Manajemen Berat Badan

VLCD – Definisi, Manfaat, Kriteria, Risiko, dan Pengaturannya

VLCD (Very Low Calorie Diet)

Pernahkah kamu mendengar VLCD (very low calorie diet) atau diet sangat rendah kalori/crash diet? Diet tersebut adalah salah satu pola makan yang diterapkan dengan tujuan untuk penurunan berat badan atau weightloss.

Dari konsepnya, seseorang memang harus menurunkan asupan kalori harian agar bisa weightloss. Meski demikian, diet sangat rendah kalori adalah salah satu metode yang harus diawasi oleh ahli gizi atau dokter agar tetap memberikan manfaat yang maksimal dan meminimalkan risiko serta bahaya dari VLCD yang bisa terjadi.

Apa Itu VLCD?

VLCD adalah metode diet yang diawasi dengan ketat karena dalam pengaturan makannya, seseorang hanya mendapatkan asupan 800 kalori saja, atau bahkan kurang dari itu. Angka ini bahkan berada di bawah kebutuhan BMR (Basal metabolic rate), yaitu kalori yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar tubuhmu.

Diet sangat rendah kalori (VLCD) ini hanya boleh dilakukan jika diawasi oleh ahli gizi atau dokter dan durasi maksimal implementasi dietnya hanya sekitar 12 minggu.

Siapa saja yang Boleh Menerapkan VLCD?

Faktanya, tidak semua orang boleh melakukan diet dengan kalori yang sangat karena alasan kesehatan. Berikut beberapa kriteria yang dibolehkan untuk menerapkan diet sangat rendah kalori menurut NHS (National Health Service).

  1. IMT > 30 kg/m^2 (obesitas)
  2. Akan menjalani prosedur operasi dalam waktu dekat
  3. Bersiap untuk perawatan kesuburan

Perlu diingat, meskipun kamu masuk ke dalam kriterianya, kamu tetap harus berkonsultasi dan diawasi oleh ahli gizi/dokter saat menerapkan diet sangat rendah kalori ini.

Siapa saja yang Tidak Boleh Menerapkan VLCD?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hanya sedikit saja kriteria yang dibolehkan untuk menerapkan diet sangat rendah kalori. 

Berikut kriteria yang tidak diperbolehkan untuk menerapkan VLCD menurut NHS (National Health Service).

  1. Berusia di bawah 18 tahun (kecuali sudah direkomendasikan dokter)
  2. Sedang hamil atau menyusui
  3. Memiliki eating disorder atau gangguan makan

Manfaat VLCD

Meski terdengar menakutkan, diet sangat rendah kalori itu bermanfaat jika diterapkan pada kondisi yang tepat seperti obesitas tingkat berat. 

Berikut manfaat dari diet sangat rendah kalori:

a. Membentuk Komposisi Tubuh yang Lebih Baik

Weightloss yang terjadi dalam waktu singkat karena VLCD bisa menghasilkan perbaikan fisik seperti fat loss, lingkar pinggang, jumlah relatif massa tanpa lemak dengan lemak tubuh, dan status gizi.

b. Mengurangi Efek Samping yang Terjadi pada Beberapa Kondisi

VLCD bisa meredakan beberapa gejala pada penyakit diabetes, psoriasis (radang pada kulit), osteoarthritis (radang kronis di sendi), dan obstructive sleep apnea (gangguan pernapasan saat tidur).

Obesitas mungkin bisa menjadi penyebab gejala dan efek samping yang terjadi, sehingga weightloss bisa meredakan gejala/efek sampingnya.

c. Persiapan Operasi Bariatrik

Pada beberapa kasus, operasi bariatrik bisa jadi pilihan bagi orang yang ingin weightloss dengan catatan status gizinya adalah obesitas tingkat berat

Penurunan berat badan awal penting sebelum dilakukan prosedur operasi bariatrik, sehingga VLCD bisa membantu orang dengan obesitas dalam persiapan untuk menghadapi operasi.

Risiko dari VLCD

Tentunya bukan urusan mudah dalam menjalani diet sangat rendah kalori karena berisiko. Simak beberapa risiko dari VLCD.

a. Efek Samping VLCD

Orang yang menerapkan diet sangat rendah kalori selama 4 sampai 16 minggu mengalami efek samping seperti pusing, lemas, mual, muntah, pusing, dan konstipasi. 

Biasanya, efek samping ini akan mereda dalam beberapa minggu. Efek samping jangka panjang yang mungkin terjadi adalah rambut rontok.

b. Kekurangan Asupan Zat Gizi

Karena VLCD sangat rendah asupan kalorinya, seseorang akan kesulitan untuk mendapatkan zat gizi yang cukup. Salah satu efek negatif dari VLCD adalah berkurangnya kepadatan tulang.

c. Batu Empedu

Batu empedu biasanya terjadi pada orang yang obesitas. Bahkan, kondisi ini biasanya terjadi pada weightloss yang cepat.

Hal ini terjadi karena saat tubuh memecah lemak yang berperan sebagai cadangan energi, hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol. Jika kolesterol tersebut dikombinasikan dengan empedu, maka akan terbentuk batu empedu.

Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mencegah batu empedu saat kamu menjalani VLCD.

d. Keberlanjutan (Sustainability)

VLCD adalah solusi jangka pendek untuk weightloss, sehingga waktu yang dipakai juga sangat sedikit. 

Keberlanjutan dari masa setelah menjalani VLCD atau masa transisi akan menjadi tantangan karena pasti akan terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan.

Solusi VLCD

Dari sekian banyak risiko, pengaturan makan defisit kalori dengan prinsip seimbang bisa menjadi solusinya.

Defisit kalori yang benar adalah dengan mengonsumsi aneka ragam makanan sebagai prinsip gizi seimbang, yaitu:

  1. Makanan sumber karbohidrat kompleks
  2. Memilih sumber protein rendah lemak
  3. Konsumsi buah-buahan dan sayuran
  4. Membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak
  5. Minum air putih yang cukup

Dokter atau ahli gizi akan menerapkan VLCD jika memang diperlukan dengan beberapa catatan, yaitu:

  1. Dietnya mengandung zat gizi yang lengkap
  2. Diikuti selama maksimal 12 minggu (secara terus-menerus atau intermittent)
  3. Diberikan support berupa preskripsi lanjutan setelah VLCD yang dilakukan telah berakhir

Prinsip Suatu Metode akan Bermanfaat atau Berbahaya Tergantung pada Penggunanya Berlaku pada VLCD

Layaknya sebuah pisau, jika digunakan oleh koki, maka akan tercipta masakan yang enak. Sementara, jika dipakai oleh penjahat, akan terjadi hal yang buruk.

VLCD memiliki banyak risiko dibalik manfaatnya. Meski demikian, VLCD pantas dilakukan untuk orang yang tepat. 

Karena VLCD sangat berisiko, jangan pernah melakukannya tanpa pengawasan ahli gizi dan dokter ya. 

Kalau kamu ingin diet yang pas untuk menurunkan berat badanmu, ketahui selengkapnya di sini!

Faris Yudza Ghifari, S.Si# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Sirka Raih Penghargaan di Kategori Digital Health pada Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) 2024

Sirka, platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia, berhasil meraih penghargaan prestisius dari Asia-Pacific Action Alliance…

2 weeks ago

Norepinephrine – Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Norepinephrine - Obat yang bisa Menurunkan Berat Badan? Norepinephrine merupakan hormon dalam tubuh yang fungsinya…

2 months ago

Dapoxetine – Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dapoxetine - Obat Ejakulasi Dini yang bisa Menurunkan Berat Badan? Dapoxetine merupakan obat yang digunakan…

2 months ago

Benzodiazepine – Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Benzodiazepine - Obat Kejiwaan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Benzodiazepine merupakan golongan obat yang tidak…

2 months ago

Klonazepam – Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Klonazepam - Obat Kejang yang bisa Menurunkan Berat Badan? Klonazepam merupakan obat yang digunakan untuk…

2 months ago

Zonisamide – Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Zonisamide - Obat Antiepilepsi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang beredar dan menawarkan…

2 months ago