Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus
Seperti yang sudah diketahui bahwa wabah infeksi covid-19 sudah masuk ke Indonesia di awal tahun 2020 hingga sekarang ini sudah ada beberapa variannya seperti Alpha, Beta, Delta, Gamma, Lamda, Kappa dan Omicron. Subvarian omicron BA.2.7.5 Centaurus menjadi varian terbaru dari covid-19.
Varian Omicron lebih cepat penularannya dibandingkan varian virus penyebab COVID-19 sebelumnya, termasuk varian Delta. Varian Omicron sendiri pertama kali dilaporkan dari Botswana dan Afrika Selatan pada bulan November 2021.
Diketahui bahwa varian Omicron memiliki beberapa subvarian yang ditemukan terakhir adalah jenis subvarian BA.2.75 Centaurus yang ditemukan pertama kali di India pada bulan juli 2022 dan sudah menyebar hampir di 15 negara.
Apa Gejalanya jika Seseorang Terinfeksi COVID-19 varian Omicron BA.2.75 Centaurus ?
Seseorang yang terinfeksi varian Omicron akan muncul gejala klinis yang mirip dengan varian sebelumnya. Berat ringannya gejala dipengaruhi oleh status vaksinasi COVID-19, riwayat penyakit sebelumnya, usia dan riwayat infeksi covid-19 sebelumnya.
Adapun gejala yang dapat timbul jika kamu terinfeksi covid-19 sebagai berikut:
- Demam
- Batuk
- Sesak nafas
- Mudah lelah
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Gangguan penciuman
- Nyeri saat menelan
- Flu
- Mual dan muntah
- Diare
Namun kamu tidak perlu khawatir karena gejala dari subvarian omicron BA.2.75 Centaurus tidak lebih berat jika dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Komplikasi dari Infeksi COVID-19 varian Omicron BA.2.75 Centaurus dan Tingkat Keparahannya.
Gejala klinis yang muncul dapat bervariasi dari gejala ringan hingga berat. Adapun komplikasi yang dapat muncul jika kamu terinfeksi COVID-19 sebagai berikut:
a. Gagal Nafas
Sindrom Distres Pernafasan Akut merupakan komplikasi mayor pada seseorang yang terinfeksi COVID-19 dan menyebabkan sesak nafas berat.
b. Komplikasi Jantung dan Pembuluh Darah
Komplikasi lain yang dapat muncul seperti gangguan irama jantung, gagal jantung, syok dan trauma otot jantung.
c. Tromboemboli
Komplikasi ini sering terjadi pada pasien yang terinfeksi COVID-19 yang sedang dirawat di ruang perawatan intensif.
d. Komplikasi Saraf
Ensefalopati merupakan komplikasi yang sering terjadi terutama pada seseorang yang bergejala berat.
e. Komplikasi Inflamasi
Hasil pemeriksaan darah pasien yang terinfeksi COVID-19 menunjukan bahwa ada peningkatan tanda infeksi seperti (D-dimer, ferritin) dan sitokin.
f. Infeksi Sekunder
Dari 22 hasil penelitian meta analisis menjelaskan bahwa telah ditemukan infeksi bakteri, virus dan jamur pada penderita COVID-19. Virus Epstein – Barr adalah virus yang sering ditemukan, diikuti dengan Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Acinetobacter baumannii, Haemophilus influenzae, dan Aspergillosis.
Pada umumnya infeksi COVID-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus menyebabkan gejala tidak lebih berat dari varian sebelumnya.
Data awal menunjukkan bahwa Omicron dapat menyebabkan gejala ringan walaupun beberapa orang masih bergejala berat , yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan dapat menimbulkan kematian akibat infeksi varian ini.
Risiko Penularan
Penularan infeksi COVID-19 dapat melalui droplet (percikan partikel kecil yang mengandung virus).
Penyebaran virus COVID-19 dapat melalui 3 cara:
- Melalui pernafasan jika berada dekat dengan orang yang terinfeksi sedang membuang nafas yang berisi partikel virus.
- Melalui droplet dan partikel mengandung virus yang masuk ke mata, hidung dan mulut.
- Menyentuh area mata , hidung dan mulut yang terkontaminasi oleh virus COVID dengan tangan.
Bagaimana Cara Penanganan dan Pencegahan Infeksi Covid-19 Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus?
Jika kamu terinfeksi COVID-19 dengan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan antigen atau PCR apalagi diperkuat dengan riwayat kontak sebelumnya dan atau muncul gejala, sudah dipastikan kamu terinfeksi.
Untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi komplikasi dari COVID-19 diperlukan beberapa pengobatan.
Penanganan infeksi COVID-19 dibagi menjadi:
a. Tanpa Gejala
– Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak terkonfirmasi positif hasil tes antigen/PCR.
– Selalu menggunakan masker jika keluar rumah.
– Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer .
– Berjemur matahari minimal 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore).
– Konsumsi vitamin C 500 mg / 6-8 jam ( 14 hari )
– Konsumsi vitamin D 1000-5000 IU/hari
– Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.
b. Derajat Ringan
Pengobatan derajat ringan dapat dilakukan dengan semua yang sudah dilakukan penderita tanpa gejala ditambah dengan beberapa pengobatan seperti:
– Antivirus, Favipiravir 200 mg dikonsumsi sebanyak 2 x 8 tablet di hari pertama kemudian dilanjutkan dengan dosis 2 x 3 tablet di hari ke dua hingga hari ke lima.
– Pengobatan simptomatik seperti paracetamol bila demam, dapat diberikan obat batuk pilek jika muncul gejala tersebut.
c. Derajat Sedang
Seseorang yang terinfeksi COVID-19 derajat sedang harus dilakukan pemantauan di rumah sakit.
Pengobatan yang umumnya diberikan melalui pembuluh darah seperti antivirus Remdesivir 200 mg Intravena drip di hari pertama kemudian dilanjutkan 1×100 mg di hari ke 2 sampai hari ke 5 atau hari ke 10 dan antikoagulan.
d. Derajat Berat
Pengobatan seseorang terinfeksi COVID-19 derajat berat membutuhkan pengawasan yang ketat di ruang perawatan intensif.
Pemantauan terhadap komplikasi yang dapat muncul seperti gagal nafas sehingga diperlukan terapi oksigen dengan bantuan alat ventilator, terapi cairan di samping terapi lain seperti antivirus, dan obat pendukung lain sesuai dengan gejala yang timbul.
Mari Putuskan Rantai Penularan COVID-19 (Termasuk Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus)
Peran kita masing-masing sangat penting dalam memutus rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru. Prinsip pencegahan dan pengendalian COVID-19 dapat dilakukan dengan cara:
– Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol minimal 20-30 detik.
– Menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya.
– Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang sedang batuk atau bersin.
– Membatasi diri dengan interaksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya.
– Segera mandi dan berganti pakaian saat tiba di rumah setelah bepergian.
– Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti asupan gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup.
Yuk kita putuskan rantai penularan COVID-19 (Termasuk subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus) bersama-sama!