultasi di Sirka untuk mendapatkan pendampingan ahli gizi agar lebih mengetahui diet yang dianjurkan untuk menghindari terjadinya kondisi hipoglikemia. Selengkapnya di tautan ini!
Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…
Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…
Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…
Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…
Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…
Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…
View Comments
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you. https://www.binance.com/it/register?ref=53551167
Thank you very much for sharing, I learned a lot from your article. Very cool. Thanks. nimabi